- 1 -

530 107 37
                                    

Sisca membanting berkas-berkas yang ia bawa dari ruang meeting ke atas meja kerjanya. Dari pagi, Sisca sudah sibuk dengan berkas yang tidak pernah ada habisnya---setiap hari.

Sisca duduk di kursinya dengan tubuh dihentakan, kedua tangannya bertopang ke atas meja sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

"Bener-bener ya si Dikta!! Gue pengen mutilasi dia kalo kaya gini terus!!!" Gerutu Sisca kesal.

"Kerja, jangan ngedumel mulu"

Sisca menoleh, merubah raut wajah kesalnya menjadi lebih kesal, bahkan murka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sisca menoleh, merubah raut wajah kesalnya menjadi lebih kesal, bahkan murka."Emang menurut Bapak saya daritadi gak kerja?! Saya tidur gitu?!"

Dikta berdecih."Kalo kerja itu yang ikhlas, jangan gerutuan terus. Lagian kan itu emang tugas kamu membantu pekerjaan saya"

'Tapi kenyataannya gue lo jadiin babu, cadel' Sisca membantin.

"Udah jangan ngedumel terus. Pesenin saya makan siang, dan temani saya makan di dalam ruangan saya setelah itu. Awas ya kamu kabur dan makan siang keluar tanpa seizin saya" Setelah mengatakan itu, Dikta masuk kembali ke dalam ruangannya.

Sedangkan Sisca menggeram kesal."Dasar cireng batu!! Hissshhhh!!!!!" Teriak Sisca sambil menghentak-hentakkan kedua kakinya ke lantai.

Dikta tersenyum dari balik pintu ruangannya saat melihat Sisca mengkesal setengah mati dari dalam kaca."Ini belum seberapa, sayang. Secepatnya kamu harus keluar dari perusahaan ini" Gumam Dikta pelan.

Dikta menyandarkan badan di balik pintu itu dengan kepala mengadah ke atas, pikirannya menerawang, sebisa mungkin Dikta harus membuat Sisca tidak betah bekerja dengannya.

Ada misi yang harus di lakukan saat ini.

Sebuah----------------misi rahasia.

***

"Lo gak bisa ikut kita makan siang bareng di luar lagi, Ca?" Emeli menghampiri meja Sisca bersama dengan rekannya, Abimana.

Sisca mengerucutkan bibirnya lucu."Gak bisa~~~~" Rengeknya setengah kesal.

Abi menyilangkan kedua tangannya di atas dada."Kok gue makin lama, makin aneh ya sama sikapnya boss? Gue liat-liat, boss Dikta kek overposesif gitu gak sih Ca ke elo?" Emeli menatap Abi dengan tajam.

"Gak usah ngada-ngada. Ica kan sekretarisnya, jadi wajar kalo boss ganteng minta Ica mempersiapkan semua kebutuhannya. Ya kan, Ca?" Abimana berdecih.

Dasar fans bucin.

Ica tidak menghiraukan ocehan gak penting Emeli dan Abi. Kepalanya pusing, sedangkan hatinya merasa dongkol.

"Halo wanita-wanita cantik, apakah Pak Dikta nya ada?" Abimana mendengus.

"Halo wanita-wanita cantik, apakah Pak Dikta nya ada?" Abimana mendengus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Lama Belum Kelar ( CLBK ) OSH-IYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang