Selalu seperti ini.
Di setiap denting jam yang bernadi.
Di setiap menit yang terlewati.
Di setiap jamnya yang seakan tak berarti.
Pun di setiap hari bahkan tahun demi tahunnya yang telah terlampaui.
Selalu begitu, kami.
Tak pernah sedikit pun menjadi lebih dingin.
Dan tak pernah sedikit pun memanas dari yang biasanya.Disini, di rumah yang berdiri
begitu kokoh bak penjara keabadian,
aku hidup bersamanya.
Bersama pria tak berperasaan yang tak pernah menganggapku ada.
Menjalani kehidupan bersama
walau apa yang kami rasakan
sangat jauh dari kata 'hidup'.Aku ingin bebas.
Dari kungkungan penuh sesak
dan siksaan tak terbatas.
Aku ingin lepas.
Dari sandiwara sarat akan
drama yang tak kunjung tuntas.***
Sooyoung berdiri menghadap sebuah bingkai besar yang menempel di salah satu sisi dinding rumahnya. Dengan minimnya pencahayaan, wanita itu menatap kosong pada sebuah figura. Figura yang menampilkan foto sepasang pria dan wanita dengan jas formal dan gaun putih yang mereka kenakan.
Dalam foto yang bisa dikatakan sebagai foto pernikahan itu dapat tergambar jelas bagaimana raut datar dari kedua mempelai. Seakan itu bukan hari paling membahagiakan bagi keduanya. Seakan mereka di paksa untuk menjadi seperti itu. Dan memang begitu adanya.
"Kau bebas melakukan apapun di rumah ini. Itu bukan urusanku. Dan aku harap kau pun akan melakukan hal yang sama dengan tak mencampuri urusanku."
"Mengapa begitu?"
"Karena kita bukan siapa-siapa dan selamanya akan begitu."
"Kau ingin seperti itu?"
"Tujuan pernikahan kita bukan seperti pernikahan pada umumnya. Kedua keluarga sepakat untuk menjalin kerja sama melalui pernikahan kita. Singkatnya, pernikahan hanya formalitas. Tak berarti apa-apa."
Seulas senyum kecut terlukis samar di bibir wanita itu begitu kenangan tujuh tahun lalu melintas begitu saja dalam benaknya. Ya. Ini sudah memasuki tahun ketujuh mereka dan apa yang ia ingat seakan baru terjadi beberapa saat lalu. Sangat amat membekas dalam ingatannya. Sejak saat itu hingga kini, pria itu tak pernah sedikit pun melanggar ucapannya. Ia selalu sama. Begitu datar dan tak berekspresi.
"Apa yang kau lakukan?"
Suara ini. Suara yang amat jarang terdengar. Perlahan Sooyoung berbalik dan mendapati Sehun yang berdiri tak jauh darinya. Ketika ia hendak buka suara, pria itu telah melangkahkan kaki melewatinya. Begitu saja. Dan selalu seperti itu. Hidup bersama untuk waktu yang lama nyatanya tak membuat mereka hidup bak keluarga. Sebaliknya bahkan hingga saat ini mereka bagaikan orang asing yang hanya tinggal di bawah atap yang sama tanpa berniat untuk saling mengenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joy FF Oneshoot Project
FanficSekumpulan ff oneshoot - twoshoot Joy Red Velvet dengan random male cast dan beragam genre.