Innc [16]

2.3K 177 194
                                    

Seperti suara kaca yang terpecah, benar-benar kasar bisikan yang terucap.

🍂
______________________________________

...

Vivi sampai di sebuah kompleks perumahan. Gadis ini melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah di jalanan yang sepi ini. Mata Vivi melihat sekitar, mencari blok dan nomor rumah yang tadi ia dapatkan dari Mario.

"Itu dia!" seru Vivi saat menemukan yang ia cari. Ia turun dari mobil dan meneliti area depan rumah. "Itu mobil Gito!"

Tanpa menunggu lama, Vivi bergegas masuk. Ia memanjat pagar, gerakannya begitu cepat. Dan sekarang, Vivi sampai di depan pintu rumah yang terkunci. "Sial!" gerutunya.

Apa boleh buat, terpaksa Vivi harus mendobrak pintu ini. Karena ia sangat yakin jika Chika pasti sedang dikurung Gito di dalam rumah ini.

BRAK!!

BRAKK!

Beberapa kali percobaan. Vivi mendorong dan menendang pintu itu dengan sekuat tenaga. Hingga akhirnya ia berhasil membuka paksa papan kayu itu.

Vivi melangkah sambil meneliti sekitar. Ruang tamu ini terlihat senyap, tidak ada suara apapun yang terdengar.

"CHIKA!!" teriak Vivi dengan harapan Chika akan mendengarnya.

"KAK VIVI!!"

Itu dia! Suara Chika jelas sekali tertangkap indera pendengaran Vivi. Suara itu berasal dari lantai dua. Vivi mendongak dan langsung bergegas menaiki anak tangga.

Dan benar saja. Kini Vivi sampai di depan ruangan dengan kondisi pintu yang rusak. Sehingga Vivi bisa melihat bagaimana keadaan di dalam. Pandangan Vivi lurus ke depan, gadis yang ia cari ternyata benar-benar ada di rumah ini.

"Chika?!" Vivi tak percaya ini. Kondisi Chika sangat lemah dengan tangan tergantung yang diikat di atas palang melintang.

Hati Vivi seolah teriris saat melihat ini. Pemandangan paling buruk terpampang nyata di depannya. Tangan dan kaki Chika terikat, gadis itu tampak sangat tersiksa. Apalagi dengan pakaian yang sangat minim, Chika hanya mengenakan pakaian dalam yang terbalut kaos longgar tipis. Itu pun dengan beberapa bercak darah.

Vivi tahu, ia harus segera melepaskan ikatan Chika, ia harus segera membawa Chika pergi dari sini. Tapi baru saja Vivi akan melangkah, Gito telah bersiap dengan balok kayu di belakang Vivi.

Chika melihat itu. "Kak Vivi, awas!!" seru Chika memperingatkan.

Vivi menoleh ke belakang, tapi..

BUGH!!

Terlambat. Gerakan Gito lebih cepat daripada respon Vivi. Satu pukulan balok kayu berhasil mengenai tengkuk Vivi. Kini gadis itu tergeletak lemah di lantai.

"HAHAHA!! DASAR BODOH!!" Gito mengatai Vivi. Pria itu juga menyeret badan Vivi masuk ke dalam kamar itu. Lalu Gito mengambil borgol, dua lubang borgol itu ia gunakan untuk mengunci tangan kanan Vivi yang dikaitkan dengan teralis besi jendela kamar ini.

"KAK VIVI!!" Chika menangis memanggil nama Vivi.

"DIAM!! SEMAKIN KAMU BERISIK, AKU AKAN SEMAKIN BERSEMANGAT UNTUK MENYIKSA DIA!!" ancam Gito.

Setelah mengunci pergerakan Vivi, Gito mencengkram rahang gadis itu dengan sangat kuat. Tatapan penuh dendam jelas ia berikan untuk Vivi. "MAMPUS!!" Gito puas saat melihat wajah lemah Vivi yang perlahan mulai membuka mata.

"Chika.." lirih Vivi dengan kesadaran yang belum sepenuhnya kembali.

Tapi Gito tahu jika Vivi memanggil nama Chika. Lalu..

InnocenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang