Kini Qila sedang berada di meja makan mempersiapkan sandwich, untuk sarapan mereka berdua.
Arkan turun dari tangga untuk menemui istrinya, ketika ia melihat sosok tubuh yang begitu ideal bahkan sepintas terlihat sangat sempurna di mata Arkan.
Arkan mendekati istrinya tanpa bersuara dengan dasi masih di tangannya. Ia semakin dekat. 'Grep!' Arkan memeluk pinggang istrinya dari belakang.
'bukh!'
"Ahk!" rintih Arkan memegang perutnya yang kesakitan karena aksi Qila.
"Oeh, kenapa kau mengganggu ku, hah?!" Kesal Qila karena tindakan yang dilakukan suaminya karena terkejut. Sebenarnya ia tak sanggup untuk menerima perlakuan suaminya.
"Ah, sayang. Kenapa kau sangat kasar, oeh? tidak bisakah kita romantis kaya di novel-novel gitu?" tanya Arkan yang masih menahan rasa sakitnya.
"Ah, jangan kebanyakan halu. Ayo kita sarapan," ajak Qila kembali menyiapkan sarapan yang hampir selesai namun segera di cekal oleh Arkan.
"Sayang, pakaikan dasi!" Perintah Arkan begitu manja menunjukkan dasi yang berada di tangannya.
"Kenapa kau sangat manja, oeh?" tanya Qila kesal, mengambil dasi Arkan langsung mengalungkan di leher Arkan, itu bukan hal yang sulit bagi Qila karena perbedaan tingginya dengan Arkan tidak begitu jauh, apalagi sekarang dia memakai high heels yang cukup tinggi.
"Sayang apa perlu ku ingatkan lagi, kalau kamu itu milikku," ucap Arkan mendekatkan wajahnya dengan Qila dan merapikan anak rambut Qila yang memang sudah rapi.
"Aish! apaan sih?"
"Akh! Sayang, apa kau ingin membunuhku, hah?" rintih Arkan melonggarkan dasinya yang sengaja di eratkan oleh Qila.
"Ayo cepat makan! atau kita akan telat." Arkan tak membantah dan mereka pun sarapan dengan damai.
**
"Sayang, aku akan mengantarmu kerumah sakit ya?" tanya Arkan menawarkan.
"Jangan! antar ke sawah saja," jawab Qila menatap Arkan.
"Hah, kenapa ke sawah?" tanya Arkan yang bingung dengan jawaban Qila.
"Sudah tau kalau aku kerja di rumah sakit, kenapa masih tanya," ucap Qila menatap datar Arkan.
"Aish, ya sudahlah." Arkan mengalah, padahal ia berniat baik namun entah kenapa hari ini Qila sangat sensitif dan langsung melenggang pergi membelah jalanan Perkotaan dan berhenti tepat di depan rumah sakit terbesar di ibukota yang mana pemiliknya adalah orang tua Qila.
Qila hendak turun, hampir membuka pintu mobilnya karena ia sudah sampai tujuannya, namun ia urungkan niatnya.
"Sayang," panggil Arkan menadahkan tangannya pada Qila supaya Qila mencium tangannya.
Qila yang sadar dengan niatnya Arkan pun segera mengindahkan Aksi Arkan dan menciumi tangan Arkan dengan khidmat.
Qila merasa aneh kenapa Arkan tidak melepaskan tangannya padahal ia sudah melaksanakan keinginan Arkan dan menatap Arkan bingung.
Namun siapa sangka Arkan menarik Qila pelan dan mencium kening Qila singkat. Jangan tanyakan keadaan Qila, ia hanya dapat mematung sesaat menetralkan jantungnya.
"Akh, aku pergi dulu, Assalamualaikum."
"Waalaikum sa---" Belum selesai menjawab Qila sudah melenggang terlebih dahulu.
"Aish, dasar wanita itu!" Gerutu Arkan pelan, memandang punggung wanitanya dan sekilas berbalik menadahkan tangannya dan di balas oleh arkan, ia juga merasakan hal yang sama seperti Qila namun tak pernah ia tunjukan ia menyimpannya dalam-dalam di lubuk hatinya.
Seketika bayangannya saat pertemuan dengan Qila kembali terngiang di kepalanya. Dimana di depan rumah sakit ini ia langsung jatuh cinta dengan sesosok wanita yang anggun dan baik hati, ia sangat bersyukur bisa mendapatkan wanita sesempurna Qila.
________next?

KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Manja+Nyebelin
RomanceMemiliki suami manja+nyebelin seperti Arkan Firranda Saputra apakah akan menjadi bencana atau keberuntungan bagi Aqila Fellicia sang istri? Yuk cari tau bersama dalam cerita 'Suami Manja+Nyebelin'😙