Bagian 1

74 16 15
                                    

    Venus Dineschara—nama yang indah untuk seukuran gadis dari pedalaman. Ia cantik alami, rambutnya kontras lurus berwarna biru tua sepanjang bahu. Matanya pun selaras dan memiliki kulit kuning langsat. Sangat cocok dengan nama Venus yang berarti 'kecantikan'. Sejak kecil ia sangat berbeda dengan anak lain, tidak suka diatur dan selalu ingin bebas. Kadang kala ia pemalu jika bertemu dengan lawan jenis, tapi itu ketika kecil. Sekarang ia tumbuh menjadi pemberani, suka tantangan. Kadang kala juga keras kepala, jika sudah A akan tetap A. Tidak banyak yang berubah darinya, karena itu ciri dari seorang pemimpin—seperti arti dari nama kepanjangan, Dineschara.

    Di antara tetangga lain, hanya ia yang bisa mengeluarkan elemen api. Orang-orang berkemampuan mengeluarkan elemen air, termasuk Ibu Venus. Sebenarnya penduduk distrik ini memang klan air. Tidak banyak jumlah penduduknya, terbilang tidak sampai seratus jiwa. Mungkin karena distriknya jauh dari kota, pantai dan kerajaan. Sepanjang wilayah, terbentang hamparan rumput hijau. Tepat di pusat distrik pemukiman penduduk berada. Hanya di arah barat daya, hamparan permadani rumput ilalang yang sangat langka berwarna merah muda. Itu tempat langganan Venus berlatih setiap hari.

    Api di antara air, perbedaan ini mencolok. Penduduk tidak banyak berkomentar apalagi berani mengusir, karena Ibu Venus berasal dari klan air juga. Para tetua distrik padang ini juga tidak keberatan. Walau memang air dan api selalu menjadi musuh, tapi ada kalanya kemampuan Venus berguna. Ia suka menolong, hal ini juga menolong Venus untuk disukai banyak orang. Termasuk salah satu teman sebayanya, Amreta. Sejak kecil Amreta menganggap Venus musuh. Sampai kejadian lima tahun lalu, di arah timur jauh dari pemukiman. Seekor beruang berbulu hitam menyerang Amreta. Nyaris saja gadis ini kehilangan nyawa jika Venus tidak segera menolongnya. Sampai detik ini di padang rumput ilalang, dua sahabat karib tengah berlatih bersama.

    "Venus!" Gadis berlesung pipi itu berteriak panik, "Keluarkan apimu!"

    Naas, ini tidak bisa disebut latihan jika lawan mereka seekor ular raksasa. Matanya merah padam, selaras juga dengan seluruh sisiknya. Ular ini tidak terluka sedikit pun setelah terkena puluhan serangan elemen air Amreta yang dimanipulasi menjadi senjata panjang dengan runcing di ujungnya. Tentu saja, makhluk bersisik ini juga bisa mengeluarkan api besar dari mulutnya. Dengan mudah serangan Amreta bisa digagalkan.

    Venus manut mengangguk, ia tahu apa yang harus dilakukan. Lawannya bukan lagi sembarang makhluk yang notabenenya selalu bersembunyi di gua. Bahkan air yang bisa memadamkan api pun tidak mempan. Itu berarti, api harus dilawan dengan api yang lebih besar lagi. Ia memasang kuda-kuda kuat, dimulai dari kakinya mengeluarkan api—membuat tanah yang dipijak terbentuk, dangkal. Kemudian api merambat ke atas, menyelimuti seluruh bagian tubuh.

    Amreta yang menyimak termangu. "Benar-benar manipulasi api yang keren, Venus!" Wajah paniknya hilang dalam sekejap. "Ayo, kalahkan makhluk pengganggu itu!"

    Kalau saja Venus tidak sedang berkonsentrasi, ia akan tertawa dengan perkataan sahabatnya. Bagaimana tidak, ular itu tadinya tidak menganggu—justru sebaliknya mereka berdua telah membangunkan penjaga gua yang tengah lelap tertidur. Guncangan dari latihan Venus dan Amreta telah membuatnya marah.

    "Ayolah, aku sudah melatih teknik ini berbulan-bulan," Venus berujar sambil berkonsentrasi, suaranya tertahan, menyemangati diri sendiri.

    Teknik yang sama dengan Raja Orion ketika melawan Nue. Sayangnya elemen yang dimiliki Venus api biasa. Ini tidak sama kuatnya dengan api biru apalagi hitam. Namun tidak ada salahnya melatih teknik yang sama.
Ular itu mendesis keras, satu-dua bisanya terciprat mengenai tumbuhan. Beberapa detik saja seluruh bagian tumbuhan layu, bisanya sangat beracun.

    Jarak Amreta dengan Venus lima meter, ia hanya menonton pertunjukan yang segera dimulai. Mengernyitkan dahi, termangu melihat tumbuhan yang sudah mati. Kemudian sesekali menatap Venus, fokus kembali.

Aries [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang