Devil For Rent - Fix You (END)

15

Untuk part ini, terima kasih kepada beberapa komen hate dan menjatuhkan yang ditujukan untuk tulisan aku di media sosial ataupun dalam cerita DFR sendiri. ^^

Beberapa blg aku hrus blajar lbh bnyak. Ada juga yg heran karena tulisan aku yg berantakan, bisa banyak pembaca.

Mungkin, aku hanya beruntung dapat para pembaca yang baik hati. Jadi klo banyak yg baca, itu dari pembacanya, bukan aku.

Selain itu, tentu aku akan bljar untuk lbh baik ke depan. ^^

Lalu, terima kasih kepada stephanie poetri - i love you 3000, yang udah menghadirkan istilah baru yang identik banget dengan Devil For Rent.

Selanjutnya, untuk klian para pembaca yang suka, dan tidak suka dengan tulisan aku...

Selamat membaca!! ^^

I love you, one hundred degrees celcius.

***

"Cel?"

"Hm?"

"Kamu nyium bau gosong, gak?"

Celcius mengangkat kepalanya dari leher jenjang milik tasya.

"Cel?"

Celcius masih tidak menjawab. Bola matanya yang bergetar, menatap wajah tasya lekat-lekat.

"Cel? Kamu mau buat alarm kebakaran nyala?"

"Shit!!"

"Hahahaha."

Tasya tertawa dengan kencang, saat melihat wajah celcius yang kesal.

Sebenarnya, tasya juga merasakan hal yang sama dengan celcius. Ia cukup kesal, ketika gairah mereka diinterupsi oleh bau gosong masakan celcius.

Namun, tasya juga sedikit lega, karena jika tidak, maka dapat dipastikan bahwa mereka berdua akan berakhir di atas ranjang.

"Cel? Aku mandi dulu, ya?" Tasya beranjak ke samping celcius, lalu mengecup pipi pria itu. "Jangan ngambek. Hahahaha."

Lagi, celcius menatap tasya dengan kesal. Tampaknya, hanya ia sendiri yang tersiksa dengan pemikiran di kepalanya.

Setelah menyingkirkan masakannya yang gosong, celcius mulai menyiapkan beberapa menu yang sudah ia masak sebelumnya di atas meja.

Celcius juga langsung membersihkan peralatan dapur, yang ia pakai untuk memasak tadi.

Sambil menunggu tasya, celcius melakukan beberapa hal, seperti mengambil pakaian kotor tasya, merapikan tempat tidur wanita itu, lalu menata kamarnya agar lebih rapi.

Ceklek

Tasya keluar dari kamar mandi, dan mendapati kamarnya yang tadi berantakan, kini terlihat benar-benar rapi.

"Dasar," gumam tasya, dengan sudut bibir yang tertarik, membentuk senyuman di wajahnya.

Tasya lalu mengenakan celana hitam berbahan kain, dan baju kaos berwarna putih.

"Sya?! Makanannya udah siap!"

"Bentar, cel! Aku keringin rambut dulu!"

Celcius yang telah selesai membuatkan tasya susu putih, meninggalkan dapur, dan melangkah ke kamar tasya.

Tok... tok... tok...

"Masuk aja, cel. Gak di kunci."

Ceklek