7

37 7 0
                                    

Mobil berhenti tepat di depan sebuah gang.

Jisoo yang menumpangi mobil itu bergegas melepas sabuk pengaman. Kemudian ia menoleh menatap dejun yang duduk di kursi kemudi.

" aku turun ya .." kata jisoo, dejun mengangguk.

Jisoo membuka pintu dan kemudian keluar dari mobil mewah milik dejun. Dejun sendiri menatap jisoo dengan tatapan penuh arti.

Tak lama dejun menghela nafas pelan.

" hati hati .." kata jisoo yang saat ini sudah berdiri di luar. Dengan senyum tipis dejun menganggukkan kepala, dan kemudian mulai menghidupkan mesin mobilnya.

Dejun kembali menatap jisoo, di lihatnya jisoo yang tersenyum dan kemudian melambaikan telapak tangannya.

Dejun membalas lambaian tangan jisoo, dan kemudian mobil yang dejun kendarai mulai melaju pelan hingga akhirnya melaju meninggalkan jisoo.

Dejun sudah menjauh, tinggalah jisoo seorang diri. Ia menghembuskan nafas kasarnya. Kemudian ia melangkahkan kaki menyusuri jalan menuju kediamannya.















..

Pagi saat jisoo akan pergi ke kampus, ia melihat lucas tengah berbaring dengan santai di atas soffa.

Dan kini ketika jisoo pulang, ia kembali melihat hal yang sama seperti yang lucas lakukan di pagi hari.

Di ambang pintu jisoo memutar bola matanya malas melihat kebiasaan buruk kakak kandungnya itu.

Berusaha abai, jisoo melangkahkan kaki untuk masuk lebih dalam.

ruang pribadinya adalah tujuan utama.

" baru pulang lu ..?" Tanya lucas ketika jisoo melintas di area ruang keluarga.

Jisoo menghentikan langkahnya, ia berdiri dan menatap lucas.

" ini kan emangnya jam aku pulang kuliah .." sahut jisoo. Ia yakin pasti lucas akan kembali mengatakan hal yang tidak tidak.

" ya kali aja lu maen dulu sama ..."

" sama siapa .. ga usah ngomong sembarangan deh .. mendingan kakak liat deh ular ular kakak itu .. ini udah mau sore, udah waktunya mereka makan .." jisoo memotong ucapan lucas.

Lucas berdecih. kemudian ia beranjak dari posisi santainya. Lucas bangun dan kemudian melangkahkan kakinya.

Begitu ia berada di dekat jisoo, lucas menghentikan langkahnya dan menatap jisoo dengan tatapan sinisnya.

" gue tau kok kalau selama ini lu .."

" lucas .."

Suara nenek kim menghentikan ucapan lucas. Bersama dengan jisoo, ia menoleh dan melihat nenek kim yang saat ini berdiri di ambang pintu.

" jisoo .. kamu istirahat sana .. dan kamu lucas, ayo bantu oma .."

Diam diam jisoo menahan tawanya, ingin sekali ia menertawakan kakaknya itu. Sedangkan lucas kini mendengus dan memutar bola matanya malas. Namun, meski begitu lucas akan menuruti perintah sang nenek, ia tidak berani membantah sang nenek.

Lucas melangkah meninggalkan jisoo dan menghampiri nenek kim.

Sedangkan jisoo menghela nafas leganya, ia harus selalu berterima kasih kepada sang nenek karena selalu menyelamatkannya.











....

" jangan di ganti kak .. acaranya lagi seru .." kata hendry. Dejun terkekeh remote tv yang ia genggam di letakan kembali di atas meja.

Duduk bersama hendry, dejun memilih untuk fokus ke arah televisi. Namun tak lama fokus dejun teralihkan oleh suara sang ayah yang tengah berbicara bersama seseorang melalui sambungan telephone.

Pandangan dejun tertuju ke arah televisi, namun telinganya berusaha mendengarkan pembicaraan sang ayah.

" pokoknya kita harus kembali menang dari mereka .. proyek kali ini lebih besar dan menguntungkan .. saya tidak mau kalah dari tuan kim ..bagaimanapun caranya kamu harus membantu saya .."

Dejun tahu betul siapa tuan kim yang di maksud ayahnya. Diam diam ia menghela nafas pelan.

" kenapa kak ..?" Tanya hendry, dejun tak sadar jika hendry duduk di sampingnya dan mendengar helaan nafasnya. Dejun menoleh, ia tersenyum dan menggelengkan kepala.

Suara sang ayah semakin mendekat. Dan kali ini sangat jelas, karena apa ? Sang ayah sudah duduk di soffa lain. Ia masih berbicara dengan rekan bisnisnya.

" saya akan memberi apapun yang kamu minta, asal kamu mampu membantu saya mengalahkan tuan kim .. "

Diam diam dejun melirik ayahnya.

" baik saya tunggu pembuktian kamu .."

Pembicaraan berakhir, benda pintar yang tadi di gunakan untuk berbicara di letakan di atas meja.

Tatapan matanya kini tertuju ke arah dejun dan hendry. Tak lama ia tersenyum.

" papa senang melihat kalian selalu akur .. terus seperti ini ya .." katanya dan kemudian beranjak dari duduknya dan melangkah pergi.

Mendengar ucapan sang ayah, raut wajah dejun berubah.

Sejenak dejun memejamkan matanya. Dalam hati dejun berguman, ayahnya ingin selalu melihat kedua putranya hidup dengan damai, tapi mengapa dia sendiri tidak pernah mau berdamai dengan orang lain ?

satu pertanyaan yang tak mampu dejun jawab. Yang bisa dejun lakukan adalah menghela nafas sabar.











...

Bersambung ..



See you

AGAINST BLESSING ..!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang