Chapter 8 : ✨✨

390 65 1
                                    

Chapter 8

Hiduplah Min-soo,"Ucap Hak dengan senyuman samar. "Mari kita lanjutkan Rencanamu Sakura Haruno,"dan Sakura mengangguk dan menggengam tangan Yona.

Shinzo Ketsuin
(心臓欠員)

By

(Lightning Shun ¤ Vicky Chou)

Sedikit [Warning : 18+] dalam konten narasi bukan tindakan jadi mohon kebijakanya dalam pembaca dibawah umur.

PART : (8)

■[Normal Pov]■
Kondisi Yona semakin parah gadis itu membisu selama berhari-hari, sang putri tak mau makan jika tidak disuapi oleh Sakura, jalan pun Hak atau Sakura harus menarik tangan Sang putri layaknya sebuah boneka hidup dipawangi. Suara air nampak terdengar, mata Sakura menatap pancuran air jernih dengan tatapan kosong, kelelahan tergurat jelas darinya dia bersyukur Hak memberinya waktu pribadi untuk mandi disungai dan Hak menjaga Yona selama ia mandi.

Kesegaran air mengenai kulitnya yang telanjang sangat begitu nyaman. Setelah ia memandikan Tuan putri dan mengenakan kembali bajunya. Ia sangat senang bisa mandi setelah selama beberapa hari. Beberapa kejadian pelarian sedikit mengusik pikirannya dan sulit bersikap tenang.

Merasa membersikan diri sudah cukup ia lalu beranjak menuju tepi sungai. Namun niatnya terhalangi oleh sesuatu yang membuat ia mengerang kesakitan.

"KYAAA!,"

Sakura mengerang sakit dipunggungnya dengan reflex lalu menjerit, saat ia keluar separuh tubuhnya diair, terlihat beberapa Lintah sungai nampak bertengger dipunggung dan kaki telanjangnya.

■[Hak Pov]■
Aku sedang sibuk membuat api unggun untuk penerangan, langit yang mulai sore membuatku harus mempersiapkan apinya sebelum langit gelap. Aku melirik Yona disampingku nampak bersandar dibawah pohon dan tertidur membuatku mendesah lemah, sementara Sakura sedang mandi disungai kecil tak jauh dengan tempatku berada.

Aku memberi Gadis itu kesempatan untuk beberapa menit mandi karna, ia sudah sangat membantu kami melarikan diri, tampa mengelu dan menerima semua tampa kata tidak membuatku sedikit terpesona dengan sisi dewasanya, sisi keibuanya saat memperlakukan Yona.

Mataku membulat saat mendengar pekikan rendah tak jauh dari tempatku berasal, aku mendengar itu suara Sakura. Apa jangan-jangan ada prajurit yang menemukanya atau hewan liar..cih aku bahkan melupakan itu.

Dengan cepat aku berlari kencang kearah tempatnya, dengan mengenggam kuat tombak-ku dan berharap tak ada sesuatu yang terjadi padanya.

SREK

Aku melewati semak belukar untuk melihat keadaan, dan mencari sosoknya yang ternyata sudah dipinggir sungai dengan pose meringkuk kesakitan. "Sakura kau tak apa-apa,"Ucapku spontan tampa melihat situasi.

Dia tak menjawab dan tetap membelakangiku, membuatku menatap jelas punggung telanjang putih susu, dengan sebuah bekas sabetan golok yang masih terlihat jelas, namun fokusku langsung menatap sekumpulan Lintah sungai besar yang ada dipunggung dan kakinya, membuatku kaget.

"Lintah sungai, sebentar aku akan melepas mereka dari punggungmu,"Aku bergerak cepat mencabut satu-persatu hewan pengisap darah ini dari punggungnya. Setelah aku selesai saat aku beralih pada kakinya reflex ia berbalik membuat nafasku tertahan seketika dengan pemandangan yang tersugukan di depan wajahku.

Helai rambut delima yang basah juga acak-acakan miliknya, tubuh yang terxpost sangat lebih tampa pelindung apa-pun membuat jantungku berdesir dan perasaan tak nyaman.

Suaraku berasa tercekat ditenggorokan, nafasku seolah tertahan, aku bisa merasakan rasa panas diseluruh sendi tubuhku yang mengeluar secara spontan, rasanya tak nyaman bahkan sampai keselangkanganku.

"..."Aku lalu mengeleng kuat dan dengan cepat mencabut lintah sungai dikakinya, sembari meruntukan sumpah serapah akan diriku yang gampang tergoyahkan pada tubuhnya, sembari menahan gejolak aneh yang baru kurasakan seumur hidupku. "Aku sudah mencabutnya aku permisi,"Ucapku dingin meninggalkanya yang diam seribu-bahasa.

Aku setengah berlari
Berlari sampai ditempat Yona yang masih tertidur dengan pulas didekat api unggun yang kubuat, membuat reflex merunduk dan bersandar pada salah satu pohon, didekatku, wajahku memerah-sangat merah, rasa panas masih mengerogoti tubuhku, sensasi aneh ini terus mengerogoti ku dan dalam dia aku menyumpah serapahkan diri sendiri. "Ada apa denganku,"Racawku mengibas baju depanku.
Mataku teralihkan sesuatu yang tergeletak ditanah sebuah sebuah 'Tisik motif rambut bunga' berwarna merah muda terlihat begitu familiar. "Ini?,"

■{Normal Pov}■
Sejak kejadian tadi keduanya terlihat pendiam baik dari Hak mau-pun Sakura nampak selalu mengalihkan pandangan masing-masing. Kondisi Yona juga masih tetap diam membuat keheningan semakin dalam saja.

"Aku ingin mencari angin sebentar,"Suara Yona nampak terdengar lemah, membuat Sakura dan Hak mengangguk lalu mengalihkan pandangan lagi (?).

Kondisi seperti ini nampak tak nyaman bagi mereka, namun mau bagaimana lagi nasi sudah jadi bubur, masalah memalukan dan akwad tadi tak bisa dihilangkan begitu saja dari pikiran masing-masing.
Namun kebungkaman mereka berubah jadi khawatir saat menunggu Yona yang nampak belum nenunjukan tanda-tanda kembali. "Ini terlalu lama,"Desis Hak.

"Kita harus mencari, Yona,"Ucap Sakura bangkit lebih dulu dan meninggalkan Hak yang rupanya pemuda tombak itu, mengikutinya dari belakang.

Keduanya berjalan menyusuri Hutan, melewati jejak-jejak Yona, menuju bagian Rawa membuat keduanya menyengit bingung dan bertanya-tanya.

"Ini wilayah Rawa,"Ucap Sakura menatap sekeliling.

"Bangkai hewan,"Desis Hak tak nyaman, sebelum keduanya bergerak lebih cepat dan menemukan Yona ketakutan dan dikelilingi oleh kumpulan ular.

"Yonaaaaa,"Teriakan Sakura terdengar keras membuat Hak segera menghujam Tombak milik Hak keular itu.

Hak lalu bergerak mengangkat Yona cepat meninggalkan tempat itu yang merupakan Sarang dari para Ular. Sementara Sakura mencabut tombak Hak dan menyerang ular yang siap menyerang mereka.

Syaattt!

Mata Hak membulat saat salah satu ular ternyata berhasil menggigit salah satu kakinya, membuat ia berhenti bergerak, namun ia memaksakan berlari hingga mereka berhasil meninggalkan sarang Ular.

■[Ditempat lain]■

Sebuah ruangan sederhana menenangkan dipenuhi tumbuhan berbau harum dan perapian hangat ditengah ruanganan membuat ruangan itu sangat nyaman disebut ruang santai, terlihat dua orang tengah bercakap-cakap dengan serius.

"Aku tak sangka bakal berjalan serumit ini?,"Seorang lelaki berambut merah jabrik nampak memandang kesal pada sosok lelaki yang duduk bersantai ria disofanya. "Kau dengar aku Shun,"Ucapnya kesal. "Dia merubah Takdir Min-soo,"

"Ini memang Rumit,"Desis Shun. "Tapi selama Sakura masih dalam pantauan kita, meski ia merubah dan tujuan sang putri tak berubah, maka tak masalah,"Desis Shun bangkit dari kursi. "Ini masih terlalu awal dimana sang putri mengumpulkan para naga,"Desisnya.

"Lalu fokus Sakura?!,"Tanya Noir.

"Masih berjalan,"Ucap Shun datar."jika dia berhasil membuat kalung itu bersinar maka ia bisa kembali kedunianya sesuai permintaanya,"

■[Skip 2 hari setelahnya]■

"Berapa jauh lagi kita sampai,"Dalam beberapa hari ini Yona mulai menunjukan tanda-tanda sadar dari rasa terpuruknya sejak kejadian Hak yang menolongnyadan terluka digigit ular hari itu membuat tamparan kuat ke-iner Yona, ia juga mulai bisa memakan sesuatu sendiri, berbicara dengan Sakura, dan perubahan itu juga datang dari Hak menjadi sangat protetif pada mereka berdua.

Ketiganya melanjutkan perjalanan, Sakura tak tahu kemana Hak membawanya dan Yona, namun mereka berhenti didepan tebing menunjukan sebuah wilayah pemukiman tak jauh dari tebing.

"Ini?!,"Ucap Sakura..

"Kita sampai wilayah Huuga kampung halamanku,"Ucap Hak datar.

[Bersambung]
[Sabtu-10-maret-2018]

Shinzo KetsuinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang