67

944 150 1
                                        

"Udah mau pulang 'kan?" Adrian memeriksa arlojinya, sekedar basa-basi. Sudah tentu ia paham jadwal Alana.

"Udah, tapi aku sama Edgar mau jalan dulu. Biasalah namanya juga orang pacaran." Alana menyenggol bahu Edgar, meminta bantuan.

"Oh, gitu." Adrian memandang kecewa ke arah Edgar dan Alana.

Dengan santainya Edgar menggandeng tangan Alana. Membuat Alana kaget, karena tidak siap. Ia lupa kalau mereka kini sedang berakting di depan Adrian.

"Ya udah, kami pergi dulu, ya. Sekalian mau ngingetin, lo bukan ojol, jadi nggak perlu setiap hari jemput Alana. Udah ada gue, pacar terbaru Alana." Edgar berkata dengan pongahnya kepada Adrian.

Alana tercengang melihat akting Edgar yang terlihat sangat berlebihan. Edgar menarik tangan Alana menjauhi Adrian, diiringi tatapan datar Adrian.

***

"Gar, akting lo apa nggak terlalu berlebihan?" tanya Alana saat mereka sudah ada di atas motor.

"Gue emang gitu kalau pacaran."

"Jadi lo tipe cowok posesif, ya?"

"Masa lo nggak tau watak cowok yang lo pacarin?"

"Emang gimana watak lo, hah?"

"Beneran mau tau?"

"Bikin penasaran aja. Ya udah gimana coba?"

Edgar mendekatkan wajahnya ke arah Alana, membuat Alana kaget.

"Edgar!"

"Cuma mau ngambil bulu mata yang jatuh. Ciye, ngarep banget pingin dicium," ledek Edgar.

"Coba aja kalau berani, gue gibeng lo!"

***

"Apa? Si Adrian udah balik ke Indo?" Juki bertanya sambil menggebrak meja makan. Untung saja pacar Paul sudah pulang dari tadi, jadi ia tak perlu melihat semua kehebohan ini.

"Sabar, makan dulu." Cahyo menepuk pundak Juki dengan sayang, huek! Kenapa cerita gue jadi genre bxb gini, sih! Hehe. Skip.

"Gue udah selesai makan."

"Kok nggak lo abisin rendangnya? Kan sayang, bunda udah masak capek-capek?"

"Itu bukan daging, gue salah ambil. Ternyata itu lengkuas yang cosplay jadi daging."

"Hehe, kelamaan di Inggris lo sampai nggak bisa bedain daging sama lengkuas. Jangan lo nggak bisa bedain si Edgar sama monyet?" ledek Cahyo.

"Emang nggak ada bedanya."

"Sialan!" maki Edgar.

"Heh, becanda mulu. Kita nih mau rapat masalah idup gue." Alana menginterupsi.

"Halah, males nggak penting. Cinta-cintaan melulu. Udah deh, lo tinggal kabur aja si Adrian itu. Katanya mau ngajuin beasiswa ke Jerman?"

"Iya kalau lolos, mana saingannya banyak banget." Alana berkata pesimis.

"Kan ada penyandang dananya." Cahyo melirik ke arah Paul yang sedang asyik makan emping di ruang tamu.

"Gue nggak enak ngerepotin bang Paul mulu. Mana dia mau kawin."

"Lo kawinin aja si Edgar, bokapnya kaya. Anak tunggal dia," usul Cahyo.

"Apaan? Sekarang adek gue dua!" bantah Edgar.

"Iya, Gar. Lo nikahin gue aja. Ntar lo nafkahin gue, ya. Nggak banyak kok sebulan 50 juta aja." Alana marajuk.

"Beneran? Ntar gue iyain lo nya nangis." Edgar berkata dengan sinis.

"Gue gedeg liat lo berdua, udah kek Romeo dan Juleha gitu, masih aja nggak mau jadian." Juki mencibir.

"Kok jadi ngomongin gue sama Edgar, gimana kalau ngomongin pacar bule lo?" Alana mengalihkan pembicaraan.

"Kami udah putus."

"Baru aja gue mau liat, kayak apa tampang bule bego yang mau sama lo." Edgar menghujat.

"Btw lo udah jago 'kan ngomong Inggris?" tanya Alana.

"Apaan, gue ngobrol bareng dia pake bahasa isyarat. Kadang pakai google translate."

"Gila, terus kalau dengerin dosen lo ngomong?"

"Gue kebanyakan tidur di kelas, sih."

"Buang-buang uang orang tua lo aja."

"Yang penting gue wujudin impian mereka, buat kuliah di sana."

"Model anak yang halal buat disembelih."

"Lan, awas aja lo balikan sama Adrian. Gue nggak ikhlas. Gue nggak mau temenan sama lo," ancam Juki. Ia masih sakit hati mengingat Adrian pernah meninggalkan Alana begitu saja.

"Kok lo ngatur?" protes Alana.

"Nggak punya harga diri amat, sih, lo? Nggak inget lo hampir mokat gara-gara diputusin dia?"

"Nggak usah dibahas." Alana merasa malu mengingat kebucinannya waktu itu.

"Gue heran, lo putus karena apa, sih?"

"Adalah, masalah pribadi."

"Bukan karena si Edgar 'kan?"

Seketika Alana terdiam dan melirik ke arah Edgar. Semua diam, Edgar menatap tajam ke arah Alana.

Teman Tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang