Bagian 15

18.6K 1.5K 18
                                    

Sudah 1 bulan aku tidak bertemu Ashlan lagi. Pekerjaan ku di restauran membuatku sibuk sehingga aku tidak punya waktu untuk mengejar Ashlan ataupun memikirkannya.

'Hidup terlalu panjang hanya untuk memikirkan seorang pria saja'

Entah kenapa aku juga tidak pernah melihatnya makan di The Moon lagi, apakah sekarang dia mengganti restoran kesukaannya karena tak ingin melihat wajahku? Terserahlah, aku sudah tidak peduli. Apapun yang terjadi pada Ashlan sialan itu BUKAN URUSANKU!

"Hey baby Luc, mau nonton bareng nanti?"

"Danny berhentilah memanggilku seperti itu!"

"Manggil gimana? Kau tidak suka? Hmmm? baby?"

"Danny~"

Danny hanya tertawa melihat ku kesal karena tingkahnya. Dulu aku tidak masalah mau dipanggil apapun oleh Danny, tapi sejak panggilan 'baby' itu mengingatkanku pada Ashlan, aku mulai membenci panggilan itu.

"Ayolah sweetheart, sudah saatnya kau move on"

"Apa maksudmu? aku sudah move on dari dulu"

"Terus kenapa masih tidak mau kupanggil baby? bukankah dari dulu kau suka dipanggil begitu"

"Sekarang tidak lagi, oke! dan ini tidak ada kaitannya dengan apapun, aku hanya tidak menyukai panggilan itu"

"Baiklah... baiklah... kalau begitu apa kau jadi mau nonton?"

"Enggak mau, aku benci bioskop"

"Heh~ sekarang kau mulai membenci semua yang berkaitan dengan director ganteng itu"

"Danny!!"

Danny tertawa lagi.

Kami bekerja dengan sangat keras selama seminggu ini. New York sedang memasuki season dimana banyak traveler yang berkunjung. Restauran selalu penuh dengan orang kaya yang lapar. Aku bosan sekali. Sesekali aku harus bersenang-senang.

"Danny, ayo kita nonton"

Danny hanya bengong mendengar tawaranku.

"Kau yakin?" tanyanya dengan nada bicara penuh drama

"Jangan berlebihan begitu Danny, aku hanya mengajakmu nonton bukan berperang"

"Bukankah kau tadi tidak mau?"

"Tadi. Sekarang mau"

Danny tersenyum hangat.

Sepulang kerja kami segera ke bioskop terdekat, memesan tiket film action terbaru dan menikmati waktu tenang ini bersama. Seolah bisa membaca fikiranku, setelah kejadian menyebalkan dengan Ashlan, Danny mengajakku tinggal dengannya untuk sementara. Selama seminggu itu aku tidur dirumah Danny. Aku tahu Ashlan tidak akan mencariku, dia punya mainan yang lebih menarik daripada seorang pelayan dekil seperti ku.

'Eh wait, kenapa aku memikirkan Ashlan? bodoh!!!'

Satu jam kemudian filmnya slesai. Aku berpisah dengan Danny, kami pulang kerumah masing-masing. Tubuhku lelah sekali, tapi entah kenapa aku selalu tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Sambil menunggu lampu penyebrangan berwarna hijau aku melihat layar billboard besar didepan ku. Layar itu sedang menayangkan Festival De Cannes secara live. Dengan ekspresi datar kuperhatikan setiap artist yang mengenakan pakaian indah disana.

Tiba-tiba mataku melihat seseorang yang sangat tidak asing. Ashlan. Dilayar dia terlihat sedang berpose didepan kamera dan tangannya menggandeng...

'Sh*t model itu lagi!'

'Kenapa aku harus melihat ini?'

Kepalaku terasa berputar, tubuhku terasa panas karena emosi yang datang entah dari mana. Apa aku marah? kenapa aku harus marah? dia bukan milikku. Dia tidak pernah menjadi milikku.

HIS DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang