Permintaan Kedua

384 49 19
                                    

Permintaan Kedua

Afzali terus menggulir layar ponsel berkamera boba miliknya, ia terus membaca sebuah artikel yang ditemukannya dengan saksama. Jika kalian berpikir bahwa ia tengah membaca artikel tentang bisnis, saham atau tender itu salah besar. Sebab saat ini CEO muda itu tengah sibuk membaca artikel ala-ala anak remaja yang sedang jatuh cinta. Tempat ngedate yang disukai gadis dengan pembawaan ceria, cobalah untuk mengajak kekasihmu menghabiskan waktu bersama, kurang lebih begitulah judul dengan font capslock dari artikel itu. Disana menjelaskan beberapa tempat menyenangkan yang biasa didatangi oleh pasangan remaja untuk menghabiskan waktu bersama.

Senyum cerah bersinar di wajah Afzali ketika ia menemukan tempat paling cocok menurutnya. Untuk sekretarisnya yang kelewat ceria dan mubazir bicara itu, dengan kepribadian yang hiperaktif Prillya pasti menyukai tempat pilihannya. Setidaknya itu kesimpulan yang didapatnya setelah membaca artikel tadi.

Afzali segera mengetikkan pesan dan mengirimnya ke seseorang di seberang sana, setelah melihat centang dua abu-abu dari pesan yang dikirimya melalui sebuah aplikasi dengan logo dominan hijau dan ikon telepon segera ia bangkit, melempar sembarangan ponsel pintarnya ke ranjang dan berjalan sembari bersiul memasuki kamar mandi. Waktunya bersiap untuk rencana berikutnya batin Afzalu berujar.

Sementara itu disisi lain, gadis yang sedari pagi menguras pikiran Afzali tentang berbagai tempat ngedate, gadis itu justru tengah menyibukkan dirinya berkutat dengan berbagai peralatan dapur. Sesuai janjinya dengan sang sahabat satu atap, siapa lagi jika bukan Anara. Prillya berjanji akan membuatkan kue ulang tahun yang rencananya akan Anara bawa untuk kejutan lelaki yang tengah PDKT dengannya.

Wajah serius Prillya sangat kentara sembari sesekali bersenandung kecil, ia memoles keseluruhan kue berbentuk bundar itu dengan whip cream. Setelah dirasa semua bagian terlapisi sempurnya ia mulai menghias dengan memberikan beberapa garis dengan cream warna coklat, juga dilengkapi buah segar dan potongan cokelat. Tidak terlalu ramai sebab kue ini ditujukan untuk orang dewasa.

Sekali lagi gadis itu memutar-mutar kue buatannya, ketika dirasa sempurna dia segera memasukkannya ke dalam lemari pendingin. Perlahan ia membereskan setiap peralatan yang terpakai, ia bahkan mengabaikan wajahnya yang di beberapa bagian terkena coretan tepung. Anara? Jangan tanya soal si alergi dapur itu, sebab saat ini si empunya tengah sibuk mempercantik kukunya dengan berbagai kutek.

"Pril! Hape lo nih berisik banget buset!"

Prillya yang tengah mencuci baskom memutar bola matanya malas. "Biarin aja!" balasnya setengah berteriak agar Anara yang berada di ruang tengah bisa mendengar suaranya. Ia sebisa mungkin mempercepat gerakan mencucinya agar segera selesai dan bisa mengecek ponselnya, takut-takut bosnya memberinya pekerjaan mendadak. Ya, itu adalah hobi Afzali selama seminggu terakhir. Lelaki itu benar-benar menghukumnya karena keterlambatannya tempo hari.

"Udah jadi? Ada yang bisa gue bantu nggak, nih?" Suara Anara menyambut Prillya ketika gadis itu melangkah ke ruang tengah. Anara nampak sibuk meniup kuku di jarinya agar cat yang baru saja di poles lekas mengering. Prillya memilih mengabaikan, toh tidak ada yang perlu dibantu atau membantu. Pekerjaannya sebagai chef pribadi Anara telah selesai.

Sembari meletakkan bokongnya ke atas sofa, ia meraih ponsel di meja. Dilihatnya berbagai notofikasi chat. Kebanyakan dari teman satu kantor yang bertanya mengenai rencana ulang tahun perusahaan yang sebenarnya masih lama sekitar empat bulan lagi.

Melihat adanya nama Afzali, segera ia membuka pesan dari bosnya. Jangan sampai ia mendapat hukuman tambahan jika terlalu lama mengabaikan pesan seorang Afzali. Belajar dari kejadian sebelumnya, sekarang Prillya tahu selain keteledoran, tidak tepat waktu dan kesalahan kecil dalam bekerja Afzali juga tidak suka jika ada yang mengabaikan pesannya.

My Handsome CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang