Semenjak kejadian di apartement 2 minggu lalu, sikap Dikta berubah menjadi cuek pada Sisca. Lelaki itu seperti menjaga jarak dan bahkan seperti menghindar, menganggap Sisca tidak ada.
"Ca---eh--maksud saya Sisca, sebelum jam makan siang, tolong kamu kasih berkas ini ke Pak Bagas ya. Saya mau pergi makan siang di luar soalnya" Ujar lelaki itu yang tiba-tiba muncul di hadapan Sisca.
Padahal Sisca baru saja memikirkan lelaki itu.
Bisa gitu ya? 🤔
"Bapak makan di luar?" Tanya Sisca dengan suara pelan.
Ya iyalah, masa mau teriak-teriak. Pasar kali ah 😌
Sisca sedikit bingung, gak biasanya Dikta meng-agendakan makan di luar saat makan siang. Biasanya lelaki itu selalu mengajak dirinya untuk makan siang bersama di dalam ruangannya.
Dikta menatap Sekretarisnya itu dengan sebelah alis naik ke atas."Iya. Kan tadi saya udah bilang" Sisca menatap Dikta dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
Yang di tatap merasa heran."Sis?" Dikta melambaikan tangannya ke atas dan kebawah, tepat berada di hadapan wajah gadis itu.
"Lo ngehindarin gue, Dik?" Tanya Sisca to the point.
Kening Dikta mengernyit, kedua tangan laki-laki itu masuk ke dalam saku celana.
"Cuma perasaan lo aja kali" Saut lelaki itu enteng.
Sisca terdiam.
"Ini masih jam kantor, tolong jaga bahasa kamu ya Sis. Untuk kali ini, kamu saya maafkan" Ujar lelaki itu sekali lagi.
Setelah mengatakan itu, Dikta masuk ke dalam ruangannya.
Sisca meremat kertas yang ia genggam, kemudian menjatuhkan bokongnya dengan kasar ke atas kursi meja kerjanya.
"Bisa-bisanya dia berlaku kaya gitu ke gue" Gerutunya dengan sebal.
Lah, kemarin kan elu yang sok-sok gak mau di deketin sama babang mantan 😏
"Yaelah neng, gerutuan aja, masih pagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Belum Kelar ( CLBK ) OSH-IYA
RandomBagaimana rasanya memiliki Boss yang baperan, banyak mau, dan juga pendendam? Fransisca Bithari, Sekretaris Pribadi Presiden Direktur Danuarta Dikta Sadewa. "Kamu kan saya suruh kerjakan ini? Kenapa malah kerjain yang ini, Ica?". Dikta "Maaf Pak? Bi...