Chapter 5 : ✨Soo won✨

448 73 2
                                    


Dan rasanya ini sudah berjalan sesuai rencana, apa kau merasa begitu?,"Tanya Noir.

"Mungkin!,"Desis Shun pelan. "Meski begitu,"Shun mengantungkan ucapanya, lalu menatap serius. "Aku merasakan akan terjadi sesuatu yang buruk pada kerajaan kuonka, serta para Naga,"Desisnya.

Shinzo Ketsuin
(心臓欠員)

By

(Lightning Shun ¤ Vicky Chou)

PART : (5)
Aku menghelah nafas sejak kemarin aku mencoba menghindari menatap Komandan Hak. Mulai dengan menganti jalan yang biasa dilewati Komandan Hak, berjalan mengambil jalan lain atau tak menatapnya, memang terkesan sedikit lebay namun aku melakukan untuk mengikis perasaan sakit yang aku rasakan didadaku, wajahnya mengingatkan aku tentang saat aku tak sengaja mencuri pendengaran diruangan Raja-II. Aku tak bisa mengembangkan perasaan ini karna aku tak bisa meraih dirinya dan aku kelak akan kembali keduniaku.

Aku sudah pernah kehilangan cintaku dulu, merajut sesuatu yang tak bisa disembuhkan dengan segalanyadan perasaan yang dibawa oleh lelaki bermarga uciha, atau Uciha Sasuke itu dan aku tak bisa terlalu berharap, ya-kan.

[Normal PoV]
"Sakura,"Panggil seorang wanita yang menatap dengan tersenyum sembari membawa setumpuk piring tembaga mewah ditanganya.

"Tokio-San, ada apa dan kenapa anda sendirian,"Ucap Sakura dengan nada pengertian lalu membantu Tokio membawa setegah piring tembaga ditanganya.

"Kau tahu pesta, ulang-tahun ulang tahun putri tak selesai dalam seminggu pestanya akan di adakan selama berhari-hari,"Dia tertawa jenaka meski tak meninggalkan senyuman termanis di raut cantiknya tak lagi mudah. "Kita butuh piring lagi untuk semua tamu dan menyempurnakan semuanya,"Jawabnya.

"Kau benar,"Ucap Sakura mendengkus memperbaiki pegangan tanganya pada piring agar tak jatuh. "Kita akan sibuk sekali dalam beberapa waktu ini,"Ucapnya menyambung ucapanya tadi, dengan berarti ia bisa menghindari pertemuanya dengan Hak dan menyelesaikan tugas pada kalungnya pelan-pelan.

DEG!

Mata Sakura membulat, getaran ketakutan nampak terasakan pada sekujur tubuhnya, seolah memberinya pesan akan ada bahaya mengancam nyawa, sebuah pesan dari alam sadarnya. Sakura tahu Filling ninja tak akan pernah mendustainya perasaan nyawa yang terancam akan mengalami ketakutan dengan besar dapat ia rasakan saat ini.

"Sakura Kau terbengong? ada yang kau pikirkan,"Ucap Tokio menatap penuh gelisah dengan keadaan Sakura. "Kau baik-baik saja?,"Ucap Tokio.

"Maaf aku memikirkan kampung halamanku,"Desis Sakura sedikit berbohong namun benar ia memang ingin pulang, namun hatinya bukan memikirkan hal itu.
ia memutuskan langsung bergerak meninggal lorong mengikuti Tokio, tampa menyadari Hak sedari tadi menatap dirinya dalam-dalam dipersimpangan lorong.

'Sakura...' Tanganya bergerak meraih udara kosong dengan surai merah mudah yang jauh didepanya.

DEG!

DEG!

DEG!

UHK!

Suara langkah kaki terdengar pelan. Malam yang hening mulai dirasakan seisi istana, baik bangsawan, penasihat yang nampak siap untuk beristirahat namun tidak untuk mayoritasnya seorang pelayan atau dayang. Bagi para dayang dan pelayan yang bekerja siang dan malam, menjadi ketentuan yang mutlak agar siap sedia demi kenyamanan penghuni istana. Mereka akan berganti shif diwilayah tertentu jika malam datang, terkecuali penjaga yang masih bebas berlalu lalang diseluru area istana.

Shinzo KetsuinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang