05 - Ghaisan yang keras kepala

229 33 0
                                    

>>> • <<<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


>>> • <<<

Inilah cinta, cerita kita
Seperti bulan dan bintang
Yang selalu bersinar bersama
Inilah cinta, kisah kita
Aku dan kamu menjadi satu
This is cinta

This is Cinta - Shawn Adrian feat Yuki Kato

>>> • <<<





---- ephemeral ----

Sejak kemarin malam Karendy dan juga Naufal sudah mempersiapkan peralatan untuk berkemah. Selain mengikuti ekstrakurikuler PMR, mereka berdua juga mengikuti Pramuka. Jiwa semangat mereka memang selalu berkobar jika ada perkemahan seperti ini.

Pagi ini Karendy telah bersiap dengan pakaian Pramuka beserta atribut lengkap yang menempel pada bagian-bagian tertentu.

Menenteng tas ransel berisi barang bawaan untuk kemah, Karendy mengunci pintu rumah kost-nya. Laki-laki itu beranjak pergi ke kamar kost milik Ghaisan.

Jam masih menunjukkan pukul lima lebih seperempat pagi, tangannya terulur mengetuk kamar kost Ghaisan.

"Jian? Ini gue," panggil Karendy saat tak kunjung mendapati sahutan dari balik pintu.

"Ji? Lo lagi mandi atau sholat?" tanya Ghaisan, lalu membuka pintu kamar yang ternyata tidak di kunci sama sekali.

Karendy menatap kamar kost Ghaisan yang cukup berantakan. Bantal dan guling bergambar Anna Frozen itu berserakan di lantai. Terlihat Ghaisan yang masih terlelap dalam selimut tipisnya yang menutupi seluruh tubuh laki-laki itu.

"Jian?" Karendy berjalan ke arah ranjang kecil itu seraya menyibak selimut Ghaisan.

Tampak Ghaisan yang menggigil kedinginan dengan mata yang terpejam, wajahnya pucat kala itu membuat Karendy tak tega melihatnya.

Karendy menempelkan punggung tangannya pada kening Ghaisan. Suhunya terasa sangat panas, namun kaki laki-laki itu terasa dingin bak es kutub. Karendy kembali menyelimuti Ghaisan di tambah dengan selimut yang harus ia bawa ke perkemahan agar adik laki-lakinya itu tidak kedinginan.

Menyimpan tas ranselnya di lantai, Karendy bergegas menuju dapur. Kemudian mengambil baskom, ia menuangkan air termos yang di campur air galon dengan handuk kecil yang di masukan ke dalam air itu.

Dengan telaten, Karendy mengompres kening Ghaisan. Hal itu membuat Ghaisan terjaga dari tidurnya.

"Bang Ren? Bukannya lo mau kemah?" tanya Ghaisan pelan.

Karendy menggelengkan kepalanya pelan. "Gue izin aja, lo sakit." ujarnya, kemudian duduk di atas karpet berbulu itu.

"Karen? Lo di sini-Ghais? Lo sakit?" Nampak seorang Naufal datang dari balik pintu. Sama seperti Karendy, laki-laki berparas tampan itu menenteng tas ransel beserta peralatan kemah.

Ephemeral | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang