Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, Reyga terdiam menatap sosok yang masih memejamkan mata disisinya itu dengan intens.
Sesekali Reyga menyingkirkan anak rambut sosok itu yang menutupi wajah cantik nya dan juga mengelus pipinya.Ya semalam Reyga merubah posisi tidurnya ketika terbangun sejenak dan melihat dirinya yang tertidur dalam pelukan Starla. Sepertinya Starla nyaman dengan posisi tidurnya yang kini tertukar menjadi Reyga yang memeluk dirinya.
Elusan Reyga nyatanya membangunkan Starla. Wanita itu membuka matanya dan mengerjab pelan berusaha mengumpulkan nyawa kembali.
"Re-rey"
Pipi Starla merona berusaha menghentikan tangan Levi namun lelaki itu tetap mengelus pipinya dan...
*CUP
Sebuah benda kenyal mendarat di kening Starla.
"Bersiap lah, kutunggu di tempat makan ok" titah Reyga sembari tersenyum pada Starla.
***
Starla membuka pintu kamar mandi pelan dan berlenggang santai menuju meja rias.
"Trrrr..." getaran handphone membuat Starla mengalihkan pandangannya dari cermin.
Tanpa menatap layar handphone, Starla langsung menekan panel hijau tanda terima, menghidupkan loudspeaker dan kembali duduk di meja rias untuk memakai handbody dan pelembab wajah.
"Assalamualaikum.... Star? Lu dimana?" ucap suara dibalik handphone yang baru saja Starla terima.
"Star? Kok lu diam aja sih. Lu gak kenapa-kenapa kan?"
Starla tak menyahutnya. Perlahan langkahnya kembali ke nakas untuk memeriksa handphone itu."Cepetan turun heh, atau gw samperin ke kamar nih.. gw tunggu di tempat makan 10 menit lagi, kalo belum turun juga... gw jemput." kata suara itu mengajak pemilik handphone untuk bertemu dan sarapan di restoran hotel yang mereka tempati.
Starla yang mendengarnya pun seketika segera bersiap dan langsung turun menuju tempat yang dimaksud oleh penelpon tersebut.
Sesampainya Starla disana ia langsung menempati kursi disebelah Reyga.
***
Setelah selesai sarapan, Reyga berdiri dan menuju tempat live music.
"Tunggu disini dan jangan kemana-mana" Titah Reyga yang ditanggapi Starla dengan senyuman.
Starla yang sibuk dengan ponselnya pun terkejut ketika namanya dipanggil oleh Reyga dari tempat live music tersebut.
"Starla.. This is for you"
Saat itu juga Reyga menyanyikan lagu Dia-Sammy Simorangkir
.........
Ku ingin dia yang sempurna
Untuk diriku yang biasa
Ku ingin hatinya, 'ku ingin cintanya
Ku ingin semua yang ada pada dirinya
Ku hanya manusia biasa
Tuhan, bantu 'ku 'tuk berubah
Tuk memiliki dia, 'tuk bahagiakannya
Tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia.........
Starla meneguk salivanya susah payah, jantungnya berdetak kencang, ingin melepaskan tatapannya dari mata Reyga, namun nihil. Sepertinya mata Reyga mengandung magnet hingga membuat mata Starla seperti tertarik untuk terus menatap mata sipit dan tajam tersebut.
Stelah menyanyikan lagu tersebut, Reyga langsung menuju kehadapan Starla dan tersenyum kepadanya.
Starla yang masih terkejut akan hal tersebut membuat dirinya mamtung memnbeku dihadapan Reyga.
"Re-reyga"
Tatapan orang-orang disekitar menatap kedua orang yang kini saling berhadapan dan seketika Reyga mengeluarkan bunga dari balik jaketnya.
"Starla.. will you be mine?" Ucap Reyga lalu diiringi sorakan para penonton disana
"TERIMA... TERIMA... TERIMA..." Sorak para penonton disekitar Reyga dan Starla
"So.. will you be mine?" Tanya Reyga sekali lagi yang dijawab sebuah anggukan dan senyuman oleh Starla.
Seketika Starla meneteskan air mata dan menutupi mukanya karena malu.
"Hey don't cry ok" Ucap Reyga lalu memeluk Starla.
"YEAY... CONGRATS BRO.. WUIH KEREN LU BRO.." Ucap salah satu penonton yang menyaksikannya
***
"Ahamdulillah anak cebong bawa cewe juga ke rumah" Tegur Arga, ayah Reyga yang baru saja pulang bersama istri dan juga anak kembarnya. Starla menatap dua orang paruh baya itu dengan perasaan tak enak hatinya.
Ya, saat ini Starla dibawa kerumah Reyga karena tidak terlalu jauh dari penginapan yang mereka tempati.
"Starla? Teman satu kampus Reyga kan?" Tanya Jesica, mamah Reyga seraya menunjuk Starla.
Dengan ragu Starla mengangguk. "I-iya tan,"
"Kalian pacaran?" Tanya Jesica seraya menunjuk Gibran dan Abel secara bergilir.
"Kenapa emang, mah?" Tanya Gibran.
Jesica menggeleng kemudian tersenyum tipis. "Gapapa, semoga langgeng, ya. Starla dijaga, Rey, jangan dirusak!"
Reyga berdecak, senakal-nakalnya Reyga, Reyga enggak pernah yang namanya merusak spesies perempuan. Karena menurut Reyga, wanita itu dijaga bukan dirusak. Jika mau merusak harga diri seorang wanita, maka ingatlah ibu dan adik perempuanmu dirumah.
"Bener kamu pacarnya Reyga?" Tanya Arga pada Starla.
"I-iya om," jawab Starla sedikit takut.
"Ooh, om cuma mau bilang kamu gak pantes sama Reyga," ucap Arga.
Jantung Starla berdetak sangat kencang, desiran ngilu sangat terasa dihatinya, serta sorot matanya menatap tak percaya ayahnya Reyga.
Reyga berdiri dari duduknya dan menatap ayahnya dengan kecewa. "Maksud ayah apa?"
"Dengerin ayah dulu!" Potong Arga menyentak ucapan putra sulungnya.
Langkah kaki jenjang pria paruh baya itu menghampiri Starla yang berdiri disamping Reyga, kemudian mata tajam pria paruh baya itu menatap Starla dari atas hingga bawah dengan detail. Abel meneguk ludahnya dengan kasar, ia hanya takut direndahkan.
"Kamu gak pantes sama anak saya. Anak saya terlalu astaghfirullah untuk kamu yang subhanallah, nak." Ucap Arga dengan mimik wajah yang dibuat sesedih mungkin.
Setelah mengatakan itu, Arga melenggang pergi bersama istri dan juga putra kembarnya. Masa bodo dengan putra sulungnya yang akan ngamuk habis-habisan.
"AYAH!" Teriak Reyga.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYGA
Romance"GGGAAAKKK , GAK BOLEH PERGI POKOKNYA!!!" Pekik Starla membuat Reyga terkejut hingga terjatuh... Reyga diam-diam suka pada Starla yang suka memendam rasa.. Gmn kelanjutannya? Just enjoy the storry ok ~Update every Monday and Friday~