Hari ini suasana kantor cukup hectic, bahkan Sisca hampir tidak melihat keberadaan Dikta seharian ini. Hanya pagi tadi gadis itu melihat Boss nya semenjak pertemuan terakhir mereka dua hari lalu.
"Pak Dikta ganteng banget ya? Gila sih, pas tadi dia lewat depan kita---beuhhh---berdamage." Ucap salah satu karyawan kantor yang kini tengah bergosip ria di dalam kamar mandi.
Sisca yang mendengar hal itu dari salah satu bilik, jelas tergugu di tempat saat mendengar nama Dikta terdengar. Gadis itu tanpa sadar menguping dan mendekatkan telinga di balik pintu bilik miliknya.
"Iya gila!! Pak Dikta tuh ya walau mukanya datar tapi gantengnya kelewatan." Seru salah satu teman karyawan yang memulai obrolan tadi
"Tapi---tadi cewek yang jalan beriringan sama Pak Dikta siapa ya?"
"Yang mana?"
"Itu loh yang tadi jemput pak Dikta di lobby pas jam makan siang."
"Oh, yang cantik banget itu ya?"
Ketiga karyawan itu mengangguk sambil melanjutkan aktifitasnya di depan kaca.
Sedangkan Sisca mengernyitkan dahi saat mendengar itu. Entah kenapa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya.
"Sumpah demi apapun deh, cewek yang tadi siang jemput pak Dikta glowing banget. Kayanya sih teman dekat nya Boss kita gak sih?"
"Kalaupun cewek tadi itu tunangannya pak Dikta, ya gue sih gak heran--pasti tipe-tipe pak Dikta yang selevel sama dia lah, gak kaya kita--upik abu--hahahaha---" Tawa ketiga karyawan itu menggema di setiap sudut toilet tersebut.
Tanpa sadar, Sisca mencengkram gagang pintu biliknya dengan kuat. Bahkan wajah gadis itu terlihat sangat kesal sekarang.
Ceklek
Sisca keluar dari dalam bilik toilet, menghampiri ketiga karyawan itu yang sedari tadi sangat asyik mengobrol.
Ketiganya tersentak saat melihat Sisca yang keluar dari salah satu bilik itu tiba-tiba.
"Mbak Sisca---" Sapa salah satu karyawan tersebut sopan--yang tau betul jabatan Sisca di perusahaan--tempat mereka mencari rejeki.
Sisca memaksakan senyum ramahnya saat membalas sapaan tersebut.
"Hm---mbak---Sekretarisnya Pak Dikta kan?" Tanya salah satunya
Kedua temannya saling menyikut si karyawan yang bertanya pada Sekretaris Utama Bossnya itu.
Oh My Gosh-----
Sisca menoleh ketika sedang membasuh tangan di washtafel."Iya, kenapa?"
Gadis yang bertanya itu meneguk salivanya gugup, antara ingin melanjutkan pertanyaan atau tidak. Tapi---rasa penasarannya lebih mendominasi sekarang.
"Pak Dikta masih jomblo atau sudah punya pacar ya Mbak?" Tanya gadis itu berani, meski terdengar sedikit gugup saat mengatakannya.
Kening Sisca mengernyit,"kenapa kamu tanya saya?"
Gadis itu berdeham,"hmmm---mbak Sisca kan Sekretaris Utama nya Pak Dikta, pasti tau dong--hehehe----"
Sisca menarik tissue kering di dinding dengan gerakan sedikit kasar, menatap ketiga perempuan yang ada di hadapannya saat ini dengan datar.
"Saya hanya Sekretaris beliau, jadi saya tidak tau soal kehidupan pribadi beliau seperti apa."
Sisca melangkah maju ke depan satu langkah, menatap ketiganya ketus dengan kedua tangan yang bersidekap di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Belum Kelar ( CLBK ) OSH-IYA
RandomBagaimana rasanya memiliki Boss yang baperan, banyak mau, dan juga pendendam? Fransisca Bithari, Sekretaris Pribadi Presiden Direktur Danuarta Dikta Sadewa. "Kamu kan saya suruh kerjakan ini? Kenapa malah kerjain yang ini, Ica?". Dikta "Maaf Pak? Bi...