Anak Bontot

423 30 6
                                    

Please vote before or after reading and thankyou for support this story💚
.
Enjoy 🦦

"MAMAH! SEPATU MAHEN KOK ILANG?" Teriak Mahen pagi pagi.

Yang teriak satu orang, yang kebangun satu rumah. Mas Abi, Masthar, Mas Anan, Papah sama Nalen keluar dari kamarnya.

"MAHEN! Gue sumpel ye mulutnya" Ucap Masthar keluar dari kamarnya dan naik ke kamar Mahen.

Mamah yang ada ditaman juga langsung ke kamar Mahen, menghampiri anak bontotnya itu.

"Sepatu yang mana si?" Tanya Mamah menatap Mahen yang duduk dilantai.

"Yang item..." Rengek Mahen.

Tuk!

Sepatu hitam yang dicari Mahen tiba tiba ada di depan matanya setelah rasa sakit dikepalanya."Tuh! Besok kalo teriak lagi gue timpuk pake gitar" Ucap Nalen diambang pintu kamar kembarannya.

"Mamah!" Rengek Mahen lagi

"Ngerengek mulu lo, beresin tuh kamar" Timpal Masthar disebalah Nalen.

"Salah ape si gue sampe dikroyok lo berdua?" Tanya Mahen tanpa dosa.

Masthar sudah menggulung bajunya,"Tahan Mas..." Ucap Nalen.

"Lo bangunin satu keluarga, SUTARDI!" Tambah Nalen dengan mengangkat kedua tangannya ke pinggang.

"Keluarga Sutardi siape si? Dah ah yu makan makan" Balas Mahen merangkul Masthar dan Nalen tanpa dosa.

"Gue baru tidur anjir..."Keluh Masthar dibalas kekehan oleh Mahen.

Papah tertawa melihat ekspresi kedua anaknya yang dirangkul oleh Mahen, sang bontot."Mukanya adem banget Mas,Len" Ledek Papah dengan suara ketawa yang puas.

"Kita kan pagi pagi harus ceria ya Pah?" Tambah Mahen dengan kekehan.

"Dasar bontot..."Gumam Mas Anan dengan gelengan.

Mamah meletakan masakannya dimeja makan, sambil memperhatikan anak anaknya serta suaminya.

"Kesian banget anak Mamah pada bangun gara gara suara toa" Ucap Mamah mengelus Masthar.

"Mamah ih...emang Mahen toa apa" Ucap Mahen memopotkan bibirnya.

"Emang Mamah nyebut Mahen toa?" Tanya Mamah berjalan kedapur.

Masthar, Mas Abi, dan Nalen ketawa puas akan ledekan Mamah untuk Mahen.

"Mamam tuh toa" Ledek Nalen yang masih ketawa.

"Lo juga sama, inget kita kembar" Balas Mahen menatap Nalen malas.

"Gapapa Len, nggak mirip kok" Timpal Mas Abi membuat mata Mahen membulat.

"Kok Mamas belain Nalen?!" Tanya Mahen tidak terima.

"Orang bener" Tambah Mas Anan.

"Mas Anan juga ikut ikutan, nggak ada yang ngajak" Celetuk Mahen.

Papah terkekeh,"Nahkan, siapa coba yang nyari musuh?" Tanya Papah dibalas suara tawa puas dari anak anaknya, terkecuali Mahen.

"MAMAAH!" Rengek Mahen yang berharap Mamah membelanya.

"Toa masjid bunyi lagi ya?" Ledek Mamah membuat anak anaknya tambah puas.

Mahen memopotkan bibirnya,"ASSALAMUALAIKUM!" Teriak Mahen membuat semuanya tertawa.

"Waalaikumsalam..." Balas Masthar membuat Mahen melotot.

"AAAAAAH! Dahlah Mahen diem aje" Ucap Mahen menyerah setelah diledeki satu rumah.

"Punya kembaran mulutnya macam toa ya begitu"

"Punya kembaran mulutnya macam toa ya begitu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
tbc

Rumah Jakarta 20 | Lee In NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang