2

17K 2.9K 82
                                        

Jangan lupa vote dan komen, ya? ^^

***


Tasya dan miranda mengangkat kepala mereka.

"Gak," gumam tasya. Dengan segera, ia melepas sabuk pengaman, dan melompat turun dari atas mobil.

"B-bunda?"

Di depan mereka, mobil heru dan juga jihan, baru saja di hantam oleh sebuah truck.

"Bunda?!!" Seru tasya. Ia berlari dengan kencang, membelah kerumunan orang yang telah mengerubungi tempat kejadian.

"Minggir!! Itu orang tua aku!!"

Setelah mencapai mobil heru dan jihan, Tasya kembali mengingat kejadian beberapa tahun silam. Disaat seorang pria berambut putih, terkapar tak sadarkan diri di jalan. Lalu, saat di aula mercy...

"Gak!!" Batin tasya.

Tasya tidak akan membiarkan semua kejadian itu terulang kembali. Ia telah berusaha dengan keras selama delapan tahun, untuk menjadi seorang dokter. Ia tidak akan diam, saat melihat orang-orang yang ia sayangi terluka di depannya.

Plakk

"Sadar, sya!!"

Tasya menampar pipinya dengan keras. Matanya yang berair, kini kembali fokus.

"Please, bun. Aku mohon!" Sambil memeriksa kondisi ibunya, tasya langsung menelepon nomor darurat, dan melaporkan kejadian yang terjadi.

"Kamu dokter, sya! Tenangin diri kamu!" Sesudah memutus sambungan telepon, dengan semua pengalaman dan ilmu yang ia dapatkan, tasya mulai melakukan pertolongan pertama.

"Kak?! Ayah sadar, gak?!" Seru tasya dari samping jihan.

Saat ini, heru dan juga jihan masih berada di dalam mobil, karena tidak ada yang berani mengeluarkan mereka.

Saat miranda tak menjawab, tasya kembali berteriak, dan menatap miranda dengan tajam. "Kak?!! Sadar, kak!! Kita harus cepat tolong ayah sama bunda!!"

Miranda yang sempat terguncang, lalu mengangguk dengan segera.

"Pa? Papa dengar aku?" Tanya miranda.

Walau hanya berupa rintihan pelan, tapi heru tetap bereaksi pada suara miranda. Itu tanda bahwa ia masih dalam kondisi sadar.

"Mundurin kursi ayah ke belakang," titah tasya sambil mengikat rambutnya.

"Oke!" Miranda langsung mengikuti instruksi tasya dengan sigap.

"Tanya ayah, bagian mananya yang sakit." Sembari memberi arahan pada miranda, tasya melepas kancing celana jihan, dan memeriksa sirkulasi pernafasan ibunya.

"Tenang, sya. Semua bakal baik-baik aja."

Sambil mengecek jalur pernapasan ibunya, tasya lalu menekan jarinya pada lengan jihan, mencoba mencocokan denyut nadi jihan dengan jam di tangannya.

"Normal," gumam tasya.

Beruntung, keamanan mobil yang di tumpangi heru dan jihan langsung aktif saat benturan terjadi. Jika kantung udara pada mobil itu tidak bekerja, maka dapat di pastikan, dampak yang di terima heru dan jihan akan sangat fatal.

Karena kondisi jihan yang tak sadarkan diri, tasya mulai mengecek semua tubuh jihan, kalau-kalau ada memar di bagian tubuhnya karena benturan.

"Terima kasih, Tuhan," desah tasya.

Tidak ada luka yang fatal pada heru dan jihan. Hanya ada beberapa goresan karena pecahan kaca, dan juga beberapa luka sobek di bagian kaki.

Sreeettttt

Devil For Rent - Fix You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang