08. CANDLE LIGHT

16 3 1
                                    

“Hatiku, melodiku terasa alamiMimpiku jadi mungkin karenamuIngin mengabulkan semuanya denganmuTak sendiri tapi denganmu sekarang girlKau yang muncul ketika aku membutuhkan seseorangDitengah-tengah hal-hal biasa, rayakan berharganya dirimuBahkan ca...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hatiku, melodiku terasa alami
Mimpiku jadi mungkin karenamu
Ingin mengabulkan semuanya denganmu
Tak sendiri tapi denganmu sekarang girl
Kau yang muncul ketika aku membutuhkan seseorang
Ditengah-tengah hal-hal biasa, rayakan berharganya dirimu
Bahkan cahaya dijalan ditata seperti cahaya lilin yang spesial”

—Mark Lee rap part
NCT Dream Candle Light

Chapter 8 : Candle Light


"Good morning, pacar."

David mendadak datang entah dari mana. Duduk disebelah Felisha yang sedang menggambar di drawing book seukuran buku tulis biasa, sembari menikmati semilir angin di taman kampus. Cuaca hari ini cukup cerah. Cerah, namun tidak panas. Burung-burung sekitar pohon pun saling sahutan bak melodi, bunga-bunga di setiap sudut taman tumbuh segar menambah keceriaan hari ini.

Sepertinya hanya tadinya begitu. Sekarang rasanya semua itu bak hilang dilahap supermassive black hole. Bukannya Felisha tidak suka dengan kedatangan David, tapi 'kalimat sapaannya' itu loh. Seperti—ah sudahlah.

"Vid, gimana kalo kita backstreet aja?"

Entahlah, kalimat itu mendadak terlontar saja dari mulut Felisha. Sedangkan David yang mendengar itu lantas tertegun. Ia terlihat berpikir keras dengan bertopang dagu dan lirikan mata yang tak henti-hentinya tertuju pada Felisha.

"Backstreet itu apa?" Setelah berpikir sepersekian detik, David akhirnya bersuara.

"Lah? Seriusan nggak tau backstreet? Orang mana lo nggak tau kata 'backstreet'?"

"Orang Korsel," jawab David seadanya. Ya...nggak salah sih.

"Backstreet itu kaya pacaran diem-diem gitu. Nggak ngasih tau siapa-siapa, ya kita aja yang tau. Gimana? Mau nggak?" Felisha menutup drawing book nya dan memasukkan barang yang setiap hari dibawanya itu ke dalam tas.

"Sebenarnya gue nggak keberatan, tapi gue udah terlanjur bilang ke eomma gue. Gimana dong?"

Felisha berdecak. Disandangnya tas civeto TC26 dengan warna coklat itu seraya bangkit dari duduknya. "Terserah." Gadis itu berjalan meninggalkan pekarangan taman kampus diikuti David disampingnya.

"Nggak jadi backsreet nih?"

"BACKSTREET ANJROT!!"

"Iya itu. Jadi nggak?"

"ENGGAAAKKKK!!!!" Jawab Felisha ngegas.

Setelahnya, mereka melanjutkan percakapan kecil yang mengiringi mereka hingga sampai di kelas.

Entah mereka yang terlalu sibuk berdua hingga tak menyadari keadaan sekitar, atau orang ini yang mahir bersembunyi.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mendengarkan percakapan mereka dari awal hingga akhir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang