🐞8. Kenyamanan

31 19 1
                                    

"Ketika dirimu nyaman dan bisa jadi diri sendiri, saat bersama seseorang yang kamu sayangi, itulah rumahmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika dirimu nyaman dan bisa jadi diri sendiri, saat bersama seseorang yang kamu sayangi, itulah rumahmu."

~Novarlestar

*

"Loh, ko berhenti disini?" Arle turun dari motor disusul Lemino. Lemino melepas helmnya menyisir rambut dengan jari-jari lentiknya. Oke, Lemino masih ganteng juga sih.

Tak lupa, Lemino melepas kaitan helm pada degu Arle. Diletakannya helm pink itu pada motornya.

"Gw tau lo laper, sayang."

Lemino memasuki kafe. Okelah, Arle membuntut dibelakang Lemino. Lumayan kan dapet traktiran dari Lemino. Lagian perut kecilnya mulai berdemo minta di isi.

Setelah memesan 2 porsi nasi goreng, 2 cup es cream, dan 2 jus jeruk pesanan jadi dalam jangka 13 menit.

Pesanan datang. Aroma nasi goreng begitu menggugah selera keduanya. Makanan siap disantap. Benda pipih disaku Arle bergetar. Menghentikan aksi Arle yang baru saja ingin menyantap makanannya dengan ganas.

Bang Ze. Pasti abangnya ini sudah pulang dan mencari keberadaannya. Arle menggeser tombol hijau dengan ibu jarinya. Ditempelkan benda pipih itu pada telinganya.

"Hallo, Bang... "

Lemino melirik. Oh, ternyata abangnya. Ia pikir Zavier yang telah mengganggu makan siang berduanya dengan Arle.

"Lo dimana, De? Pergi-pergi ngga ijin dulu lo." Omel Zero. Ketara dari suaranya ia mengkhawatirkan Arle. Yaa... Walaupun zero meng omel singkat, Arle mengerti abangnya itu tengah memberikan perhatian kecil.

"Abis nganterin Lele beli buku, Bang. Maaf ngga ijin dulu. Kelupaan. Nanti Denok lagi makan bareng Lele. Ntar abis ini pul-

" Hallo, Bang." Lemino merebut HP Arle tiba-tiba. Arle kesal di buatnya. Dipukul lengan Lemino pelan.

"Ish, ngeselin lo, ah. Gw lagi ngomong juga." Sewot Arle.

Lemino nyengir. "Hehe... Iya maap ya Ar. Bentar, gw mau ngomong sama kaka ipar."

Ya sudahlah ngga apa-apa. Arle langsung saja menyantap nasi goreng yang sudah menggugah seleranya sejak tadi.

"Iya, hallo Lele." Sahut Bang Ze dari ujung telfon.

"Abang tadi abis kemana? Ko rumahnya sepi sih, Bang? Kaya hati Abang. Mhehehe... " Ledek Lemino.

"Ga gw restuin lo sama Arle. Biar jomblo sehidup-semati." Ancam Zero setengah becanda.

ArleminoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang