Bagian 25

13.9K 1K 12
                                    

"Beneran? Yayy!!"

Aku terlalu excited sampai meloncat ke daddy dan hasilnya tulang ku yang retak terasa sakit. Aku berusaha menyembunyikannya dari daddy, nanti kalau daddy tau bisa gawat. Rencana ku untuk bersenang-senang pasti batal.

Kemudian, kami turun ke bawah dengan daddy yang menggendongku seperti kanguru yang menggendong anaknya, beberapa orang sempat memperhatikan kami. Meskipun begitu daddy tidak merasa terganggu sama sekali padahal kan dia sosok terkenal. Daddy apa gak takut image nya jelek karena aku?

Daddy dengan leluasa mengambil air dan memberikannya padaku. Beberapa bartender terlihat menyapa daddy dan aneh nya mereka tidak menghentikan daddy mengambil minumnya sendiri, Tunggu, apa aku melewatkan sesuatu?

"Daddy kenal dengan pemilik club ini?" Tanya ku setelah daddy duduk

"Hm? kenapa kau berfikir seperti itu?"

"Karena Luca lihat daddy santai banget kayak tempat ini punya daddy"

"Seperti itulah"

"Apa?!"

uhukk uhukk

Aku sampai tersedak karena daddy. Sekarang aku tau kenapa orang tidak berbicara dan minum disaat bersamaan.

"Ssshh minumnya pelan-pelan, Luca"

"Wait, daddy bilang kalo club ini punya daddy?"

"Setengahnya"

"Setengahnya??"

"Iya, aku dan Edward mendirikan tempat ini. Meskipun sebagian besar management club diurus oleh nya tapi terkadang Ed akan meminta bantuanku ketika membuat keputusan penting"

"Wow" ucapku sambil bengong

"Luca? kau baik-baik saja?" tanya daddy setelah melihat muka wajah bodohku.

"Yeah... Yeah, I'm so fine. It's just... Daddy dan Mr. Doctor tidak terlihat seperi bisa bekerjasama meskipun kalian bersahabat"

Dengan senyum mengembang diwajahnya daddy menjawab

"Kami sudah mengenal terlalu lama sampai aku merasa bosan jika harus berbicara dengannya, mungkin itu yang membuatmu merasa kami seperti kucing dan tikus"

"Memangnya sudah berapa lama daddy kenal Mr. Doctor?"

"Emm entahlah. Kami teman sejak kecil. Semua ingatan masa kecilku penuh dengan Edward dan Xander"

Masa kecil daddy terlihat seru, bahkan daddy punya sahabat yang sampai saat ini masih tetap berhubungan dengannya.

"Apa daddy masih sering berkumpul dengan mereka?"

"Tidak begitu sering tapi kami selalu menyempatkan diri untuk tetap bertemu meskipun sibuk"

"Teman-teman daddy terlihat seperti orang yang baik"

"Dan Luca adalah yang tebaik"

"Eh? ti-tidakk... Lu-Luca..." Seketika wajahku memerah ketika daddy memujiku seperti itu.

"So cutee" daddy mengecup tanganku sambil terus melihat wajahku yang semakin memerah. Aku harus belajar mengendalikan diri, 'Sialan sejak kapan aku jadi mudah tersipu begini?'

"Sekarang giliran Luca"

"Giliran apa, daddy?"

"Aku ingin tau lebih banyak tentangmu, baby boy" ucap daddy dengan tatapan serius

"Ta-tapi..."

"Tidak apa, kalau Luca belum siap daddy akan menunggu"

"Eh? Emm... Luca tidak tau harus cerita apa"

Aku tidak pernah bercerita apapun kepada siapapun tentang masa laluku karena itulah aku tidak tau harus mengatakan apa. Memang apa yang menarik dariku? Aku hanya pelayan restauran biasa yang tidak menarik sama sekali. Bagaiman jika daddy nanti menjauh setelah tau kalau aku hanya orang biasa?

"Jangan pernah berfikir yang aneh-aneh, baby boy. Daddy tidak akan pergi kemanapun, I'm yours"

"Eh? daddy bisa membaca fikiranku?"

Daddy tertawa kemudian berkata "Tentu tidak baby"

Aku hanya tersenyum melihat daddy yang entah bagaimana bisa tau apa yang kufikirkan. beberapa menit kemudian aku mulai mengantuk dan daddy mengajakku pulang. Malam ini terasa menyenangkan, aku tidak menyangka akan punya kesempatan mengungkapkan kekhawatiranku pada daddy di club, iya di club. Tempat tidak biasa untuk terbuka satu sama lain.

Aku tidak yakin apakah daddy akan senang dengan ceritaku, tapi aku bersedia membuka diri kalau itu akan membuat daddy senang. Aku ingin menjalin hubungan serius dengan daddy jika daddy memang benar-benar menginginkan ku.

.

.

.

.

.

.

.

.

Akii menunggu pendapat kalian di kolom komentar:)
*Hugs&Kisses
 

HIS DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang