Abstrak2

7

X: pemeran utama
Y: pemeran pembantu
Chika: penghuni baru

Di lorong yang panjang, sepi, dan gelap terdapat beberapa tempat penginapan orang-orang yang sangat tertutup. Dalam artian mereka menutup diri dari dunia luar, entah kenapa dan bagaimana itu bisa terjadi tak ada yang mengetahuinya. Bahkan orang-orang yang berada disekitaran tempat penginapan itupun bisa dibilang tak pernah melihat penghuni itu keluar untuk berbincang-bincang atau bahkan membeli lauk pauk untuk menunjang kehidupan mereka.

Tepat pada sore tadi, penghuni baru bernama Chika telah tiba mengisi kekosongan ditempat seseorang yang tewas beberapa minggu lalu dengan cara yang mengenaskan. Walau demikian, tak ada yang bergeming, tak ada yang melaporkan perkara itu, demikian juga para tetangga yang mendengar berita itu seolah sudah terbiasa mendengarnya dan menjadikannya sebagai angin lalu.

*Kriettt

Suara pintu terbuka itu mengagetkan penghuni baru yang baru saja sampai dini hari dan membuatnya mengelus dada. Si Y hanya terdiam tanpa mau menoleh pada si korban.

Chika: "ah, syukurlah ada orang. Apa kamu tau kamar ini?"

Chika memberikan secarik kertas pada Y yang bertuliskan nomor kamar Chika. Tanpa menatapnya, Y menunjukkan arah menuju pojok koridor panjang itu. Kepala Chika mengikuti arah tunjukkan si Y dan mengerti arah yang ditunjukkannya.

Chika: "ah, terimakasih"

Dengan senyum tulusnya Chika menundukkan kepala tanda terimakasih. Namun, bukan jawaban yang dia dapat, malah sesuatu yang membuatnya benar-benar bingung.

Y: "jangan membuka pintunya, jangan berbicara... Hehehe"

Setelah berbicara seperti itu dia meninggalkan Chika yang berdiri mematung tanda tak mengerti maksud dari pembicaraan yang Y maksudkan.

'menyeramkan' pikirnya

Setelah dirasanya telah sampai pada kamar yang dituju, Chika memegang gagang pintu sambil memikirkan apa yang dimaksudkan oleh si Y tadi.

'apa pintunya rusak? Apa ada yang sedang sakit gigi?' pikirnya.

Akhirnya tanpa ragu, dia membuka pintunya dan tak ada yang terjadi.
Dilihatnya dengan detail pintu itu tapi tak ada sedikitpun kata tak layak pada pintunya. Malah terlihat wajar dan biasa-biasa saja. Chika menggeleng dan membuang pikiran jeleknya.

'mungkin tadi dia sedang mempermainkan ku' pikirnya dan segera merapihkan barang-barang yang ia bawa.

Malam tiba. Waktunya untuk pemilik penginapan untuk mengabsen satu persatu penghuni penginapan.

X: "Malam..."

Suara parau pemilik tempat penginapan menyusuri lorong panjang sepi, dan gelap itu disetiap pintu yang tertutup.

*Tok, tok, tok

X: "hehehe~~"

Itulah tanda jawaban dari si penghuni penginapan tanpa menjawab sepatah katapun. Si pemilik penginapan mulai berjalan lagi,. Dan terus mengulangi hal yang sama disetiap pintu.

X: "malam..."

*Tok, tok, tok

X: "hehehe~~"

Terus-menerus mengulang hingga akhirnya dia berhenti pada pintu yang terakhir untuk mengakhiri kegiatan malamnya.

X: "malam..."

*Kriett

Chika: "ya, ada ap..."

*Sebet

X: "LANCANG!!!"

Belum selesai Chika mengatakan kalimatnya, si pemilik telah memenggalnya. Darah segar berhambur di atas lantai putih dan bersih itu seperti air terjun yang mengalir deras.

Y: "seperti biasa. Kau sangat kejam X"

Tanpa mempedulikan perkataan Y, si X segera meninggalkan Y dan mayat Chika yang berlumuran darah untuk dibersihkan olehnya.

Y: "huft... padahal sudah kuberi tahu. Tapi dia malah melakukan keduanya. Anak muda memang berbeda hehe"

Sambil memegang kepala dan kerah baju Chika yang sudah terpisah, Y bersiul-siul dan membuangnya ketempat sampah dibelakang penginapan. Bukan, bukan sampah organik maupun sampah rumah tangga. Tapi sampah yang tak mengikuti peraturan.

______________________________________

Yo, balik lagi sama gue :)
Gomen ya ni buku sampe buluk wkwk :"
Gue sibuk sih :v
Selamat menikmati hidangan darah segarnya :)

Babay

Sorry telat pake banget updatenya. Gue lupa :) makluk dah tua :v