part 2

46 7 0
                                    

***

Hari ini suzy keluar dari kamar nya, sudah tiga hari semenjak kedatangan nya, dan kali ini suzy ingin mencari udara segar, karena besok ia harus sudah masuk ke sekolah baru nya, walaupun sebenarnya suzy masih tidak ingin bersekolah, tapi karena bujukan sang nenek akhirnya suzy menyetujuinya.

Suzy mengeluarkan sepeda, ia ingin bersepeda sambil melihat lihat sekitar rumah sang nenek , dan suzy juga ingin meminum obat yang berhasil ia sembunyikan dari sang ibu.

Sebenarnya suzy juga tidak ingin membohongi sang ibu, ia juga ingin sekali berhenti mengkonsumsinya. Tapi sungguh ini tidak semudah yang ia pikirkan.

Suzy juga sudah bertekad untuk menyembuh kan dirinya sendiri, secara perlahan, dan semoga saja ia tidak kembali mengecewakan sang ibu, walaupun ia tidak yakin.

Brrraakkkkk...

Suzy terjatuh, lamunan nya pun buyar. Ahhhh.. Apa yang barusan ia tabrak tadi.
Dengan meringis yuki bangkit, menyingkirkan sepeda yang menimpa tubuh nya.
Mata suzy melebar, begitu melihat seseorang tergeletak di depan nya.

Badanya bergetar, ingatan tubuh kaku sang ayah dan kakaknya kini mulai bermunculan memenuhi otak nya. Suzy merasa trauma jika melihat seseorang terluka, apa lagi ada darah di sekitarnya.

Aahhhhhhh.... Teriak suzy sambil berjongkok dengan menutup erat matanya.
Ia takut, ia tidak bisa melihat seseorang di depan nya. Apakah ia akan kembali menjadi pembunuh, seperti ia yang dulu membunuh sang ayah dan kakak nya.

Yaa.. Kematian sang ayah dan juga kakak nya itu karena nya.

Di tengah guyuran hujan yang deras, sebuah mobil melaju dengan sangat cepat.
Ia tidak fokus untuk mengemudikan mobil nya, karena terus melirik sang anak yang tengah sakit dengan demam yang begitu tinggi.
Di belakang sana suzy terbaring dengan sangat lemah, di pangkuan sang kakak bae lisa.
Tidak hanya sang ayah, lisa pun terus menggenggam tangan dingin suzy, ia meneteskan air matanya melihat sang adik yang sakit.

" appa.. Tubuh suzy semakin dingin, bagaimana ini ?" ujar lisa dengan kekhawatiran nya.

" jangan panik, sebentar lagi kita akan sampai " ujar sang ayah yang kembali menoleh ke arah kedua putri nya.

" bagaimana dengan eoma, apa eoma sudah bisa di hubungi ?"

Sang ayah terdiam, sebenarnya ia tidak memberi tahu istrinya yang sedang bekerja di luar kota, ia tidak ingin membuat sang istri khawatir.

Dengan senyuman lembutnya ia menggeleng " eoma mu pasti sedang sibuk " ujar nya dan setelah itu entah apa yang mereka rasakan. Mobil itu menabrak pembatas jalan dan terbalik.

" heeiii.. Apa kau tidak apa ?" seseorang terus mengguncang tubuh suzy, ia melihat gadis di depan nya bergetar dan seperti ketakutan.
Namun gadis itu tidak juga merespon dirinya.

" khyaa.. Seharusnya aku yang menangis karena kau tabrak, kenapa malah kau yang menangis histeris seperti ini " karena kesal akhirnya lelaki itu pun berteriak.

Membuat suzy tersadar, lalu mendongakan kepalanya. Suzy menatap lelaki di depan nya sekilas, namun setelah nya langsung berlari begitu saja. Membuat sang lelaki hanya mengerutkan kening nya heran.

Ia pun bangkit, lalu meraih tasnya yang terjatuh, namun pandangan nya teralih ke sebuah benda yang tergeletak di pinggir sepeda.
Ia meraih nya, lalu terdiam begitu tau obat apa yang sekarang ada di genggaman nya.
Ia kembali menatap kearah dimana gadis itu berlari, namun gadis itu sudah tidak lagi ia lihat.

Tangan nya masih menggenggam botol obat itu, namun detik berikutnya ia melemparkan benda itu kesebuah danau yang berada di sebelah jalan.
Ia sangat paham soal obat itu, karena dulu juga ia mengkonsumsinya. Dan menjadi benci setelah ia berhenti mengkonsumsi benda itu.
.

.

.

Irene tersentak, begitu mendengar sebuah dentuman yang sangat keras di belakang nya. Irene langsung menoleh, kini dengan khawatir ia menatap pintu kamar putrinya.

Aaahhhhhhh...

Dengan panik, irene langsung bangkit, ia hendak menghampiri putrinya. Namun sang ibu menahan nya.
" biarkan dia, jangan mendekati nya dulu "

" tapi eoma.. Suzy.. " irene sudah berkaca kaca.
Sang ibu mengangguk mengerti, lalu meraih tangan putrinya " percaya sama eoma irene ".

Bae irene pun terdiam, ia menatap ibu nya untuk meyakinkan hatinya, jika apa yang ibu nya katakan benar.
Dan kemudian irene mengehela nafasnya, dengan tatapan mata yang masih tertuju pada kamar putri nya. Di dalam sana suzy tengah menangis dan berteriak dengan sangat kencang.

Sayup sayup suzy mendengar suara seseorang, suara itu menyuruh nya untuk membuka mata. Namun tubuh nya terasa begitu lemas, bahkan suzy seperti tidak merasakan apa pun.

Perlahan suzy menggerakan jari nya, dan mencoba membuka mata nya yang terasa berat.

Samar samar ia melihat seseorang yang sedang menatap nya dengan khawatir.

" bertahan lah.. Sebentar lagi ambulans akan datang untuk menolong kalian ". Suzy terdiam, ia memiringkan kepalanya.

Di depan sana, suzy melihat sebuah mobil yang terbalik dan sudah hancur.
Suzy menangis, kini ia merasa takut, begitu ingat apa yang sebenar nya terjadi. Ketika mobil sang ayah yang terbalik karena menabrak pembatas jalan. Lalu dimana ayah dan kakak nya ?
Dengan susah payah, suzy kembali menatap seseorang yang ada di depan nya " appa.. Eonii.. " lirih suzy dan setelah nya ia tidak ingat lagi dengan apa yang terjadi.

Suzy membuka matanya dengan nafas yang terengah, bahkan wajah nya sudah di penuhi dengan keringat.

Mimpi buruk itu selalu datang menghampirinya, membuat suzy tidak bisa melupakan kejadian buruk itu.

Tok.. Tok.. Tok.. " suzy-ah, apa kau sudah bangun ?" terdengar ketukan dari luar kamarnya, suzy menoleh, lalu bangit untuk membuka pintu.

Sang ibu dengan senyum manis nya sudah berdiri di hadapan nya, namun senyuman itu menghilang begitu melihat sang putri dengan wajah penuh keringat.

Irene mendekat, menghapus keringat pada kening suzy, juga mengecek apakah anak nya sedang sakit.
Mata irene menatap suzy, meminta penjelasan pada putrinya.

Suzy yang dapat mengerti tatapan sang ibu hanya menggeleng, lalu menurunkan tangan ibunya.

Irene mengela nafas, ia tidak ingin memaksa putrinya untuk bercerita " apa kau siap untuk pergi ke sekolah hari ini ?".

Ahh.. Suzy hampir saja melupakan nya jika sang ibu tidak berbicara. Suzy melirik jam tangan nya, dan waktu masih menunjukan pukul tujuh.

" aku akan bersiap sebentar eoma.. " ujar suzy lalu menutup pintu nya. Meninggalkan sang ibu yang masih berdiri di depan pintu tanpa bergerak .

Ia tau, mungkin akan sulit untuk membuat putri nya kembali seperti semula. Ia sadar jika ia memang bukan ibu yang baik.
Hanya sang suami dan lisa lah yang sangat dekat dengan suzy, sementara dirinya ? Karena sibuk bekerja ia melupakan kewajiban nya sebagai istri dan ibu yang baik untuk anak anak nya. Bahkan di saat suzy sakit, ia tidak ada di dekat nya. Dan saat kecelakaan itu terjadi, di saat suzy benar benar membutuhkan seseorang untuk dapat menguatkan nya, ia juga tidak bisa melakukan itu. Yang membuat irene sangat menyesali kesalahan nya, dan berjanji akan memperbaiki semuanya. Walaupun ia sadar, mungkin semuanya sudah terlambat.


Salam dari saya sang penulis amatir 😜😜

YOU AND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang