@Hari Kelulusan

3 1 0
                                    

Seperti biasanya ifah selalu bangun pada pukul 2 dini hari untuk melaksanakan sholat tahajjiud, witir dan dilanjut sholat fajar ketika menjelang akan subuh.

Dia duduk dengan kusyu sambil berdzikir ketika sholat sunnah itu telah selesai, setelah dzikirnya usai. Kemudian ifah membalikkan badannya dan berjalan menuju dimana lemari Al-qur'an itu berada.

Dengan suara merdunya ia melantunkan ayat-ayat Allah itu dengan penuh penghayatan, sampai - sampai ia tak sadar bahwa air matanya menetes pas di ayat Az - zumar ayat 53 yang artinya.

"Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputu asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha pengampun, Maha penyayang."

Ifah berhenti, sungguh dia tak sanggup karena isaknya yang semakin terasa. Kemudian dia meletakkan Al-qur'an itu kembali dan bersiap - siap untuk membersihkan diri dan memakai pakaian khusus untuk wisuda. Yah, sekarang memang hari wisudanya, doakan yah semoga semuanya berjalan dengan lancar.

Setelah semuanya selesai beserta sholat subuhnya, ifah keluar dari kamar dan menuju ruang makan. Dia hanya sendiri, karena ibunya sudah berangkat bekerja dan adiknya sekolah. Bisa kalian tebak, kalau nanti saat wisuda ifah hanya sendiri tanpa wali. Dia tak sedih, karena dia tahu bahwa ibunya bekerja untk dirinya.

"" "" "" "" "" "" "" "" "" "" ""
Semua orang panik karena waktu yang seharusnya sudah dimulai dengan acara pembukaan pembacaan tilawah, kini malah semua orang sibuk menunggu siswa bagian sesi itu, mereka semua bingung dan bertanya - tanya dimana siswa qiro itu. Tiba-tiba salah satu pengurus Osis datang dan mengatakan bahwa anak itu tidak bisa hadir dikarenakan masuk rumah sakit. Semua terkejut dan bertambah panik dikala mendengar berita itu.

Ditengan kecemasan semua orang, dengan perlahan tapi pasti ifah mendekat ke MC dan mengatakan bahwa ia siap menjadi penggantinya. Semua yang mendengar tak percaya dengan penuturan ifah, karena setahu mereka ifah tak bisa mengaji. Bahkan guru-Guru pun sudah ketar-ketir, apalagi masa lalu ifah yang membuat mereka ragu. Ditatap dengan pandangan remeh tak membuat ifah gentar, dia tetap melangkahkan kakinya menuju panggung dengan hati yang dikuatkan dan berdoa.

"Bissmillahirrahmanirrahim"
  Baru awalnya saja membuat mereka menganga tak percaya dengan suara fasih nan merdu si ifah.

Ini yah ngpp, ceritanya suaranya ifah aja hehe 😁

Saking merdu dan menghayatinya mampu membuat semua menangis begitu juga dengan dirinya.

"Sodhakallahul'adzim~~~."

Tepuk tangan menggema diruangan gedung ketika  ifah mengakhiri bacaannya. Dan begitu juga dengan pujian-pujian yang terlontar, bukannya ifah senang dia palah rusuh dengan pujian para manusia itu. Karena kadang sebuah pujian mampu membangkitkan penjakit hati.

Kemudian setelah itu dilanjut dengan acara-acara berikutnya hingga sesi akhir adalah amanat dari kepala sekolah, kemudian setelah itu mereka pulang. Seperti biasa, ifah akan jalan kaki untuk sampai rumahnya .

"TUNGGU!" Teriak seseorang memberhentikan langkahnya.

"iyah ada apa." Ujar ify sambil melihat lelaki jangkung itu mendekat kearahnya dengan nafas tak beraturan.

"Maaf mungkin ini mendadak buat kamu fah. Ini aku cuma mau balikin kertas yang dulu sempat kamu jatuhin di taman." ucapnya

"oh iya ngak papa, makasih ya." Balas ifah antusias dan tersenyum syukur.

"mmm fah." Panggil lelaki itu yang tak lain dan tak bukan ternyata bernama Samudra fajar ramadhan , unik, batin ifah dikala tahu namanya.

"yah ada apa cepat aku mau pulang." Desak ifah yang sudah tak nyaman.

"Sebenarnya aku punya niatan pengin ajakin kamu ta'arufan," ungkapnya membuat ifah terkejut, "tapi tak disangka aku harus kuliah ke Kairo. Jadi kalo bisa dan jika kamu mau, tolong yah tunggu aku. Tapi jika ada yang lebih baik niatnya sama kamu dan serius sama kamu, aku hanya berpesan untuk kamu agar tidak ragu menerimanya karena aku. Hanya itu, terima kasih waktunya. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu. "

Dia sungguh terkejut, bahkan dia masih syock sampai - sampai hanya dengan suara lirih dia menjawab salam lelaki itu.

'Bukannya apa. Bukannya aku takut jatuh hati, hanya saja aku takut karena sebuah perasaan ibadahku terganggu dan rusak. Dan hati ini menjadi kotor.'







LABUHAN HATI-End StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang