"Kelihatannya Lei akan menyatakan perasaannya pada Jing," ujar Xi Men berbisik memperhatikan sahabat mereka di lantai dansa.San Chai yang mendengarnya menoleh bersamaan dengan Rezy yang terkejut melihat mereka. Dia mengerjap.
"Mereka belum bersama?" tanya San Chai.
"Belum," jawab Rezy menggelengkan kepalanya pelan. Dia sedikit mendekat pada San Chai agar jaraknya dari Zuo Mei melebar.
Tentu saja Zuo Mei merasakan itu. Lagi, hatinya berdenyut tak senang.
San Chai dengan heran bergumam, "Eh, kupikir saat di Sanya mereka sudah...."
"Sudah apa?" potong Zuo Mei
San Chai menggeleng. "Tidak ada. Lalu apa hubungan mereka sekarang?" dia bertanya-tanya.
Xi Men bercerita, "Bagi Lei, Jing adalah orang yang paling penting. Sebenernya saat kecil, Lei sedikit autis. Ibunya mengatur dia sangat ketat sehingga autisnya semakin parah. Kami tidak bisa berbuat apa-apa tentang hal ini. Untung saja Jing muncul. Jing selalu tak menyerah dan terus mencari Lei mau sebagaimana pun Lei menolaknya. Bisa dibilang, Lei seperti ini adalah berkat Jing."
Rezy tersenyum tipis. Dia sudah tahu ini karena Lei pernah cerita padanya. Tapi, tetap saja mendengar hal itu, Rezy mau tak mau tersenyum. Tiba-tiba sebuah ingatan melayang ke kepalanya. Rezy tercekat dan langsung memutuskan ingatan itu dari kepalanya. Dia menggeleng kecil lalu tersenyum kembali melihat Lei dan Jing yang menyelesaikan tarian mereka.
Pasangan serasi itu saling melihat ke sekitar mereka. Sekeliling bertepuk tangan pada mereka yang juga mengangguk hormat. Lei melirik Rezy yang tersenyum dan mengepalkan tangan ke arahnya dalam diam. Semua fokus pada Lei dan Jing sehingga yang menyadarinya hanya Dao Ming Si dan Zuo Mei.
Zuo Mei melirik Lei yang menarik napas panjang sebelum berkata, "Ada yang ingin aku katakan padamu." Jadi... Lei menyatakan perasaannya didukung oleh Rezy? Seberapa dekat mereka sampai Lei terbuka pada gadis itu? Zuo Mei membatin tak nyaman.
Senyum Jing mengecil. Sebelum Lei menyatakan apapun lagi, tangan Jing langsung menutupi mulut Lei. Dia berkata dengan senyumannya, "Aku tahu."
Rezy sedikit mengepalkan tangannya karena sebuah pikiran muncul di sana. Tidak... ada yang salah... Rezy memaksa pikirannya berhenti agar percaya semuanya berjalan lancar. Rezy tidak ingin Lei hancur karena jawaban Jing nanti.
Jing tetap tersenyum dan berbalik pada semua orang. Dia turun dari lantai dansa membiarkan Lei menatap punggungnya dengan cemas dan takut.
Lei pun turun, bergabung diantara Rezy dan Zuo Mei. Melihat senyuman kecil milik gadis itu, Lei memaksa dirinya untuk tenang. Ia menyaksikan Jing yang memiliki kue ulang tahun di depannya.
"Kamu menyambut para tamu yang datang ke pesta istimewa ini. Para hadiri sekalian, mari kami meminta Nona Teng Tang Jing yang hari ini berulangtahun memohon 3 harapan."
Jing tersenyum lalu membungkuk dengan anggun untuk meniup lilin angka 24 itu. Dia mengambil mic seraya meremas jemarinya di benda itu sebelum berkata, "Terimakasih kalian sudah meluangkan waktu untuk menghadapi pesta ulangtahunku. Hari ini ulangtahunku yang ke 24. Setelah lulus perguruan tinggi, sudah saatnya aku menentukan sedikit keputusan untuk diriku sendiri. "
Jing mengambil napas. "Di sini aku ingin memberitahukan 1 hal pada semuanya." Dia menatap Lei tepat di mata saat kata-katanya meluncur, "Aku memutuskan untuk melepaskan status sebagai pewaris grup Investasi keluarga Teng Tang dan menjadi pengacara lintas negara untuk membantu negara dan warga miskin."
Semua orang mengambil napas terkejut. Dao Ming Si menatap Xi Men dan Zuo Mei yang sama-sama tidak tahu apapun. Rezy melirik Lei yang terdiam tanpa senyuman. Lei terkejut dan sedih karena ini adalah jawaban Jing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meteor Garden: It's Not About Them
FanfictionWarning: Berisi kehaluan penulis dan jangan membayangkannya secara fisik tokoh utama cerita ini adalah dia Rezy adalah gadis yang beruntung. Kenal dekat dengan TNT, menjadi adik mereka, bahkan berkesempatan untuk kuliah di China. Di Negeri Tirai Ba...