14

39 8 0
                                    

Happy Reading.

Mohon maaf, terlambat update:)


Periode GA masih berlangsung, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Periode GA masih berlangsung, ya.

Yuk daftar, jangan lupa SnK-nya><

———o0o———

Seminggu telah berlalu. Elvarette tengah bersiap untuk pulang ke rumahnya, tentu dengan bantuan Pak Muh dan Bi Tina. Saat ini Bi Tina sedang mengemasi barang-barang milik Elvarette ke dalam tas, juga beberapa baju yang Elvarette gunakan selama berada di rumah sakit.

Ketika Elva menginjakkan kakinya di halaman rumah sakit, Elva menghirup udara dalam-dalam. Akhirnya, ia bisa bebas dari ruangan penuh dengan bau menyengat yang berasal dari obat-obatan itu. Ia sudah bisa berdiri sendiri, tapi masih lemas saat dibawa berjalan. Jadilah ketika hendak berjalan harus dibantu. Lihat saja sekarang, Pak Muh selalu siap siaga berada di samping Elva.

Rasa bosan yang sudah lama ia tahan, kini hilang sudah perasaan itu. Lelah berbaring membuat dirinya jenuh, hingga membuat otaknya seperti tak berfungsi.

Sejujurnya Elva tidak suka dengan rumah sakit. Ia juga tidak pernah sakit parah sampai harus dirawat seperti ini. Sungguh, ini adalah pertama kalinya ia jatuh sakit sampai harus dirawat inap. Mengakibatkan dirinya terbaring di ranjang rumah sakit dalam waktu yang lumayan lama.

Dari kecil jika dirinya sakit ia tidak akan mengeluh dan selalu memendam semua rasa sakitnya sendiri, sampai akhirnya rasa sakit itu hilang dengan perlahan. Jika anak lain akan dengan manjanya mengadu pada orang tuanya bahwa dirinya sakit, hingga membuat ibu dan bapaknya panik.

Tetapi hal itu tidak berlaku untuk Elvarette. Walau Elvarette termasuk keluarga yang berada, tapi ia tak mau bergantung dan terlihat lemah. Cukup meminum obat yang dibeli di apotik saja sudah membuatnya sehat kembali.

Tapi kali ini berbeda. Dirinya sudah tak kuat lagi menahan sakit, tubuhnya ambruk hingga membuatnya diharuskan masuk rumah sakit sampai dirawat inap. Padahal ia hanya menggores sedikit tangannya. Dan sialnya, ternyata luka itu cukup dalam hingga membuat dirinya kehilangan banyak darah.

Dan yang lebih memprihatinkan, ketika ia sakit tak ada yang peduli. Orang tuanya tak sudi merawat dirinya yang sakit, bahkan menjenguk atau menanyakan kabar saja hanya sekali. Hanya ada Bi Tina dan Pak Muh saja lah yang selalu menemaninya dari masuk rumah sakit sampai saat ini dirinya sudah keluar dari Rumah pesakit itu.

Miris memang. Tapi begitulah kenyataannya. Dirinya hanya dianggap sampah dan parasit oleh kedua orang tuanya, tak seperti anak lain yang diperlakukan layaknya seorang 'putri' dan dicintai oleh ayah ibunya.

"Non Elva, ayo!" Suara Bi Tina menyadarkan Elva dari lamunannya.

Elva mengangguk, kemudian melangkahkan kakinya perlahan ke dalam mobil. Pak Muh sudah berada di dalam dan bi Tina yang merangkul Elva berjalan.

Sehati Tak Seiman (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang