Arkan melenggang pergi menuju kantornya yang tak terlalu jauh dari rumah sakit tempat Qila bekerja, lebih tepatnya rumah sakit keluarganya.
Keluarga Qila hampir semuanya berprofesi dengan rumah sakit terlebih orang tua Qila, ayah 'Jonathan Abraham' dan ibu 'Selina Alcra' adalah dokter dan selaku pemilik gedung rumah sakit yang megah itu.
Qila juga memiliki kakak laki-laki dan adik laki-laki, ia adalah anak perempuan satu-satunya keluarga Abraham dan tentunya kasih sayang, harta dan segalanya telah dimiliki olehnya. Ia juga memiliki otak yang cerdas, ramah dan ceria.
'Al Ghifar Abraham' kakak Qila yang sudah menikah dan sebentar lagi akan memiliki buah hati, dan ia juga sudah memiliki rumah sakitnya sendiri di wilayah ibukota lain. Sedangkan 'Alikhasya Abraham' adik sulung Qila yang baru saja berkuliah di Jerman, berbeda dengan kedua saudaranya yang kuliah di AS.
***
Arkan melangkah kakinya menuju ruang kerjanya begitu banyak karyawan yang menyapanya, ia hanya menanggapinya dengan senyuman Arkan memang tidak terlalu dingin dengan orang disekitarnya.
Begitu banyak karyawan yang kagum dengan sosok Arkan, bagaimana tidak lelaki yang berumur 27 tahun itu bersikap sangat dewasa dan bijaksana dalam mengurus perusahaan. Ia adalah satu-satunya pewaris ZE gruop. Namun, siapa sangka jika berhadapan dengan istrinya ia sangat kekanak-kanakan dan begitu manja.
Baru saja ia memasuki ruangannya langsung disambut oleh sekretarisnya yang juga adalah sahabatnya sendiri.
"Hei, lihat ini. Pengantin baru tapi selalu sibuk bekerja, kapan kau punya waktu dengan istrimu? Apakah kalian masih belum melakukannya?" tanya Zaki selidik tak percaya dengan sahabatnya sedangkan sang empu hanya menggidikkan bahunya seolah-olah tak peduli.
"Woah, hebat sekali kau. Sudah seminggu menikah, tapi kau sanggup menahannya." Zaki hanya menggelengkan kepalanya entah mengejek atau kagum pada Arkan.
"Hey! aku menikahinya bukan hanya untuk itu saja. Ia adalah segalanya bagiku," sergah Arkan menatap sahabatnya itu membuat Zaki kalah telak.
"Hilih. Bucin amat lu," ejek Zaki.
"Hei! Ingatlah ini masih jam kerja, persahabatan kita hanya di luar pekerjaan, jika kau masih berbicara aku akan memotong gaji mu!" Zaki melotot inilah yang selalu dilakukan Arkan padanya selalu saja mengancam.
Zaki yang mendengar itupun langsung menutup mulutnya rapat-rapat, membuat gerakan dengan tangannya sendiri seperti mengunci mulutnya menatap Arkan, melihat itupun membuat Arkan sangat puas.
***
Kini mereka sedang bekerja, berkutik dengan berkas-berkas yang bisa membuat kepala mereka meledak mengatasi problems-nya perusahaan. Hal itu, membuat suasananya menjadi hening.
'Ting!' suara notifikasi dari smartphone Arkan, membuat konsentrasinya berpindah kepada benda pipih itu, dan segera membuka pesan yang tertera nama kontak 'my wife'
[Apa kau sudah makan?] Membaca pesan dari istrinya tentu sangat membuat Arkan bahagia, iya! dia memang bucin terhadap istrinya
'Ah sebentar lagi aku akan makan, sayang sudah makan?' balas Arkan mengirimkan pada istrinya.
[Heum, iya ini lagi di kantin. Ouh, iya kau jangan telat makan, jangan sampai kau sakit!]
Arkan yang membaca pesan dari istrinya membuat ia tersenyum-senyum sendiri seperti remaja tengah kasmaran. Ya, walaupun perhatian yang diberikan oleh Qila secuil debu, itu berhasil membuat Arkan bahagia.
"Hoi! kenapa senyam-senyum sendiri kaya orang gila," sergah Zaki mengagetkan Arkan, melihat Arkan tak percaya ia kembali seperti ABG saja.
"Hei! Yang sopan donk dengan atasan." Zaki yang mendengarkan itu hanya bisa memutarkan bola matanya. "Serah dah, ayo ke kantin, makan. Laper banget, bisa-bisa mati kita dengan berkas-berkas itu." Sambung Zaki. Tanpa menjawab Arkan langsung melenggang keluar meninggalkan Zaki dengan cepat Zaki mengejar bosnya sekaligus sahabatnya.
***
Jam 17.00 Arkan pulang kerumah, ia pulang sendiri tanpa menjemput Qila karena ia telah mendapat pesan dari Qila, kalau Qila pulang duluan.
Biasanya mereka sering pulang terlambat, Arkan lembur karena urusan kantor dan Qila mendapatkan jadwal operasi darurat atau banyak pasien.
Arkan memarkirkan mobilnya, turun langsung menuju apartemennya, ia sangat bersemangat akhirnya ia mempunyai waktu dengan istrinya.
"Assalamualaikum, sayang?" ucap Arkan masuk kedalam, mencari keberadaan Qila karena tak mendapat jawaban.
***
Setelah menikah mereka memutuskan tinggal di apartemen Qila sementara, karena tidak ingin tinggal dengan orang tua mereka.
Sebenarnya Arkan memiliki rumah sendiri yang besar dan luas, namun karena permintaan Qila sendiri untuk tinggal di apartemen mau tak mau ia pun tetap menyetujui pendapat istrinya.
***
"Sayang!" ucap Arkan sedikit berteriak, namun tetap ia tak mendengar sautan dari istrinya.
Hal itu pun berhasil membuat Arkan khawatir, karena pesan dari Qila tadi ia sudah pulang duluan.
Arkan merogoh sakunya memeriksa ponselnya, mungkin Qila mengirimnya pesan kalau dia sedang keluar. Melihat ponselnya tak ada notifikasi apapun dari istrinya berhasil membuat ia tambah khawatir.
Dengan langkah tergesa-gesa Arkan menuju ke kamar mereka, membuka pintu dan---
"Astaghfirullah, sayang!"
______________
Krisan sangat di butuhkan.
Next?Hay-hay readers kesayanganku part ini sedikit panjang dari biasanya, lho. Tapi di part ini lebih banyak narasi dari pada dialog semoga readers tidak bosan dan bisa terhibur, author minta maaf kalau telat up atau ceritanya tidak menarik dan membosankan🙏😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Manja+Nyebelin
RomanceMemiliki suami manja+nyebelin seperti Arkan Firranda Saputra apakah akan menjadi bencana atau keberuntungan bagi Aqila Fellicia sang istri? Yuk cari tau bersama dalam cerita 'Suami Manja+Nyebelin'😙