Setelah Sisca menampar Dikta, gadis itu berlari menjauh dari jangkauan lelaki itu dengan kedua mata berkaca-kaca.
Dikta sialan! Berani-beraninya dia cium gue!!! - Sisca.
"CA!!!!" Dikta berteriak memanggil sambil berlari mengejar Sisca yang melangkah cepat keluar gedung kantor mereka.
Terjadilah drama kejar-kejaran diantara keduanya----dan jelas hal itu membuat mereka menjadi pusat perhatian.
Srekk
Dikta berhasil mencekal lengan gadis yang tengah terisak itu."Plis Ca. Maafin aku----aku gak bermaksud, tapi aku cuma mau kamu tau perasaan aku, kalo hati ini masih sama kaya dulu, plisss Ca" Lelaki itu berujar lirih.
Rasa cinta dan rindu nya sudah menggunung.
Dikta akui, sedikit pun lelaki itu tidak bisa membenci Sisca meskipun gadis itu memutuskan hubungannya secara sepihak bertahun-tahun lalu.
"Lepas!!" Mohon Sisca dan enggan untuk menolehkan wajah sedikitpun ke arah Dikta.
Gadis itu rasanya tidak sanggup untuk melihat ke arah lelaki itu.
Lelaki yang beberapa menit lalu menyerangnya dengan ciuman.
Brengsek!!
Dikta menyentak lengan Sisca hingga membuat tubuh gadis itu menghadap ke arahnya.
Sakit.
Hal pertama yang Dikta rasakan adalah sakit saat melihat kedua mata gadis itu mengeluarkan air mata.
Wajah gadisnya yang memerah, terisak serta menatap dirinya seolah Dikta telah memberikan luka pada gadis itu terlalu dalam.
Gadisnya???
Jantung Dikta berdegup dengan kencang.
Pasokan udara seakan menipis hingga nafas Dikta tercekat.
Sesak rasanya.
Lelaki itu membawa Sisca masuk ke dalam dekapannya."Bilang sama aku, Ca. Apa alasan kamu minta putus dari aku waktu itu? Padahal hubungan kita baik-baik aja" Dikta juga tidak bisa lagi menahan cairan bening yang sudah terbendung di pelupuk matanya sedari tadi.
Laki-laki itu menangis.
Keduanya begitu rapuh.
Mereka merasakan sakit dengan versi masing-masing.
Sisca tidak menjawab. Gadis itu semakin menangis di dalam dekapan hangat lelaki itu.
"I love you, Ca. I love you 'till the end----gak ada yang bisa gantiin posisi kamu di hati aku---always you------" Ungkapan hati Dikta terdengar begitu menyayat hati.
Sisca semakin dalam menenggelamkan kepalanya di depan dada bidang Dikta.
'Aku juga masih cinta kamu, Dik'
Saut Sisca dalam hati.
Gadis itu jelas tidak akan pernah mengucapkan kalimat sakral itu secara gamblang. Rasa sakitnya masih jelas ia rasakan meskipun sudah terlewat beberapa tahun.
Tiba-tiba Sisca mendorong tubuh Dikta ke belakang, hingga lelaki itu tersentak. Sisca menatap Dikta menyalang, mengusap air mata yang terjatuh di kedua pipinya secara kasar.
"Jangan pernah bilang cinta kalau kamu-----gak bisa jaga hati kamu, Dik!! Jangan pernah!!" Marah Sisca berucap dengan menggebu.
Uneg-uneg yang selama ini terpendam akhirnya ia luapkan di hadapan lelaki itu secara langsung.
Dikta yang mendengar tuduhan itu mengernyit.
Apa maksud gadis itu?
Dikta mencoba menggenggam tangan gadis itu, namun Sisca menepisnya."JANGAN SENTUH AKU!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Belum Kelar ( CLBK ) OSH-IYA
RandomBagaimana rasanya memiliki Boss yang baperan, banyak mau, dan juga pendendam? Fransisca Bithari, Sekretaris Pribadi Presiden Direktur Danuarta Dikta Sadewa. "Kamu kan saya suruh kerjakan ini? Kenapa malah kerjain yang ini, Ica?". Dikta "Maaf Pak? Bi...