kedua

4.3K 58 0
                                    


Kini Qila sedang duduk di depan cermin meja rias sedangkan Arkan masih di kamar mandi, ia menatap pantulan dirinya.

Masih terngiang kembali kejadian tadi, berhasil membuat jantung Qila berpacu dua kali lipat dari biasanya.

"Lama-lama beneran jantungan nih, kalo gini terus," monolog Qila sambil memegang dadanya merasakan detak jantungnya yang tak beraturan.

"Siapa yang jantungan, sayang?"

"Oeh! Sejak kapan kau disitu?" tanya Qila begitu terkejut dengan kehadiran sang suami yang tiba-tiba membuka suara.

"Baru aja tadi," blush. Kini pipi Qila benar-benar memerah, ketika melihat sang suami hanya menggunakan handuk dan sisa air yang jatuh dari rambut yang basah mengenai tubuh lelakinya, begitu seksi.

Dengan cepat Qila membalikkan wajahnya sempat ia memikirkan 'apakah aku telah berdosa, ah mana mungkin dia 'kan  suamiku, tubuhnya juga milikku' dengan cepat ia menggelengkan kepalanya guna mengusir jauh pikiran kotornya.

"Sayang, kau kenapa? Apa kau sakit? Kenapa pipimu memerah? Sepertinya kau demam," tanya Arkan bertubi-tubi segera meraih dahi dan pipi Qila. "Tapi kamu tidak panas," sambungnya lagi.

Qila hanya mematung menerima perlakuan Arkan padanya, sedetik kemudian ia sadar dan segera menepi tangan Arkan dari wajahnya.

"Ah, aku tidak apa-apa, hanya saja kamar ini terasa panas. Apakah AC nya rusak?" tanya Qila mengalihkan perhatiannya ke arah AC supaya Arkan tak tahu, kalau dialah penyebab rasa panas di tubuhnya.

"Panas? tapi aku dingin tuh," sergah Arkan berlagak polos, padahal dia tau betul penyebabnya, entah mengapa mengganggu istrinya kini menjadi salah satu hobinya.

"Kau 'kan baru saja selesai mandi," balas Qila kembali menatap Arkan. "Lalu kenapa kau masih disini? Cepat pakai bajumu! sudah ku siapkan, itu." Sambungnya lagi.

"Kenapa gak sekalian di pakaikan saja?" balas Arkan bertanya dengan nada yang sengaja menggoda sang istri.

"What?!" Terkejut Qila.

"Haha. Biasa aja tuh mata, kaya udah mau keluar aja matanya," balas Arkan diiringi tawanya, bagaimana tidak Qila sangat lucu ketika melotot 'kan matanya, rasanya ingin sekali ia mencium Qila.

"Ga. Lucu," ucap Qila menatap datar Arkan. "Cepat pakai pakaianmu, aku akan turun membuat sarapan untuk kita," sambung Qila hendak pergi dengan perasaan kesalnya, namun di cekal oleh Andra.

"Sayang, kamu kenapa, sih? Sensian mulu dari tadi, duduk disini sebentar. Keringkan rambutku!" Qila hanya bisa pasrah menuruti kemauan suaminya, toh tidak ada gunanya juga ia membantah, ia tau sekali sifat suaminya yang manja itu.

"Kenapa sih, kamu manja banget?" tanya Qila yang lagi mengeringkan rambut suaminya.

"Sayang," panggil Arkan lembut, memegang tangan Qila yang ada di kepalanya dan mendongakkan wajahnya keatas menatap Qila.

"Kamu itu milikku dan gak ada larangan buat manja sama istri sendiri kecuali istri orang lain, selain berdosa bisa-bisa aku mati," sambung Arkan terkekeh pelan, melihat ekspresi istrinya yang menurutnya begitu lucu.

Bagaimana tidak kini Qila benar-benar merasa panas, pipinya sudah memerah ketika mendengar perkataan Arkan dan jantungnya jangan ditanya lagi.

"Dan orang pertama yang akan bunuh kamu tuh, aku." Seringai Qila menatap suaminya, yang masih mengatur perasaannya. Meninggalkan suaminya hendak pergi.

"Becanda, kok sayang. Emangnya kamu tega bunuh aku? nanti kamu jadi janda muda. lho," sergah Arkan membuat Qila berhenti dan kembali menatapnya. "Terserah." Qila pergi dengan perasaan kesal yang berkecamuk dalam dada meninggalkan Arkan.

"Ih, ngeri amat kalau lagi marah," Monolog Arkan bergidik ngeri. "Tapi kok malah makin sayang," sambungnya menampakkan senyum yang tulus.

.

Thanks banget buat readers yang udah like and koment, semoga cb ini bisa menghibur kalian semua, jangan lupa senyum❤️
Salam manis dari author buat kalian semua❤️😘

Suami Manja+NyebelinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang