2

31 2 0
                                    

   Dua bersaudara itupun akhirnya sampai di sekolah. Kebut-kebutan tentu saja. Kyra akan terlambat jika kakaknya tidak mengebut seperti orang kesetanan membawa motornya. Untung jalan yang mereka lalui bukanlah jalan raya, jadi masih terpantau aman dari mata para polisi yang sedang bertugas.

   Saat memasuki pekarangan sekolah, beberapa pasang mata melihat ke arah Kyra. Ya gimana nggak? Seorang Abyan membonceng perempuan di jok belakang motornya.

  Warga sekolah mana tahu kalau Abyan si anak populer itu; karna geng circle nya dan syukur jalan hidupnya baik (Abyan ketua eskul bola). Memiliki seorang adik perempuan.

   Ya memang Abyan tidak pernah ngumbar tentang keluarganya. Apalagi adiknya. Singkat kata, dia itu protektif.

   "Kak kok aku diliatin sih?" tanya Kyra pada sang kakak yang masih membereskan seragamnya.

   "Cuekin aja. Siapa suruh punya abang populer"   jawabnya tengil.

   "Dih"

   "Tau ga kelasnya dimana? Biar kakak antar" tawar Abyan. Kyra menggeleng.

   "Gatau kak, tapi bentar, tadi Key udah chat Amanda."

   "Dia udah sampai?"

   "Bentar lagi"

   Benar saja. Selang beberapa menit, Amanda, sahabat Kyra sedari kecil, sedang berlari menuju Kyra dan Abyan di dekat parkiran.

   "Hhh... Anjir capek gue..." eluh Amanda. Gadis itu mengeluh kecapean. Ia berulang kali mengusap peluh di dahi nya. Entah dapat ide dari mana ia lari-larian dari gerbang sampe parkiran. Kan lumayan jaraknya.

   "Ngapa lari-larian sih? Masih dua puluh menit lagi padahal," balas Kyra. "Nih minum" ucap Kyra sambil mengulurkan sebotol air mineral kepada sahabatnya itu.

   "Thanks," jawabnya lalu meneguk air itu. "Eh ada Kak Bian, hai kak" sapa Amanda pada Abyan yang kembali menghampiri mereka berdua setelah menerima telpon dari temannya.

   "Hai Man," balas Abyan tersenyum kepada perempuan yang sudah dianggapnya seperti adiknya sendiri. "Key, sama Amanda ya? Kakak udah ditelpon teman nih. Nanti langsung ke kelas letak barang, jangan lupa name tag nya dipakai. Kalau udah bel langsung ke lapangan basket. Tau kan? Amanda pasti tau. Jangan kepisah kalian. Manda tolong ya? Tau sendiri Kyra suka ceroboh, tolong perhatiin barang-barangnya ya" ucap Abyan pada kedua insan yang sedari tadi sudah menggait kedua lengan mereka.

   "Sip oke kak" jawab Amanda sambil melebarkan senyumnya pada Abyan.

   "Satu lagi, kalau ada senior yang macem macem. Lapor ke kakak" nasihat Abyan.

   Lagi-lagi keduanya mengangguk.

   Abyan meninggalkan mereka berdua, kemudian berlalu ke ruang osis, janji membantu temannya mengurusi ospek junior nya nanti.

   Sedangkan Kyra dan Amanda, yang mendapatkan satu kelompok saat ospek, segera melangkah menuju kelasnya. Kyra menatap kagum gedung-gedung yang dilewatinya. Sekolahnya lumayan luas. Mungkin sangat luas?

   Sesampainya di kelas, ia sudah melihat banyak sosok wajah asing yang tidak dikenalinya. Benar-benar asing. Ia hanya mengenali Amanda seorang. Kelasnya sudah ramai, tapi suasana kelas itu adem saja. Mungkin karena belum saling mengenal, masih agak canggung.

   Kyra dan Amanda mengambil kursi di bagian belakang. Merapihkan barang bawaan dan berbincang santai sembari menunggu bel masuk.

   Teng... Teng...  Jam pertama dimulai...

   Itu suara bel sekolah.

   Seisi kelas kemudian ricuh, semuanya sibuk menyiapkan peralatan yang perlu digunakan saat ospek.

RANDOM THOUGHTS || YJWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang