Selamat Datang di Cerita baru aku, ini merupakan cerita keempat, ya ehehe. Tapi aku Up lebih dulu karena dua lainnya aku Un Publis untuk aku tata ulang. hahaha.
Untuk Cerita On Going ini, Aku akan usahakan Up dua kali seminggu. Bisa kurang, bisa lebih atau bisa juga enggak Up sama sekali. Mohon pemahamannya, ya Guys!Selamat Membaca! 💕
💻Gara-Gara Salah Ketik 💻
"PRILLYA!" Teriakan dari dalam ruang CEO itu membuat seorang gadis mungil yang tengah membalas pesan di grup WA itu berjengit kaget. Ia mengelus dadanya sambil mengumpat.
"Punya Bos gini amat sih, untung ganteng lo, kalau enggak udah gue—"
"MASUK!" Belum selesai dengan racauan kekesalannya Prillya kembali dikagetkan dengan teriakan Bos-nya lagi. Ruangannya dan Bos-nya hanya dibatasi dengan dinding dan pintu kaca. Membuat suara teriakan itu terdengar benar-benar menggelegar. Sebelum Bos-nya semakin marah sebaiknya ia segera memenuhi panggilan. Prillya membuka pintu kaca, ia bisa melihat dengan jelas Bos-nya tengah menatapnya tajam dengan sebuah map biru ditangannya.
"Saya, Pak."
Afzali, Bos dari Prillya melempar map itu ke atas meja.
"Teliti lagi! Berapa kali saya harus bilang saya tidak suka kesalahan sedikit pun!"Dengan langkah sedikit takut, Prillya berjalan mendekat ke arah meja kerja Bos-nya. Membuka map biru yang ia tahu adalah sebuah kontrak kerja sama. Dia bisa melihat banyak tulisan yang dicoret dengan tinta pulpen. Mungkin karena dia mengetik dengan tubuh lelah dan mata ngantuk semalam, makanya hasilnya sedikit banyak salah penulisan.
"Maaf, Pak. Saya akan perbaiki," sesalnya.
"Tentu saja kamu, tidak mungkin saya!" Kan, Bos-nya sepertinya sangat terlatih untuk bicara pedas dan ketus. Mulutnya itu benar-benar berbanding terbalik dengan wajahnya. Kalau wajahnya sangat tampan dengan alis tebal, bulu mata lentik dan netra hitam legam. Maka bibir tipis berwarna merah alami milik Bos-nya itu sangat pedas. Padahal senyumnya manis banget. Kok bisa, ya omongannya berbanding terbalik? kalau dicium rasanya gimana? manis? Pedas? Atau pedas manis? Prillya terkekeh.
"Kenapa tersenyum?! Saya tidak sedang memberimu bonus!"
Ngegas aja terus pak ngegas! ucap Prillya dalam hati.
"Baik, Pak. Saya permisi, ya. Saya harus segera perbaiki karena berkas ini untuk meeting siang ini," pamitnya.
"Kamu lupa, Prillya?" Suara berat penuh nada intimidasi itu membuat langkah Prillya terhenti.
"Maaf, apa, ya, Pak?"
"Meeting diundur menjadi lusa karena rekan bisnis kita sedang mengurus hal lain." Satu alis Afzali terangkat. Ia bicara begitu santai, beda sekali dengan Prillya yang sudah ketar-ketir. Sial, sial, sial! Bagaimana dia bisa seteledor ini? Jadi, sekarang ia harus mengatur ulang jadwal Afzali untuk hari ini? Pekerjaannya semakin menumpuk karena kesalahannya sendiri.
"Kalau begitu, saya akan mengatur ulang jadwal Anda, Pak."
"Hm." Hanya itu balasan Afzali karena kini lelaki itu tengah fokus dengan laptopnya.
**
"Sumpah gue kesel banget, Na!" Suara Prillya yang serat akan kekesalan itu justru membuat wanita dengan rambut hitam lurus sebahu di depannya tertawa. Bibir tebalnya yang dihiasi lipstik merah, terbuka. Sementara Prillya hanya bisa mendengus. Bercerita pada sahabatnya, bukannya membuat dia tenang malah membuat ia semakin kesal. Ia lupa bahwa Anara –sahabatnya sejak kuliah sekaligus teman satu apartemennya– itu adalah orang yang selalu tertawa di atas kekesalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome CEO
FanfictionPrillya Elvara itu satu dari sekian juta wanita dunia yang sangat mengidolakan seorang Manu Rios. Dia juga bergabung dalam grup WA Gibahin Cogan Dunia. Ya, sebut saja dia pecinta cowok ganteng. Suka centil kalau tiba-tiba lihat cogan. Suka salting...