17. Tuhan Lebih Sayang

139 19 4
                                    

Happy Reading.

KIAN hari keadaan sedikit berwarna dan kelabu dalam waktu bersamaan.

Aksa sudah tidak masuk sekolah selama empat hari lamanya. Rasa girang yang selalu Retta rasakan saat bangun pagi untuk pergi sekolah, bertemu dengan lelaki penyimpan hatinya, saling bertukar cerita di sunyinya sekolah pada pagi hari.

Entahlah, bagi Retta, empat hari tanpa kehadiran Akasa Nadeen Javier hampa rasanya.

Sebenarnya, gadis itu telah mengirimkan pesan berkali-kali. Namun hanya centang satu yang terpampang di layar ponselnya.

Retta, pun, juga sudah bertanya kepada Jivan. Tapi adik kelasnya itu selalu menghindar, bahkan tidak menjawab pertanyaan Retta.

Ia frustasi. Merasa di ghosting setelah ia mengutarakan cintanya. Konyol, sih, pikiran itu. Karna Retta tau, Aksa bukan jenis laki-laki yang akan meninggalkan perempuan dengan miris.

Dan kini dirumahnya, Retta sedang membuka kembali surat-surat yang tertampung di kamarnya.

Rambutnya yang basah sehabis mandi, ia lilit dengan handuk ungu polos agar fokusnya dalam meneliti surat tidak terganggu. Rambut Retta itu bisa terbilang panjang. Menganggu rasanya rambut yang masih basah itu menetes ke surat-surat yang akan ia baca.

Retta membuka kembali satu persatu surat itu, mengamati setiap katanya, mencari sebuah kemiripan ataupun kejanggalan.

Sungguh, Retta masih dibuat penasaran dengan surat-surat ini. Datang begitu saja, tanpa ada nama pengirim, dan berlagak sangat mengenal dirinya. Kalau dipikir-pikir, ini semua cukup mengerikan.

"Mungkin nggak, sih, kalo ini Aksa?" Retta berpikir keras, "Kedua oknum ini sama-sama nggak suka stroberi. Ah, tapi banyak yang nggak suka stroberi." Retta menepis habis kemiripan itu.

Ia mengoceh sendiri. Memikirkan segala perspektif di pikirannya, lalu diulang kembali oleh bibir.

Ia rindu sang pengirim surat, ia rindu Aksa, ia rindu semua hal yang berkaitan dengan penyebab bangkit dirinya.

Semenjak bertemu Aksa, aksi melukai diri sendiri ia hentikan. Lelaki itu mengajarkan banyak hal.

Dan Retta harap, ini semua akan bertahan sampai mereka menjadi debu.

Dan Retta harap, ini semua akan bertahan sampai mereka menjadi debu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul tiga dini hari. Aksa kembali terbangun dari tidurnya. Selama ia berada di tempat ini, tak ada sehari tanpa tidur pulas. Tempat ini nampak asing di netranya. Ia sangat amat jarang pergi ketempat ini.

Warkat Akasa 'Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang