'Jangan terlalu membenci ataupun mencintai seseorang dengan berlebihan, sedangkan Allah Maha membolak-balikkan hati'
POV Nazifah
Aku memang bukan perempuan baik - baik, tak perlu kuceritakan seberapa buruknya aku di masa lalu cukup hanya Allah yang mengetahui baik buruknya diriku.
Masih terngiang jelas cibiran para teman-temanku hanya karena sebuah ketidaksuaian dalam pakaianku dan ilmu. Semua itu berawal dari disaat kelas kami saat ada praktik membaca Al-qur'an, haha... Kalian tau kan bahwa saat itu aku masih buruk dalam ilmu agama. Betapa malunya aku saat tidak bisa membaca kalamnya Allah, hanya berdiam dan merapatkan bibir pucat karena terlalu takut, betapa malunya aku saat temanku menertawaiku dengan kata yang memang benar apa adanya pada diriku.
"Gayanya aja kaya ustadzah, suruh baca Al-qur'an aja diem baee fah fah."
"Suara mah bagus,, eh? Suruh baca nggak bisa. Is is is malu banget deh"
"Untung aku bisa" timpal yang lainnya karena melihat pak ilyas guru PaI menggelengkan kepala tak percaya denganku. Aku tidak marah, sungguh. Aku hanya kecewa pada diriku yang tak pernah belajar mengaji, padahal masjid didaerahku sangat dekat.
Dan disaat itulah aku bertekad untuk belajar hingga saat ini aku bisa menjadi guru di TPQ, walaupun aku masih tahap belajar, tapi in syaa Allah masih ada ilmu yang kudapat dari guru untuk kuajarkan pada adik-adik. Aku bersyukur sangat bersyukur, karena sebuah cibiran bisa jadi jalan menuju takdir lebih baik.
Kadang kita memang memerlukan tekanan yang kuat untuk kembali sadar dan berdiri berjalan tegak menuju kebaikan.
Aku bersyukur karena doaku terkabul. Alhamdulillah, dulu aku pernah menulis pada sebuah ketas.
Semoga diumurku yang ke- 15 kesana, aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi-by NZ
Seperti itulah kira - kiranya,,, haha aku jadi malu sendiri pada kalian, karena memberitahu tulisan jekekku ku dulu pada kalian.
Kurang lebihnya memang seperti itu, tak mungkin kan orang baik tak punya masa lalu buruk, dan orang buruk tak punya masa depan. Semua butuh proses untuk membentuk skill dan jati diri.
Sekarang adalah hari Al-ahad dimana nanti setelah ba'da asar jadwal Nazifah mengajar di TPQ bersama dengan yang lain , dia jadi tersenyum sendiri membayangkan keceriaan para adik-adiknya. Dia sudah tak sabar untuk bertemu dengan waktu itu agar berjumpa dengan mereka, namun sekarang dia harus bersabar, karena sekarang dia berada di Dojo tempat dimana dia mengikuti extra kurikuler karate, namun untuk saat ini dia tak ikut latihan karena bendahara pokok sedang izin jadi sekarang dia yang melayani para wali karateka dalam pembayaran administrasi.
Jadi bisa saja dalam waktu 1 pekan Nazifah tak istirahat seharian penuh karena hari senin - jum'at dia sekolah, belum lagi jadwal TPQ yang jatuh pada hari senin, rabu, kamis, sabtu, dan Al-ahad, kemudian di hari sabtu dan ahad dua harus exkul sambil mengemban amanah yang dimana dia menjadi pengurus administrasi.
Aku diam sambil terus berjalan tanpa mengumbar Perjuanganku ke tahap ini, karena ada waktunya mereka tahu. Cukup Allah yang memberi tahu mereka, walau kadang sisi kedengkian serta keujuban pada manusia termasuk diriku ini muncul tanpa terkendali, hanya karena ingin mereka tahu betapa hebatnya aku. Itukan menurutku bukan orang lain , bisa jadi aku yang terburuk, terlemah serta terhina dimata mereka bahkan dimata yang Maha kuasa, audzubilahimindzalik. Astagfirullah. Ampun ifah Ya Allah.
Sekuat mungkin ifah seorang diri melawan bisikin yang semakin kuat pada hatinya.
Subhanallah
Subhanallah
SubhanallahAllah, Allah, ya allah
Astagfirullah hal'adzim
Astagfirullah hal'adzim
Astagfirullah hal'adzimSambil terus berjalan pulang, Nazifah mengucapkan dzikir hingga sepeda motor berhenti di sampingnya.
"Mau ikut?" Tawar lelaki itu.
Ifah menengok lalu tersenyum singkat, "Terima kasih." tolaknya halus kemudian berjalan kembali untuk mengejar waktu karena nanti dia ada jadwal mengajar, biarlah dia harus berjalan berkilo - kilo untuk sampai rumahnya, karena dia tak pandai kendaraan sedangkan orang tuanya adalah orang yang sederhana.
Mendapat penolakan dari ifah tidak membuatnya marah atau kecewa, lelaki itu palah tersenyum karena penolakan itu. Menurutnya ifah itu wanita sederhana, dewasa, tegar, pantang menyerah, dan jiwa berkemimpinan serta jiwa keibuannya yang membuat siapapun merasa nyaman tanpa dia ketahui.
Dia hanya tahu sedikit tentang ifah. Dimana ifah adalah anak ke-3 dari 3 bersaudara yang dibesarkan oleh single parent, kakaknya yang pertama sudah berkeluarga, sedangkan yang kedua tengah bekerja dan yang sekolah adalah ifah serta adiknya yang berjenis kelamin laki-laki.
Dia salut dengan kepribadian perempuan itu, dia orangnya pendiam tapi dibalik semua itu, dia orang yang perhatian, peka dan ifah itu perempuan yang tak mudah ditebak sikapnya, jadi kadang dirinya pun bingung,lucu memang tapi itulah kenyataannya.
Tapi kalian tahukan bahwa mahluk hidup tidak ada yang sempurna termasuk dirinya. Kekurangan yang ifah punya adalah setahu dia, ifah itu tak pandai dalam segi materi pelajaran dan dia juga tak begitu cantik dalam segi fisik. Anaknya pendek, dia hanya mempunyai tinggi badan 149cm,dan mukanya yang tampak seperti ibu,kulitnya cokelat atau kuning langsat, eiitsss jangan berpikir aneh-aneh ya, aku tidak mengintipnya tapi aku lihat dari kulit punggung tangannya, tidak lebih.
Alhamdulilah sudah selesai Part ini yahhh,,,, jangan lupa vote sama Come nya yahhh.
Semoga kalian selalu sehat lahir batin, rajin ibadahnya yah.
Jangan lupa shalat dan mengaji yaaaa saudaraku 💞🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
LABUHAN HATI-End Story
SpiritualDimana rasa berlabuh disitu cinta berlayar. Jika bukan trauma yang dia takutkan, lalu apa yang wanita itu takutkan?. Mari kita simak untuk mengetahui dimana hatinya, "BERLABUH."