[Re-Write]
Bagi Lee Jieun, kisahnya bersama Jeon Jungkook sudah lama berakhir. Seperti lelehan salju yang sudah mencair. Namun, tidak dengan memori dan perasaannya, yang masih keras dan dingin seperti bongkahan es. Setiap salju turun, semua perasaan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tidak punya alasan untuk menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi meski sangat ingin melakukannya agar kau tidak pergi.
-LeeJieun-
***
Musim dingin memang bukan waktu yang enak untuk keluar-keluar ruangan apalagi jalan-jalan. Jangankan di musim dingin, di musim lain saja Lee Jieun malas untuk keluar ruangan. Hal ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. Waktunya berakhir di dalam ruangan, bekerja di depan komputer seharian, atau melakukan pertemuan dengan klien di kafe-kafe dekat kantor atau kalau kliennya bersedia, maka mereka akan bertemu di kantornya saja.
Tetapi, agaknya hal itu tidak berlaku untuk Hong Yuchi. Gadis yang mengaku sedang patah hati beberapa hari lalu itu dengan bersemangat menyeret Jieun keluar kantor saat jam kerja telah berakhir dengan dalih minta temani membeli kopi ke mall. Jieun tentu sudah melakukan semua upaya yang dia bisa untuk menolak, dan lagi pula untuk apa sih hanya membeli kopi saja sampai harus pergi ke mall segala? Namun, yah, selain pemaksa, Yuchi selalu punya tatapan dan rengekan yang membuat Jieun akhirnya menyerah dan membuat dirinya sendiri berakhir di tengah keramaian ini.
"Kudengar kedai kopi yang baru dibuka ini punya rasa yang sangat spektakuler. Akhir-akhir ini sedang jari trend, apa kau tidak tahu?"
Jieun mengangkat alis, kemudian menggeleng, "Kopi di kantor lebih enak. Gratis pula."
"Ah, aku lupa kau sudah jadi kudet sekarang."
Lalu Jieun tidak sempat membalas ketika Yuchi menarik lengannya dengan cepat ke arah workshop kopi di bagian ujung yang antriannya lumayan panjang.
"Kau saja yang antri, aku gerah," ujar Jieun kemudian mulai menjauhkan diri dan duduk di salah satu kursi.
Yuchi tentu saja tidak akan membantah. Dia menyatukan ibu jari dan telunjuknya, mengangkatnya sejajar dagu sambil tersenyum kemudian mulai mengambil nomor antrian.
Setengah jam kemudian, Yuchi kembali dengan dua buah kopi dalam kresek di tangan kiri dan entah makanan apa itu di tangan kanan.
"Akhirnya aku bisa pamer di Instagram!" seru gadis itu mengangkat kantong belanjaannya, membuat Jieun yang lelah menunggu merotasikan bola mata.
"Sudah bisa kita pulang?" tanya Jieun retoris. Namun, Yuchi mengangguk semangat sebagai balasan.
Jieun benar-benar tidak habis pikir mereka menghabiskan waktu satu jam hanya untuk membeli kopi. Itu belum termasuk waktu berkendara pulangnya. Ah ... Hong Yuchi ini benar-benar.
"Ini punyamu." Yuci mengulurkan satu cup kopi pada Jieun beserta satu paperbag yang dipegangnya di tangan kanan. "Dan aku juga membelikanmu donut," ujarnya.
Jieun mengambilnya, kemudian berbalik, bersiap untuk pergi. Namun, ketika menyadari Yuchi tak kunjung mengikutinya, Jieun berbalik lagi. "Ada apa?" tanyanya.