10.

1.2K 216 31
                                    


     “Umm”, (Name) membuka matanya perlahan, tubuhnya terasa sangat berat. Namun tangannya seperti di pegang oleh sesuatu yang hangat.

     “(Name)!!”

     “Via, Kazuki, Acchan”, (Name).

     “Kau merasa baikan? (Name)?”, tanya Via.

     “Tentu saja, aku sangat bugar”, (Name) mencoba untuk duduk namun terasa sangat perih.

     “(Name), tiduran dulu aja, luka mu masih belum terlalu kering”, Kazuki.

     “Sejak kapan kalian disini?”, tanya (Name).

     “Sejak kami diberi tau Kawata”, Acchan.

     “Nahoya dimana?”, tanya (Name).

     “Dia diruang tunggu, dia sangat cemas (Name) aku mengkhawatirkan nya”, Via.

     “Begitu ya, aku telah membuatnya cemas”, (Name).

     “Kami akan keluar sebentar, bicaralah dnegan Kawata”, ucap Kazuki.

     “Arigato, semua”, (Name) tersenyum.

   Setelah mereka bertiga keluar, Nahoya masuk sambil menundukan wajahnya. Nahoya menggenggam erat tangan (Name) lalu menangis.

     “(Name), maafkan aku”, ucapnya sambil menangis, (Name) mencoba duduk sambil menahan perih dibagian perutnya.

     “Nahoya, kau tidak salah”, (Name) mengusap lembut tangan Nahoya.

     “Aku tidak bisa menjaga mu dengan benar”, tangisan Nahoya semakin keras, (Name) mengangkat dagu Nahoya lalu mengusap air matanya.

     “Ini terjadi karena kecerobohan ku, bukan salah mu, maaf membuat mu cemas”, (Name).

     “(Name)”, Nahoya memeluk (Name) erat, (Name) merasa bersalah saat melihat orang yang selalu tersenyum itu menangis.

     “Nahoya, aku ingin melihat senyuman mu”, (Name).

     “Senyum?”, Nahoya sudah berhenti menangis, wajahnya yang berantakan terlihat lucu dimata (Name).

     “Ahahaha iyaa, senyum aku ingin senyuman mu”, ucap (Name) sambil sedikit tertawa.

     “Se-seperti ini”, Nahoya mencoba tersenyum, namun masih belum selebar senyuman yang sering ia pasang kemana pun dia pergi.

     “Seperti terpaksa.. lebarkan lagii”, (Name) mencubit pipi Nahoya lalu menariknya ke samping.

     “Ini?”

     “Naah itulah Nahoya yang ku kenal”, (Name) tersenyum memperlihatkan gigi manisnya.

     “Kau membuat wajah ku berantakan (Name)!!”, ucap Nahoya setelah (Name) memberikan poselnya untuk berkaca.

      “Datte, Nahoya terlihat sangat imut lho”, (Name) tertawa keras.

      “Mohh (Name)!!”

     “Arigato, Nahoya”, (Name).

     “Cepat sembuh, (Name)”, ucap Nahoya sambil mengusap lembut surai (Name).

       Sementara diluar pintu,

     “Kawata, tidak perlu terlalu khawatir”, ucap Kazuki sambil menepuk nepuk pundak Souta.

     “(Name) – chan, syukurlah”, Via.

     “Via, jangan nangis dong”, Acchan tertawa sambil memeluk Via yang menangis.

ɴᴀʜᴏʏᴀ ᴋᴀᴡᴀᴛᴀ ' ʏᴏᴜʀ sᴍɪʟᴇ 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang