Black Swan |03| Beautiful

2.3K 432 15
                                    

Vee meletakkan tubuh Lalice perlahan ke atas tempat tidur. Setelah Lalice berbaring, ia menoleh menatap tajam Jeka juga Agust.

Ia melangkah mendekat kearah Agust yang menunduk menatap lantai. Vee menggeram kesal mengapit kepala pria mungil itu diantara ketiaknya.

"Berpikir sebelum kau melakukan sesuatu!" Vee menjitak keras kepala pria itu.

Agust meringis dan berdecak kesal ketika ia menangkap ekspresi Jeka yang mengejek nya.

"Dasar! Kucing sialan!!" Umpatnya semakin keras menjitak kepala Agust.

"Maaf Pangeran, saya tidak sengaja. Lagipula, nona ini yang salah. Dia ingin memakan ku," ucap Agust membela diri.

Vee melepaskan Agust. "Apa salah nya kalau dia ingin memakan mu? Aku rasa itu bukan masalah besar."

Agust merinding ketakutan. Ia meneguk saliva nya membayangkan dirinya dilahap habis gadis yang sedang tertidur itu.

Vee beralih menatap Jeka yang menahan tawa nya. Lalu, ia menendang kaki nya dengan keras.

Jeka meringis memegang kakinya yang habis ditendang Vee. Vee beralih menarik telinga kelinci Jeka.

"Dan kau, kenapa kau juga ikut-ikutan berubah seperti kucing sialan ini?!! Kalian berdua benar-benar menyebalkan!" Ujar Vee membentak Jeka.

"Pangeran, jangan tarik telingaku, rasanya sakit."

"Biarkan saja!" Vee semakin menarik telinga Jeka.

"Uhhh.." lenguhan itu membuat Vee melepaskan tarikan nya pada telinga Jeka dan mendudukkan diri menatap Lalice.

Lalice mengerjapkan matanya. "Aku ternyata bermimpi. Bagaimana aku bisa melihat hewan berubah menjadi manusia," ucap Lalice.

Ketiga pria itu mengerutkan alisnya bingung mendengar ucapan Lalice. Gadis itu duduk di atas kasur.

Ia membuka matanya sempurna.

"Kau sudah sadar, syukurlah."

Lalice mengalihkan pandangan nya pada pria yang berada disamping nya. Ia juga menatap pria yang bertelinga kelinci dan kucing.

"Aaaaa!!!! Siluman!!!" Teriak nya kencang. Ia turun dari ranjang menjauhkan diri dari ketiga pria aneh ini.

Vee berjalan mendekati Lalice, namun gadis itu kembali berteriak.

"Berhenti!! Jangan mendekatiku. Kalau kau mau selangkah, aku akan melempar–" ucapan Lalice terjeda mencari barang yang bisa ia gunakan sebagai senjata.

"Nona, tidak ada yang bisa kau lempar," ucap Jeka memberitahu.

Lalice menatap ngeri Jeka. Ia semakin ketakutan saat Jeka berbicara.

Vee kembali mendekati Lalice yang masih syok. "Hey, tenanglah. Kami tidak akan menyakitimu," ucap Vee menyentuk tangan Lalice dan langsung ditepis gadis itu.

Vee meringis pelan, ia melihat tangan nya yang terdapat goresan luka. Ia tersenyum tipis. Sudah sangat lama dirinya tidak terluka sampai mengeluarkan darah.

Lalice melihat kearah tangan Vee, ia kembali tercengang. "Darah? Kau berdarah?!!"

Vee menyembunyikan tangan nya. "Ini bukan apa-apa. Kau—jangan takut padaku. Aku tidak akan melukaimu," ucap Vee.

Tidak mungkin Lalice percaya begitu saja. Ia masih menanamkan banyak kecurigaan apa tiga pria yang ada dihadapan nya.

"Kau berdarah? Dan itu artinya.... Kau manusia seperti, ku?" Ujar Lalice menunjuk dirinya sendiri.

"Benar, nona. Pangeran Vee manusia separuh—aishhh.... Sakit tau! Dasar, kucing jelek." Maki Jeka menatap sebal Agust.

Pria bertelinga kucing itu baru saja menginjak kaki putih bersihnya. Agust mengode Jeka untuk diam, karena ini bukan termasuk urusan mereka.

"Ya, aku manusia sama sepertimu. Jadi, kau jangan takut," ucap Vee. Ia kembali meraih tangan Lalice kembali, namun gadis itu menjauh.

"Aku masih tidak percaya. Tidak ada yang tau kalian berkata jujur atau tidak. Kalau hewan bisa berubah menjadi manusia, bisa saja kalian akan mengubahku menjadi hantu. Dan bisa saja, kalian menjadikan aku tumbal untuk ilmu hitam," ucap Lalice.

Lagi-lagi ketiga pria itu menatap bingung Lalice, tidak mengerti apa yang ia katakan. Tumbal? Ilmu hitam? Apakah itu hewan juga? Atau manusia?

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Tapi percayalah, aku tidak aka menyakitimu," ucap Vee berusaha menyakinkan.

Vee mengulurkan tangan nya kepada Lalice. "Pegang tangan ku, dan kau akan tau aku berkata jujur atau tidak."

Lalice memicing. Dimana-mana, untuk mencari kebenaran, harus menatap matanya. Kenapa pria ini meminta nya untuk memegang tangan nya.

Ia mencoba percaya dengan memegang tangan Vee. Ia langsung merasakan kehangatan saat memegang tangan Vee. Kalau benar pria yang ada dihadapan nya bukan manusia, ia tidak mungkin memiliki suhu tubuh sehangat ini.

"Kau percaya?" Tanya Vee. Lalice menggeleng.

"Tidak."
"Tapi.... Aku akan berusaha percaya."

Senyuman Vee terbit membuat Lalice sedikit terpana. Ia memalingkan wajahnya saat merasa pipinya memerah.

Lalice menarik tangan nya dan berkata. "Pertama-tama jangan tersenyum seperti itu," ucap Lalice pada Vee.

"Pfttt.... Pangeran dilarang tersenyum oleh manusia biasa," ucap Jeka berbisik pada Agust.

"Dan, jelaskan padaku ini tempat apa? Kenapa aku bisa disini? Dan kenapa mereka berdua bisa berubah menjadi manusia? Jelas-jelas aku melihat mereka adalah seekor kucing dan kelinci."

Vee menghela nafasnya. "Soal kau bisa berada disini, aku tidak tau. Karena kau sendiri yang masuk kedalam istanaku. Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau bisa ada disini, dan seenaknya tidur di atas kasurku." Lalice bungkam mendengar ucapan pria yang ada dihadapan nya.

"Bukankah tidak sopan memasuki istana orang sembarangan? Atau kau pencuri?" Tuding Vee.

Lalice menggeleng. "Tidak, aku bukan pencuri. Aku tersesat dan tidak sengaja masuk kedalam istana ini."

"Baiklah, pertama katakan siapa namamu?"

"Lalice."

Vee tersenyum. "Nama dan wajah mu sama cantiknya."




🦢🦢🦢

DON'T PLAGIARISME!!!

2021 Juni 30

Black Swan[END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang