- 4 -

394 85 37
                                    

Dikta menitikan air mata, kedua mata dan hidung lelaki itu memerah. Bibirnya bergetar ketika membaca kalimat perkalimat yang tertulis di dalam buku agenda milik Sisca.

Jadi, ini alasannya?

Tapi kenapa?

Dikta merasa terkhianati atas semua yang terjadi, saat lima tahun lalu.

Dengan perlahan, Dikta menutup pelan buku agenda itu, lalu menelungkupkan kepalanya diatas kedua kepalan tangan dengan siku berdiri di atas meja kerjanya.

Lelaki itu terisak kencang dalam tundukan.

"Harusnya kamu bilang ke aku, Ca. Bukan gini caranya---aku gak pernah ngelakuin hal rendahan kaya gitu--harusnya kamu percaya aku, Ca" Gumamnya lirih.

Ada rasa kecewa yang tiba-tiba bersarang di dalam hatinya saat mengetahui kebenarannya.

Hubungan mereka bisa terselamatkan jika Sisca berkata jujur padanya saat itu.

Sisca membuat dirinya sakit, tanpa sadar bahkan gadis itu membuat keduanya menderita dengan kesakitan masing-masing.

Ceklek.

"Ini bukti yang lo pinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini bukti yang lo pinta. Elsa masih stay di Jepang, dan lusa dia akan balik ke Indo" Mendengar kalimat itu, Dikta mengepalkan sebelah tangannya erat.

Jelas sekali terlihat emosi di wajah lelaki itu."Lo harus sabar, dan ikuti alurnya, Dik"

"Gue gak nyangka, orang yang gue anggap berarti dalam hidup dan orang yang gue hormati selama gue hidup,  ternyata malah jadi dalang dari semua kesakitan gue" Edward menatap Dikta iba.

"Dik--"

Dikta menggeleng."Mereka harus tau, Ed. Mereka sedang berhadapan dengan siapa?"

Edward menghela nafas pelan."Oke. Gue ikutin semua rencana lo"

"Thanks".

***

Luka itu kembali lagi. Perasaan yang susah payah Sisca tahan dan sembuhkan beberapa tahun terakhir, akhirnya balik lagi. Rasanya sangat menyesakkan dada.

Gadis itu tertawa miris penuh jejak air mata berjatuhan di pipi.

Dikta?

Cinta?

Huh?!! Bulshit!!

Dulu, lo juga bilang cinta banget sama gue.

Dulu, lo juga bilang cuma gue satu-satunya perempuan yang lo sayang.

Dulu, lo juga bilang kalo gue----cuma gue----dan hanya gue-----tapi????

Lo hamilin cwe lain, Dikta.

Gue benci elo!!!

Sisca menjatuhkan diri diatas pusara sang Ayah.

Gadis itu menangis pilu.

Cinta Lama Belum Kelar ( CLBK ) OSH-IYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang