Bagian 40

11.5K 782 152
                                    

Selamat tengah malam teman2 semua~

Akii kembali dengan membawa chapter baru~ mon maap RL lagi rumit, sekarang udah mulai teratur lagi, Akii usahain update rutin ya:v Special thanks buat reader yang setia nunggu My baby Luca :') Akii terharu baca dm&komen kalian. Love you all~

----------------------------------------------------

#Author POV

Begitu Jonathan Lockwood membuka pintu, hal pertama yang dia lihat adalah sepasang mata yang memperhatikannya dengan siaga. Jonathan cukup puas dengan reaksi anak anjing barunya, dia memberikan senyum terbaiknya kepada little puppy nya itu.

"Ohh, my cute little puppy is awake, aku sudah menunggumu sejak kemarin"

"KAU!!!! Apa yang kau lakukan disini?"

"Shh keep calm, Pet. We need to take care of your little buddy down there, don't we?!"

Jonathan tau kalau little puppy nya membutuhkan toilet segera, dia sengaja membuat Luca berada di ambang batas agar dia bisa bermain sesuka hati. Jonathan memperhatikan ekspresi Luca yang tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun.

Perlahan, Jonathan melepaskan borgol di kedua kaki Luca, kali ini dia akan berbaik hati dengan membiarkan anjing kecilnya merasa tidak tertekan. Ketika Jonathan selesai dengan borgol di kaki, dia melihat Luca mengulurkan kedua tangannya. Jonathan menaikkan sebelah alisnya, menunjukkan ekspresi bertanya-tanya.

"Buka borgol tangan ku"

Jonathan tidak menjawab, dia hanya memberikan smirk khas nya yang selalu membuat para sub merinding sampai tulang.

"Mau jalan sendiri atau digendong?"

"Fuck you! Bebaskan tangan ku cepat!"

PLAK!

Satu kesalahan membuat mood Jonathan berubah seketika. Luca tersungkur karena tamparan yang diberikan oleh Jonathan. Jonathan dengan ekspresi marah yang masih bisa dia kendalikan menatap little puppy dibawahnya. Dia menangkap mata puppy nya yang penuh kebencian, dia merasa ekspresi itu bukan untuk dirinya.

"Apa yang kau lakukan?!" Little puppy nya berteriak kencang. Jonathan yang mendengar teriakan itu perlahan menyentuh dagu Luca sambil berucap pelan tapi penuh peringatan "Language, Boy!"

Ekspresi Luca berubah seketika, dia merasa terancam untuk pertama kalinya. Sorot mata ketakutan jelas membuat siapapun merasa kasihan, tapi tidak dengan Jonathan yang sudah sering melihat hal seperti ini. Sebaliknya, dia merasa puas, akhirnya, tahap pertama little Puppy nya akan menurut padanya. Jonathan masih memperhatikan gerak gerik puppy lucu itu, Jonathan tau little puppy nya berusaha bangun untuk membalas tamparan yang barusan. Jonathan lagi-lagi tersenyum, dia senang little puppy nya masih punya harga diri dan bukannya langsung menyerah. 'Permainan ini semakin menarik' ucapnya dalam hati. Setelah melihat little puppy nya semkain tersudut, Jonathan akhirnya ingat kalau makhluk imut ini membutuhkan toilet segera.

"Aku akan mengantarmu ke kamar mandi"

"Aku akan pergi sendiri"

Jonathan membiarkan little puppy nya melakukan apa yang dia inginkan.

Luca berusaha bangun dengan penuh perjuangan. Jonathan masih mengamati, dia melihat bibir Luca bergetar, ternyata bukan hanya bibirnya yang bergetar, seluruh tubuhnya bergetar. Jonathan tersenyum melihat ini, little puppy nya benar-benar imut. Setelah bosan melihat Luca yang gagal berjalan berkali-kali, Jonathan ingin segera menggendongnya dan membawanya ke kamar mandi. Sebelum sempat melakukan itu dia melihat Luca yang kesal dan berencana memukul kedua kakinya yang bergetar "Kaki sialan!". Jonathan segera menghentikan tindakan bodoh Luca, dia paling tidak suka melihat orang lain menyiksa diri mereka sendiri.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Aku memberi pelajaran kedua kakiku, sialan!"

"Aku tidak mengijinkanmu menyakiti apa yang sudah menjadi milikku"

"Ha?"

Belum sempat menjawab, Jonathan mengangkat Luca lalu membawanya ke toilet. Tepat setelah Luca keluar dari jeruji besi nya dia meronta berusaha membebaskan diri. Jonathan tanpa beban, langsung mencekik leher Luca dan menatap lurus ke matanya

"Menurut atau...mati?!"

Luca menyadari kalau Jonathan serius dengan kata-katanya, dia terdiam, berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

"Bagus, sekarang masuk ke toilet"

Luca tidak menjawab tapi langsung masuk ke dalam. Dia mengira Jonathan akan meninggalkannya di luar tapi ternyata dia salah! Jonathan ikut masuk dan berdiri tepat dibelakangnya!!!

"Sialan apa yang kau lakukan?!"

"Membantumu"

"Aku bisa sendiri, brengsek!"

"Sshh, lihat tangan mu"

Luca langsung sadar, borgol masih mengikat kedua tangannya ke belakang. "Sialan!" Jonathan hanya tersenyum melihat kebodohan Luca. Dia kemudian menyelipkan kedua tangannya di celah antara tangan dan pinggang Luca, seperti memeluk dari belakang. Luca merasa tidak nyaman tapi dia menahannya, Luca sudah tidak kuat, jika ditunda lagi sudah pasti dia kencing dicelana. Jonathan sengaja membuka resleting pelan-pelan agar dia bisa menikmati aroma tubuh Luca, dia begitu dekat dengan little puppy nya. Selain aroma Luca, Jonathan juga suka merasakan tubuh Luca yang menegang karena sentuhannya. Jonathan mendekatkan bibirnya di telinga Luca. Secara otomatis Luca bisa mendengar dan merasakan suara nafas Jonathan yang dia rasa terlalu dekat dengannya, dengan marah dia berkata "Tidak bisakah kau mundur?!"

Jonathan tidak menjawab, dia hanya tertawa kecil, dan sialannya Luca bisa mendengar itu dengan jelas.

"Jangan bernafas di telingaku"

"Hm?" Jonathan memberikan desahan tepat di telinga Luca. Luca merasa semakin tidak nyaman dengan posisi dan situasi ini. Dia segera menyelesaikan urusannya dengan little buddy nya.

"Apa yang kau tunggu cepat tutup resletingnya!"

"Sshh, Puppy, bukan kah kita harus membersihkan little buddy?"

"Brengsek, minggir!"

"Ha ha ha ha... Kenapa?Biarkan aku membantu mu"

Luca tidak bisa melakukan apapun dengan tangan terikat speerti ini, dia sudah tidak tahan lagi dengan penghinaan semacam ini. Akhirnya, dia hanya bisa menutup mata dan membiarkan Jonathan melakukan apa yang ingin dia lakukan.

Setelah urusan toilet selesai, Luca dimasukkan ke dalam jeruji besi lagi.

"Little Puppy, mulai sekarang tempat ini akan menjadi kandang mu, kau akan tinggal dan makan di sini. Mengerti?"

"Apa kau bodoh? Aku bukan anak anjing! Aku manusia dan aku tidak tinggal di kandang!"

"Shh, apa kau lupa pelajaran pertama kita tadi?"

"Brengsek! Lepaskan aku segera, cepat telpon Ashlan, dia akan memberikan apapun yang kau inginkan jika kau membebaskan ku"

"Ashlan? HA HA HA HA. Kau lucu sekali little puppy, apa kau lupa apa yang dilakukan Ashlan padamu?"

Deg!

Luca merasa ingatannya mengalir kembali, bagaimana mungkin dia bisa melupakan fakta kalau Ashlan sudah berselingkuh dengan pemain piano sialan itu?! Kenyataan menampar lebih keras dari yang dia bayangkan, Luca mulai berfikir, kalau daddy nya benar-benar sudah melupakannya dan memilih orang lain lalu kepada siapa dia bisa bergantung?

"Benar sekali, HAHAHA, kau tidak punya siapapun sekarang, karena itulah kau harus menurut kepadaku, Pemilik baru mu" Seolah bisa membaca fikiran Luca, Jonathan dengan sangat bersemangat menyatakan kepemilikannya.

Luca hanya menatap kosong ke arah Jonathan, mata nya menatap ruang kosong yang entah mengarah kemana. Setelah sekian lama merasa terlindungi dan disayangi, sekarang dia sepenuhnya sadar, tidak akan ada yang menyelamatkannya!

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa kasih komentar dan review ya:) Thank you~

HIS DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang