"Aku ini milik Allah, sedangkan kamu hanya sebagai amanah untuk menjagaku."....
1 Tahun telah berlalu, dan kini ifah masih setia menunggu. Jangan anggap dia sedang dalam keadaan tenang .
Dia sedang menanggung rindu pada seseorang hingga air matanya luruh begitu saja, dia takut perasaan ini menjadi suatu zinah, apa yang ia takutkan akhirnya terjadi, dimana ia hidupnya serta ibadahnya terusik karena sebuah rasa.
Ditambah lagi kini dia yang harus menentukan sebuah pilihan. 2 hati 1 pilihan, membingungkan bukan? pada-Nya lah ifah memohon petunjuk. Sedari tadi terus saja dia berdzikir untuk menenangkan hatinya.
7 bulan setelah fajar pergi ke Kairo, disitu pula ia telah dijodohkan dengan seseorang, dia tak berani mengatakan bahwa ia sedang menunggu seseorang, dia hanya meminta waktu untuk menjawab. Sudah berulang kali dia melakukan sholat istiqarah untuk pencerahan dalam sebuah pilihan. Tapi tetap saja masih ada sebersit rasa tak yakin jika dia mulai akan memutuskan suatu keputusan itu.
Sinar matahari sudah setinggi tombak, dan disitulah waktu duha telah masuk, dengan kekusyuan yang penuh nikmat dan bibir yang terus melantunkan dzikir. Dia mulai sadar bahwa waktu duha telah masuk saat sinar matahari menerpa wajahnya. Dia berkedip untuk menghilangkan rasa pusing dan buram pada matanya, dengan perlahan dia berjalan ke kamar mandi untuk wudlu. Kemudian masuk lagi ke ruang sholat untuk melaksanakan sholat duha.
Setelah solat duha, dia melanjutkan dengan berdoa, mengaji dan berdzikir. Padahal sedari tadi ifah belum minum Setetes pun air untuk menghalau rasa haus itu.
Setelah pulang bekerja, seperti biasanya ibu itu yang tak lain adalah ibunya ifah selalu mandi. Kemudian lanjut ibadah, setelah itu mengajak kedua anaknya untuk makan bersama.
Tumben sekali ifah tak keluar saat dirinya pulang untuk menyambut batinnya. Dengan perasaan tak enak dia masuk ke kamar anaknya itu dan melihat ifah tengah menunduk dengan tangan yang memegang tasbeh.
Sebenarnya dia tahu ibunya datang dan memanggil dirinya, tetapi untuk menjawab dan menyambut ibunya dirinya tak mampu, hingga kegelapan menguasai dirinya dan yang terakhirbyang ia rasakan adalah suara teriakan ibunya dengan histeris dan perasaannya yang seperti melayang jauh entah dimana.Setelah itu semuanya senyap, sunyi dan tempat asing yang aku lihat,tapi dirinya belum paham dan belum sadar.
2 hati 1pilihan, yaitu kembali pada sang pencipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABUHAN HATI-End Story
SpiritualDimana rasa berlabuh disitu cinta berlayar. Jika bukan trauma yang dia takutkan, lalu apa yang wanita itu takutkan?. Mari kita simak untuk mengetahui dimana hatinya, "BERLABUH."