malam minggu merupakan malam yang di tunggu para pasangan muda. Biasanya mereka akan menghabiskan waktu bersama.
Tapi, berbeda dengan jisoo. Ia tidak bisa menghabiskan waktu bersama dejun kekasihnya. Untuk pergi keluar saja ia harus lakukan dengan cara sembunyi sembunyi.
Berada di dalam kamarnya, jisoo termenung sendiri. Wajahnya di tekuk. Sesekali ia melirik ke arah ponselnya yang tergeletak di sampingnya.
Jisoo menunggu pesan dari dejun.
Ting ..
Begitu terdengar satu noitif, jisoo langsung menyambar ponselnya.
Ia buka dan baca pesan yang sedari tadi ia tunggu." aku di depan gang .."
Seperti itulah pesan yang dejun kirimkan, sangat singkat namun mampu merubah wajah memberengut jisoo menjadi ceria.
Bergegas jisoo beranjak dari tempat tidurnya. Ia menyambar tas kecilnya dan kemudian melangkah pergi keluar dari kamarnya.
Penuh ke hati-hatian, sudah di katakan jisoo selalu pergi dengan cara sembunyi sembunyi.
Langkahnya di perlambat, Ia berjalan dengan cara mengendap ngendap.
Pintu sudah berada di depan mata, jisoo mempercepat langkahnya. ia berlari pelan agar lebih capat keluar dari rumahnya.
" mau kemana kamu ..?"
Seketika jisoo menghentikan langkahnya. Suara sang ayah terdengar di telinganya.
Jisoo menggerakan kepalanya, menoleh ke arah sumber suara. Terkejutnya dia ketika ia melihat sosok sang ayah yang ternyata tengah duduk dengan menyilangkan kaki dan koran yang berada dalam genggaman.
Berdiri menghadap sang ayah, jisoo menautkan jari-jarinya. Gugup dan takut, itu yang dia rasakan.
Rasa takut semakin melanda, ketika sang ayah berdiri kemudian melangkah menghampiri dan menatap jisoo dengan penuh selidik.
Jisoo menundukan wajahnya.
" kamu mau kemana ? .. ini sudah malam .." kata nya, malam untuk sang ayah. Tapi tidak untuk kaum muda yang ingin menghabiskan waktu bersama dengan kekasihnya.
Jisoo diam, ia mencari-cari alasan agar bisa lepas dari jeratan ayahnya.
" jisoo kamu masih disini ? .. oma kira kamu sudah pergi .. dari tadi oma nungguin pesanan oma .."
Luar biasa, jisoo ingin meloncat karena senang. Dewa penolong hadir di waktu yang tepat.
Ayah jisoo atau yang biasa di sapa dengan sebutan tuan kim, menoleh. Di lihat ibunya yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya.
" ibu pesan apa sama jisoo ..?" Tanya nya, sedikit merasa curiga.
Jisoo kembali gugup, sedangkan nenek kim bersiap untuk bicara dengan mimik wajah yang santai.
" seperti biasa .. makanan kesukaan ibu .. martabak telur .." sahut nenek kim. Dalam wajah yang tertunduk jisoo tersenyum senang.
Tuan kim kembali mengalihkan perhatiannya kearah jisoo. Jisoo yang sadar buru-buru merubah ekspresi wajahnya.
" apa itu benar ..?" Tuan kim masih tidak percaya.
Nenek kim memutar bolamatanya malas. Putranya ini selalu bersikap semaunya.
" kalau ibu ini wanita hamil, mungkin nanti bayi nya akan lahir dengan air liur yang menetes karena kamu mencoba menghalangi jisoo .." kata nenek kim.
" saya tidak menghalangi jisoo .. saya hanya bertanya kemana jisoo akan pergi dimalam hari seperti ini .." sahut tuan kim. Yang di kenal tak pernah mau mengalah, meski itu dengan ibu kandungnya sendiri.
Lagi, nenek kim memutar bolamatanya malas.
" sekarang kamu sudah tahu .. sudah sana jisoo pergi .. jangan sampai oma marah gara-gara kamu .." kata nenek kim.
Jisoo terkejut, ia sedikit panik.
" aku pergi dulu pa .." pamit jisoo, dan kemudian melenggang pergi meninggalkan tuan kim yang menatap penuh selidik ke arah jisoo, bahkan tuan kim sampai mengerutkan dahinya.
Melihat bagaimana ekspresi wajah putranya, nenek kim menghela nafas.
Kemudian ia melangkah menghampiri putranya.
" daripada kamu sibuk ngurusin jisoo .. akan lebih baik kamu sibukan diri kamu untuk menasehati lucas yang kerjanya hanya sibuk mengurus ular-ularnya .." kata nenek kim, kemudian ia berlalu pergi meninggalkan putranya.
Ditinggal sendiri tuan kim menghela nafas kasarnya. Ia memikirkan perkataan ibunya tentang putranya lucas.
Akhirnya tuan kim melangkah pergi naik ke lantai atas rumahnya. Tujuannya yaitu kamar lucas.
..
Jisoo berlari, ketika ia sudah semakin dekat dengan mobil yang tengah menunggunya.
Di dalam mobil dengan sabar dejun menunggu.
Ia menyunggingkan senyum ketika jisoo sudah berdiri di luar mobilnya.
Bergegas dejun membuka pintu mobilnya, dan dengan secepat kilat jisoo masuk ke dalam mobil dejun.
" sorry lama .. biasa papa datang di waktu yang tidak tepat .." kata jisoo memberi penjelasan.
Dejun tersenyum.
" sudah ku duga .. terus sekarang siapa dewa nya ..?" Tanya dejun sedikit memberi sindiran. Jisoo memasang wajah jengahnya, kemudian ia menghela nafasnya.
" siapa lagi kalau bukan oma .. mama mana mungkin.. dia terlalu patuh sama papa .." sahut jisoo, sembari memasang sabuk pengamannya.
" jadi cantik .. malam ini kita kemana ..?"
" kemana aja deh .. yang penting gak ketahuan mata-mata papa .."
" ke hotel aja kalau gitu .. pasti aman .." kata dejun, seketika jisoo memberinya tatapan tajam.
Dejun terkekeh. Kemudian tangannya terulur mengusap surai hitam milik jisoonya.
" bercanda sayang .. ya udah malam ini aku bakal bawa kamu ke tempat ternyaman .." kata dejun, dengan senyum manis jisoo menganggukkan kepala.
Dejun menghidupkan mesin mobilnya, dan tak lama mobil yang dejun kendarai melaju menjauh meninggalkan tempat ia menunggu jisoo.
Dalam perjalan menuju tempat tujuan jisoo berdoa. Dalam doanya ia berharap agar mata-mata ayahnya tak menemukannya.
...
Bersambung ..
Jadi buat kalian yang masih bingung. Hubungan jisoo sama dejun itu gak direstuin sama keluarga masing masing ya.
Nanti bakal aku ceritain kenapa sampe gak direstuin .. tapi jangan sekarang ya ..
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAINST BLESSING ..!!
Fanfictionjika kita bahagia, maka orangtua pun turut bahagia. tapi, jika kebahagian kita merupaka duka bagi mereka. apa yang akan kita lakukan. melawan atau menyerah pada takdir ..? jisoo xiaojun