Temanku Juliet.
Dia lolos seleksi SnbPTN tahun ini ke perguruan tinggi negri di luar kota.
Aku sangat bangga padanya. Karna dia temanku. Yah, walaupun aku tidak bisa mengikuti jejaknya.
Aku memutuskan untuk langsung bekerja. Karna jika ikut SbtPTN itu harus mengeluarkan uang lagi. Dan keluargaku tak cukup mampu untuk itu.
Hari ini dia pamit akan pindah ke kos an barunya. Kami berpelukan.
Aku sangat sedih. Karna biasanya kami selalu bersama. Tapi katanya aku tak perlu khawatir. Dia akan pulang seminggu sekali dan tersenyum manis meyakinkanku.
Akupun tersenyum membalas senyumannya.
Aku mengantarnya ke stasiun. Saat kereta tiba, dia melambaikan tangannya kearah ku.
Akupun ikut melambai. Tak terasa air mata membasahi pipi.
'berhati-hatilah disana' batinku.
Seminggu berlalu. Aku menunggu kedatangan temanku Juliet di stasiun, katanya dia akan datang hari ini.
Kereta tiba,,,
Lama aku menunggu, tapi Juliet belum terlihat.
Ah, itu dia.
Dia tersenyum kearah ku. Tapi ada yang kurang dari senyumannya.
*
**
***Minggu kedua kedatangannya, aku menunggu nya lagi di stasiun. Seperti kemarin, aku lama menunggunya, sampai akhirnya aku melihat Juliet yang tersenyum kearah ku.
Kali ini tak hanya senyumannya yang terasa kurang, namun dia pun terlihat pucat.
*
**
***Minggu ketiga kedatangannya,.
Tak ada senyum. Senyumnya lenyap entah kemana. Dia juga memakai masker kali ini...
Pasti ada suatu masalah ditempatnya berkuliah.
Aku khawatir.
"Julie, kamu sakit? Akhir-akhir ini ada yang beda dari kamu"
Juliet tak menjawab, tatapannya terasa kosong menatap ke depan. Aku melambai-lambai kewajahnya. Sampai akhirnya dia tersadar dari lamunan dan 'memaksakan' senyumnya.
"Tadi kamu nanya apa?"
Jawabnya.
Sungguh aku khawatir.
"Kalo kamu ada masalah ayo cerita sama aku"
"Hehe. Aku gak papa kok. Ayo pulang"
Dia menarik tanganku agar segera pulang.
Aku sangat khawatir, tak seperti biasanya dia seperti ini.
Aku harus menolongnya.
Pasti ada suatu masalah di kampusnya.
Juliet memang agak sulit bersosialisasi, mungkin karna itu dia mendapatkan banyak masalah.
"Gimana kalo aku ikut kamu ngekos disana. Kebetulan aku libur 3 hari"
Saat aku bicara seperti itu, mata Julie membulat. Dia menengok ke arahku. Dan menggeleng-gelengkan kepalanya cukup kencang.
"Aku gapapa kok. Kamu gak perlu ikut"
"Gapapa kok. Aku mau masti-in kalo kamu bener-bener gak ada masalah disana"
"Enggak... Gak perlu"
Dia terlihat marah.
Selama ini Julie tak pernah marah kepadaku. Baru kali ini aku merasakan kemarahannya.
Dugaan ku semakin menguat bahwa dia memang sedang ada masalah.
Esoknya saat dia ke stasiun, aku juga ikut membawa perlengkapan ku.
Aku akan menginap di kosan nya Julie.
Juliet benar-benar marah. Dia tak mengajakku berbicara sepatah kata pun.
Bahkan matanya 'berkaca-kaca'?
Oh, entahlah.Ada apa sebenarnya...
Sampai di kosannya. Ternyata disana ruangannya sangat luas, bersih dan nyaman.
Tapi kamar mandinya di luar. Gak di dalem.
Padahal ruangannya gede, tapi kamar mandinya kok diluar?
"Jangan pernah mandi"
Itu kata Julie.
Aku bingung. Apa maksudnya jangan pernah mandi?
Nanti bau dong akunya :"
Mungkin Julie masih marah kepadaku.Julie pergi kewarung,. Katanya mau beli sanlet buat nyuci piring.
Gak lupa pake maskernya.
Apa Julie terkena flu?Entah...
Selagi Julie membeli sesuatu. Aku berniat untuk mandi.
Saat aku melihat kamar mandinya, disana sangat mewah. Ada shower, dan bethub. Di sebrang pintu juga terdapat gorden yang sedikit terbuka.
Saat ku tarik, ternyata gorden itu macet. Ah, biarlah.
Ketika ingin segera mandi dan membuka baju, Julie menggedor kamar mandi dengan sangat keras dan cepat.
Aku membukanya. Julie menarik tanganku agar menjauh dari kamar mandi itu.
Aku terkejut saat Julie menampar ku. Tapi setelah itu, dia memelukku dengan erat.
"Jangan. Jangan kesana!"
Julie bergegas mengambil senter dan masuk lagi kedalam kamar mandi dengan menarik lengan ku.
Di dalam kamar mandi, dia memelukku erat,.
Aku bingung,...
Ada apa ini sebenarnya.
Dia juga menyalakan senternya tepat mengenai kaca yang tak tertutup gorden.
"Perhatikan baik-baik Hanum"
Bisik Julie sangat pelan.
Apa maksudnya semua ini.?
Tapi saat ku perhatikan kaca yang terkena senter. Aku terkejut, dibaliknya ada seseorang dengan air liur yang berhamburan.
Astaga.
Apa maksudnya ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstrak2
Teen FictionBuku ke 2 dari Abstrak pertama Cerita diluar logika . Hanya berisi 50 cerita pendek yang berbeda-beda disetiap partnya . Bukan untuk dicontoh dan ditiru . Hanya untuk bersenang-senang dan membunuh rasa bosan barang sedikit :) Komen dan saran sangat...