Innc [6]

1.3K 213 270
                                    

Jika aku dipelukmu, sekejap ku terbakar dan akan menjadi abu.
Jika aku terus begini, menghilang dari dunia ini pun ku tak apa.

🍂
_____________________________________

...

Lewat tengah malam, Chika membuka pintu apartemennya. Ia masuk dan mendapati Christy yang sudah terlelap dengan posisi melingkar di atas sofa.

"Kok bobo di sini?" gumam Chika menunduk di depan sofa sambil melihat wajah polos adiknya.

Kemudian Chika menggendong Christy untuk memindahkannya ke kamar.

"Ngg.. Kak Chika udah pulang?" suara parau Christy, setengah mengigau.

"Iya, maaf ya lama. Kamu bobo aja, Kiti," balas Chika pelan setelah menidurkan sang adik di atas kasur

Tapi Christy tidak menjawab, ia hanya menggeliat kecil, lalu kembali fokus untuk melanjutkan mimpinya.

Melihat wajah menggemaskan itu, Chika terkekeh pelan. "Lucu banget sih Krisjon, jadi pengen ngarungin," ucap Chika saking gemasnya. Kemudian Chika merapikan selimut yang menutupi badan Christy.

Kini Chika berjalan ke arah kamar mandi, ia akan melakukan ritual singkat sebelum tidur. Membersihkan beberapa bagian tubuh, terutama wajah agar besok ia tidak terlihat kusam.

Di depan cermin, beberapa detik Chika habiskan untuk diam sambil memandangi wajahnya sendiri. Entah apa yang ia pikirkan sekarang, hingga bayangan seseorang muncul di kepalanya. Detik kemudian, Chika mengangkat telapak tangan kirinya. Gadis ini melihat tangannya sendiri dengan seksama.

"Kak Vivi," gumam Chika pelan.

Samar. Chika masih bisa merasakan genggaman Vivi di sana. Seketika ingatan Chika terputar ke beberapa menit lalu, tepatnya saat ia berada di kamar Vivi...

___

"Jangan pergi..."

Chika mendengar suara lirih yang keluar dari bibir Vivi. Kemudian ia mendekat dan kembali duduk di samping bosnya yang masih memejamkan mata.

"Kak Vivi ngigo ya?" tanya Chika pelan.

"Jangan pergi.. Kak.." suara Vivi terdengar lagi, dengan tangan yang tetap menggenggam jemari Chika.

"Dia mimpiin kakaknya?" gumam Chika melihat wajah Vivi yang begitu gelisah.

Mata Vivi memang terpejam, tapi Chika bisa melihat keresahan yang sepertinya sedang menghampiri mimpi Vivi. Kemudian Chika mengusap sedikit keringat yang membasahi kening gadis itu. "Kak Vivi tidur aja, ngga usah mikirin apa-apa," bisik Chika lembut.

Kini Chika memijat pelan lengan Vivi, karena Chika ingin memberi ketenangan, paling tidak agar Vivi lebih nyaman dalam tidurnya. Hingga beberapa detik kemudian, Vivi terlihat jauh lebih tenang, alisnya pun sudah tidak menyatu seperti tadi.

____

...

Chika menghembuskan napas panjang. Wajah Vivi yang sangat gelisah saat tidur tadi cukup mengganggu pikiran Chika.

"Sebenernya apa yang terjadi sama kakaknya Kak Vivi? Kenapa Kak Vivi sampai kayak tadi? Dia mabuk, terus mimpiin kakaknya sampe ngigo." Chika semakin penasaran.

Ia tahu, ini bukan urusannya. Tapi entah kenapa, Chika merasa jika dirinya tidak bisa mengabaikan keadaan Vivi yang seperti ini. Setidaknya Chika ingin agar Vivi berbagi beban, agar gadis sok tegar itu tak menanggung semua sendirian.

InnocenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang