Bagian 11

21.6K 1.6K 12
                                    

Sudah jam 1 siang, aktivitas yang kulakukan dengan daddy tadi sungguh menyita waktu. Aku harus segera berangkat kerja. Berbeda denganku, daddy sedang santai dan tidak terlihat harus bekerja hari ini.

"Daddy, aku harus pergi kerja. Jangan peluk terus"

"Hm? Tidak perlu pergi kerja, disini saja nanti daddy peluk seharian"

"No, I have my responsibility as a man"

Daddy menatap kearahku, sekarang aku dan daddy sedang berbaring di sofa. Daddy sedang menghimpit badanku agar aku tidak pergi kemanapun.

"Biar kuantar"

"No! aku bisa berangkat sendiri"

"Kenapa kau tidak mau kuantar? apa kau menyembunyikan sesuatu dariku, baby boy?"

"Daddyyyy... No, I'm not. Aku harus pulang dulu, aku harus mengambil sesuatu baru berangkat kerja. Akan sangat merepotkan jika daddy harus mengantarku"

"Aku tidak keberatan mengantarmu"

Akhirnya aku menyerah, ku-iya-kan tawaran daddy untuk mengantarku pulang, bukan bekerja. Aku tidak ingin merepotkan daddy. Semalam daddy pulang larut dan harus mengurus ku, aku tak ingin membuatnya kelelahan.

Sampai dirumahku daddy masih tidak mau pulang, dia tetap menahanku dengan berbagai cara. Seperti memeluk dan menciumku.

"Daddy... ayolah"

"Oke, baiklah. Daddy akan pulang. Aku akan menjemputmu nanti, kirimkan alamat tempatmu bekerja dan aku akan segera kesana, mengerti?"

"Iya daddy, aku mengerti. Sekarang pulanglah"

"Apa kau barusan mengusirku, baby boy?"

"No, I-I don't..."

Daddy tersenyum, "It's fine, I understand"

Daddy mendaratkan ciuman lembut dibibirku. Bukan ciuman intens seperti tadi, tapi ciuman perlahan dan menggoda yang membuat otakku berhenti berfikir.

"Mnh... daddy"

"Pergi sekarang, kalau tidak kau akan terjebak dimobil ini seharian"

***

Makan siang terasa sangat panjang, shift ku tak kunjung berakhir. Aku ingin segera pulang dan bertemu daddy. Meskipun kurasa sudah lama tapi jam masih menunjukkan pukul 4 sore. Menu makan siang sudah bergeser menjadi afternoon tea and pastry. Restauran sudah lebih lengang tidak seramai ketika makan siang tadi. Nanti ketika jam makan malam tiba pengunjung akan bertambah banyak lagi.

"Hey Harry, about yesterday, I'm sorry" aku memutuskan untuk meminta maaf pada Harry atas kekacauan yang tejadi kemarin, aku sungguh kekanakan. Meskipun daddy mengijinkanku berperilaku seperti itu, tapi tetap saja aku merasa sedikit malu.

"Oh, yeah, it's fine" jawab Harry terlihat gugup

"Actually, can I ask something?" tanya Harry kemudian

"Yeah, of course"

"Is that... your boyfriend?"

Aku terkejut mendengar pertanyaan Harry, sebelumnya, aku tak pernah berfikir tentang hubunganku dengan daddy. Karena terlalu asik ketika berdua, kami belum sempat membahas hal yang berkaitan dengan hubungan ini.

"Umnn, yeah. H-He is my boyfriend" jawabku tak yakin

"Alright, I just– well I'm curious. Kau terlihat..." Harry menghentikan kalimatnya

"Aku terlihat?" Tanyaku penasaran

"Kau berbeda, kau terlihat berbeda ketika bersamanya"

"Aku terlihat seperti apa?"

"Well, You know... kau terlihat sangat manja, biasanya kau sangat mandiri dan selalu berusaha melakukan segalanya tanpa minta tolong pada orang lain"

"Ah! apa aku seperti itu?"

"Yeah"

Percakapan yang berlangsung dengan Harry terpaksa dipotong karena para tamu yang datang semakin banyak, kami harus kembali bekerja. Di dalam otakku, kuingatkan pada diriku sendiri untuk bertanya pada daddy tentang hubungan kami nanti.

Aku bukan tipe orang yang suka dipermainkan, aku tidak suka patah hati. Aku tidak akan berbagi kekasihku dengan siapapun, aku hanya menjalankan hubungan yang serius bukan hanya hook-up ataupun one night stand. Karena itulah aku single dalam beberapa tahun terakhir ini.

Ketika sedang melayani seorang pelanggan dan menuliskan pesanan mereka, sudut mataku menangkap sosok yang tidak asing, daddy. Tanganku bergetar, daddy sedang berdua dengan seorang wanita. Dari posisiku berada aku bisa melihat dengan jelas wajah wanita itu.

'Fu*k! itu cewek yang sama daddy kemaren!!'

Deg

Jantungku terasa sakitlagi. 

.

.

.

.

.

.

My baby Luca, lemme fix your heart:(

HIS DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang