Bagian 5

27K 2.2K 14
                                    

-Lucas POV-

Huekkkk

Hangover... Again.

Dasar aku gila. Kenapa aku minum sebanyak itu semalam! sekarang perutku terasa seperti akan meledak, kepalaku pusing sekali, seluruh ruangan ini seperti berputar. Aku benci minum!

Keluar dari kamar mandi dengan tertatih-tatih aku menuju ranjang, kuraih ujungnya dan aku berbaring lagi.

"Morning baby"

'Suara apa itu?'

"Bangunlah, ini sudah jam 10 dan kau masih diatas ranjang. Aku harus berangkat kerja baby"

'Apa aku berimajinasi? hangover ternyata bisa memberi efek seperti ini'

Kudengar suara langkah kaki menghampiriku, mataku terlalu berat untuk kubuka dan tubuhku telalu lelah untuk sekedar berbalik. Aku tidak peduli. Kecupan-kecupan singkat mendarat diseluruh bagian wajahku, aku terbangun dan kudorong orang gila yang melakukan ini padaku.

"Siapa kau? Apa yang kau lakukan dirumahku?" tanyaku marah

"Rumahmu?" Bukan menjawab tapi pria itu malah bertanya lagi. Ketika kesadaranku akhirnya terkumpul kubuka mataku lebar-lebar,

"KAU!"

"Yes baby, it's me. Apa kau akhirnya mengingatku? Well, kurasa tak semudah itu kau akan melupakan ku"

"Dasar gila, pergi dari rumahku sekarang"

"Baby boy, bangunlah..."

'Bangunlah? apa maksudnya?'

Kuedarkan pandanganku ke sekeliling, sebuah ruangan dengan jendela besar yang ditutupi gorden warna putih,  sebuah lukisan menggantung di dinding tepat di depanku.

'Wait, ini tidak terlihat seperti tempat tidurku'

"Sepertinya kau sudah sadar, ayo kita turun kebawah. Aku membuatkanmu sarapan"

'sialan, apa aku dirumah pria gila ini? apa yang terjadi?'

Ketika aku masih pusing berusaha mencerna situasi ini tiba-tiba pria itu mengecup keningku dan menuntunku untuk keluar dari kamar ini.

"Wait."

"Kenapa baby?"

"A-Aku harus mandi dulu" Matanya mengamatiku dari atas sampai bawah. Tubuhku tiba-tiba menegang karena diperhatikan se-intens itu.

"Mau kumandikan?"

"Haaa? Dasar gila. Tidak!"

Dia hanya tetawa kecil, "Alright baby boy, kutunggu dibawah"

Selesai mandi aku turun kebawah masih dengan mengenakan piyama yang sama – tanpa celana, 'Fu*k' , bagaimana aku bisa pakai pakaian tanpa bawahannya? ini pasti kerjaan si brengsek itu. Setelah memaki orang asing itu habis-habisan, aku berjalan kearah aroma pancake dan madu yang menarik perhatian hidungku. Mengikuti insting, akhirnya aku menemukan dapur.

"Morning baby" sapa nya padaku.

"Sepertinya kau tidak dalam mood untuk menjawab 'selamat pagi' ku. Dua kali aku mengucapkannya dan tak satupun kau membalasnya"

'orang ini berbicara sendirian' gerutuku dalam hati

"Baiklah kalau begitu, duduk, kita sarapan"

Mengikuti perkataannya aku duduk kemudian memakan pancake yang terlihat lezat itu. Beberapa menit kemudian kami selesai makan.

"Baby apa hari ini kau ada acara?"

"Aku harus bekerja"

"Jam?"

"Bukan urusanmu"

"Dimana kau bekerja?"

"Bukan urusanmu"

"LUCAS!" suaranya yang lembut tadi tiba-tiba berganti menjadi suara yang membuatku merinding

"Apa aku harus mengingatkan mu tentang apa yang akan terjadi pada baby boy yang nakal?"

"N..No Daddy, I'm sorry"

'Wait, waitt apa aku barus saja mengatakan Daddy and Sorry?Where is my self control? Secara tidak langsung aku sudah menyetujui kalau aku akan menjadi babby boy nya! Dasar bodoh... bodoh... bodoh!!!'

"Good boy. Masih 30 menit sebelum aku berangkat jadi, kita tidak punya cukup waktu untuk punishment mu, kita akan melakukannya lain kali."

"Umn..."

"Use your words baby"

"Y-Yes, Daddy" jawabku ragu-ragu

Dia tersenyum dengan aura posessive yang kental.

"Sekarang aku akan mengantarmu pulang, aku telah meletakkan baju untukmu dikamar, kau bisa berganti pakaian"

"Thank you"

"Thank you, what?"

"Thank you, Daddy"

"Good Boy"

Setelahnya aku naik untuk menuju kamar tadi, kulihat ada kaus berwarna putih dan jeans yang berada di atas ranjang.

'Sepertinya baju ini milik orang itu'

Kuperhatikan diriku di pantulan kaca jendela karena tak menemukan cermin, tubuhku terlihat semakin kecil dengan kaus yang kebesaran ini, meskipun bukan milikku tapi jeans nya sangat pas ditubuhku. Kumasukkan bagian depan kaus ku kedalam jeans dan dengan sedikit sentuhan akhirnya baju ini terlihat cocok untukku.

Baru sampai ditangga tengah, kulihat Ashlan berjalan menuju kearahku, mataku terkunci pada sosok yang kulihat ini. Postur tubuhnya yang jenjang dan otot-otot yang terlihat sangat menggoda itu semakin sempurna ketika dibalut dengan jas berwarna biru gelap yang pas memeluk tubuhnya, dipadukan dengan kemeja putih serta scraft bermotif abstrak yang melingkar dilehernya, aku diam. Tak bergerak. Tak berfikir. Tak bernafas.

"Do you like what you see, baby boy?"

"Yes, Daddy" 

.

.

.

.

.

Thanks for reading!

Lately, Akii berfikir banyak hal yang gak jelas... Wasting time and energy:( Tapi berkat itu akhirnya Akii punya ide-ide mengalir bagaikan air terjun, thanks to my wild imagination :D

Well, see yaa next chapter~Tetep support Akii dengan vote and comment;)

HIS DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang