Bagian 3

74 5 0
                                    

Saatnya membacakan pengumuman penting yang sudah kususun sedemikian rupa. Kana menunggu dengan antusias, melipat tangannya di atas meja tamu sambil kami duduk meleseh.

"Satu, semua syarat harus dijalankan, jika dilanggar maka akan dilaksanakan syarat kedua, dan urusannya kembali ke aturan Tuhan, istri durhaka masuk neraka."

"Syarat kedua apa emang?" tanya Kana penasaran. Aku tersenyum licik.

"Kedua, kembali ke syarat satu."

"Jahat!" pekiknya. Dia melipat tangan depan dada.

"Oke, disetop aja kalau gitu."

"Nggak, lanjutkan!"

"Makanya dengarkan sampai habis!"

"Iya."

"Ketiga, tidur sekamar!"

Matanya melotot, mirip monster gozila yang perang melawan ultaman terus kalah, gozilanya ngamuk. Mirip.

"Nggak bisa!"

"Oke, jualan baju batal."

"Ya udah iya, tidur sekamar tapi beda selimut. Pakai selimut masing-masing."

Sembarang, yang penting bisa niduri kamu, eh, tidur bareng kamu maksudnya.

"Keempat, masak setiap hari, apa pun lauknya pokoknya masak."

"Ya!"

"Kelima, mandi bareng!"

"Heh! Apa kamu bilang? Enak aja mau mandi sama Mbak!"

Yah kan ... males kalau sudah pakai bahasa mbak-mbak kek gitu.

"Bercanda. Makanya jangan terlalu tegang. Kelima, di rumah ini nggak ada mbak dan adik, yang ada Cuma suami dan istri."

"Ya!"

"Ke enam—"

"Heh, tunggu! Kok banyak amat syaratnya?"

"Ya udah batal—"

"Lanjoot ... daripada aku harus diam aja di rumah."

"Ke enam, jalankan syarat ke tujuh dan seterusnya. Syarat ke tujuh dan seterusnya akan diumumkan dalam tempo sesingkatnya. Udah itu aja, gimana? Deal?"

"Kayaknya nggak adil." Kana mengetuk jari telunjuk di bibirnya, tapi kemudian.... "Okelah, deal!"

"Oke. Kamu masak apa malam ini?"

"Tuh, tahu goreng sama sambal."

"Yok, makan. Suapi aku ya?" rengekku.

"Nggak ada di syarat!"

"Syarat ke lima, suami istri. Sudah layaknya suami minta perhatian istri."

"Hiihh ... kamu ini! Udah nih, aakkk ...."

Aku membuka mulut. Kana menyuapi dengan kasar, tapi nggak apa-apa. Kasar sekarang, perlahan melembut. Cinta butuh proses. Sungguh, sejak awal aku memang sudah mencintai Kana. Sampai kapan pun ....

**

Jadi Sayang, Nggak?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang