Innc [4]

1.2K 209 185
                                    

Sia-sia, ketika semua sudah dipikirkan matang-matang, eh malah gosong.

🍂
_____________________________________

...

Di lobby apartemen, Gito melihat kekasihnya yang berjalan ke arah lift. "Chika!" panggil Gito dengan menunjukkan wajah kesalnya.

Chika menoleh ke belakang. "Kak Gito?"

Gito berdiri tepat di depan Chika. Dengan napas yang tak beraturan, sorot matanya menajam seperti sedang menyimpan amarah yang besar. Dan tiba-tiba..

Plak!

Tamparan Gito mendarat di pipi putih Chika. "Siapa yang nganter kamu pulang?!" tanya Gito mengeraskan suaranya.

Tentu saja Chika kaget, ia tak paham mengapa Gito sampai menamparnya. "Kamu apa-apaan sih, Kak?!" balas Chika tak terima dengan perlakuan Gito.

"Kamu mau coba-coba selingkuh dari aku kan?! Sekarang bilang, laki-laki mana yang udah nganterin kamu ke sini?!" tuduh Gito.

"Hah? Kamu ngomong apa sih? Aku ngga selingkuh."

"Halah!! Asal kamu tau, Chika. Tadi aku jemput kamu. Tapi kata security yang di sana, kamu udah pulang. Dan kamu pulang sama orang kantor kamu, pakai mobil mewah. Sekarang bilang, siapa laki-laki yang udah berani nganter kamu pulang?!"

"Laki-laki siapa sih? Orang tadi aku dianter Kak Vivi." Chika membalas tatapan tajam Gito.

Mendengar itu, Gito semakin geram. Bahkan tangannya sudah mengepal kuat. "Vivi? Kamu bilang Vivi yang nganterin kamu?! Kamu pikir aku bodoh? Iya?! Bisa-bisanya kamu bohong kayak gini, Chika!"

"Tapi aku ngga bohong, emang Kak Vivi yang nganterin aku."

"Aku yang lebih kenal Vivi! Dia itu cuek, dan ngga mungkin dia mau nganterin karyawan baru kayak kamu. Jadi kamu jangan bohong. Lebih baik kamu jawab, siapa yang tadi nganter kamu?!"

"Aku harus jawab apalagi? Kenyataannya, emang Kak Vivi yang nganterin aku!" Chika sedikit meninggikan suara karena kesal dengan Gito.

Gito semakin geram. Tanpa berkata lagi, pria itu kembali mengayunkan tangan dan akan menampar Chika untuk kedua kalinya. Tapi..

Tap!

"Gue yang nganterin Chika tadi," ucap Vivi setelah ia berhasil menangkap lengan Gito sebelum mendarat di pipi Chika.

"Eh? Vi?" kaget Gito menurunkan tangannya.

Mimik wajah Vivi sangat berbeda. Bahkan baru kali ini Chika melihat sorot setajam itu dari kedua mata Vivi, yang tidak lain tertuju pada Gito.

Tapi itu hanya beberapa detik, karena Vivi mengalihkan pandangannya sambil menarik napas dalam. Jelas sekali terlihat jika gadis itu sedang berusaha mengendalikan emosinya. Detik kemudian, Vivi melihat ke arah Chika. "Hp lo ketinggalan di mobil gue," ucapnya sambil menyodorkan ponsel milik Chika.

"Ma-makasih, Kak." Chika menerimanya tanpa menatap Vivi. Chika menunduk, ia malu jika Vivi melihatnya dengan kondisi seperti ini. Ditampar pacar sendiri di depan bos, memang sangat memalukan.

Sedangkan Vivi tidak menjawab, ia hanya kembali melihat ke arah Gito. Wajah pria itu, ingin sekali Vivi memukulnya. Bahkan telapak tangan Vivi sudah mengepal kuat. Tapi tidak, Vivi tidak mau ikut campur dalam masalah hubungan percintaan mereka.

Kini Vivi menggerakkan kakinya, menjauh dari tempat ini. Ia keluar dari area apartemen tanpa menoleh ke belakang.

Saat pintu lift terbuka, Chika segera masuk tanpa berbicara apapun pada Gito.

InnocenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang