YRMU || Prank Malaikat

585 64 0
                                    

"MAMIIIII!!!!" Ara yang baru keluar dari mobil langsung tersentak kaget mendengar teriakan Eirene yang juga baru keluar dari sebuah mobil yang terparkir dibelakang mobil yang membawa Ara.

Gadis kecil dengan rambut yang dikuncir dua itu berlari memeluk kaki Ara. "Mami huhu... Kenapa baru pulang? Hiks... Eirene kangen tau!" tanyanya dengan tangis yang sudah tumpah.

Ara terkekeh pelan kemudian berlutut memeluk gadis kecil kesayangannya. "Mami kangen Eirene juga, huhu..." ujarnya pura-pura sedih.

"Ara?" kepala Ara langsung mendongak mendengar suara lembut Chieren. Ia membawa Eirene kedalam gendongannya lalu memeluk Chieren.

"Hallo, kak." sapanya.

Chieren membalas pelukan Ara dengan gemas. Ia sangat merindukan adik kecilnya itu. Terasa sangat lama mereka tak bertemu. Walaupun mereka sering melakukan video call, tetap saja rindu itu ada.

"Mami, mommy! Eirene kejepit huhu..." seru Eirene memotong percakapan ibu dan tantenya itu.

Dengan cepat Ara dan Chieren melepaskan pelukan mereka lalu tertawa bersama. Eirene merusak momen haru saja!

"Halo, Arky!" sapa Chieren pada pria  berkemeja hitam yang keluar dari mobil yang Ara tumpangi tadi.

Pria itu tersenyum sopan membalas sapaan Chieren. "Hai, kak. Hallo Eirene!"

"Hallo, papi! Hehehe..." balas Eirene ramah menampilkan deretan giginya.

Arky ikut terkekeh gemas menatap gadis kecil itu. Ia mengusak pelan rambut Eirene karena gemas.

"Centil banget." gumam Ara menatap Eirene yang nyengir lebar menatap Arky membuat Chieren terkekeh mendengarnya.

"Ayo masuk!"

📈📈📈

"Hallo kesayangan Mami, lagi pada ngapain nih?" tanya Ara pada dua bocah kembar yang terlihat serius dengan buku dihadapan mereka masing-masing.

Gadis itu baru saja bergabung di ruang bersantai setelah mengantarkan Arky sampai ke lobby mansionnya saat pria itu hendak pulang.

"Kita ngerjain Pr, mami!" jawab Eirene. Gadis kecil yang sudah mencecerkan eeknya di lantai waktu itu, kini sudah tumbuh menjadi gadis manis yang berusia delapan tahun.

Begitupun dengan Ervand, bocah itu sudah mampu melafalkan huruf R dan F/V dengan benar.

Iya dong, masa Eirene tumbuh, Ervand kagak. Kan gak mungkin😏

"Susah gak?" tanya Ara lagi.

"Kecil ini, mah! Gampang banget, mi! Ervand kan pinter, ganteng pula!" jawab Ervand dengan tingkat kepercayaan dirinya yang sangat tinggi.

"Heleh! Iya gampang, soalnya kamu nyontek punya aku! Ish!" sergah Eirene cepat dengan wajah kesalnya. Tangan kecil miliknya terayun memukul pelan pipi Ervand yang melirik catatannya.

"Gak nyontek Eirene! Cuma liat aja! Kamu pelit banget sih, sama kembaran kamu yang gantengnya ngalahin orang Korea!" elak Ervand tak ingin dituduh menyontek.

"Sama aja kali! Kamu jangan sok kegantengan deh, muka mirip pantat panci aja songong! Ew!" balas Eirene mengejek Ervand.

Kedua bocah kembar itu terus adu mulut, hingga melupakan keberadaan Ara yang duduk menyaksikan pertengkaran mereka.

"Mana ada muka ganteng gini mirip pantat panci? Muka kamu tuh mirip pantat cicak!"

"Emang cicak punya pantat?!" tanya Eirene bingung.

You Raise Me Up [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang