Bab 4

1.3K 183 17
                                    

Hai semuanya jangan lupa vote dan komennya ya... Maacih....


Feng Yue mulai bekerja hari itu juga, lalu manager Choi Wuyen datang ke ruangan dimana Loan, Lily, dan Feng Yue bekerja. "Pagi semua..."

"Pagi pak...." seru mereka bertiga.

Choi Wuyen: "Baiklah, besok kita akan pergi kesuatu tempat. Tapi sebelum itu, selesaikan semua laporan itu hari ini. Dan kau Feng Yue, ini kerjakan juga laporan ini."

"Baik pak..." ujar Feng Yue.

"Kalau tidak ada yang kau mengerti, tanyakan saja sama Lily atau Loan. Bertanya kepada saya langsung juga tidak apa-apa." Seru Wuyen.

Feng Yue hanya mengangguk, Choi Wuyen sebenarnya orang baik dan enak di ajak bicara. Namun terkadang menyebalkan di satu sisi karena dirinya tidak pernah mau disalahkan, hanya merasa dirinya paling benar. Lily melihat semua berkas itu, lalu berbicara. "Kasus baru, sepertinya tidak jauh dari gunung yang ada di Changnan."

"Benar, apa kita akan mendaki gunung?" ujar Loan.

"Sepertinya begitu... Ya sudah ayo kita kerjakan dulu laporannya, dan Feng Yue kita satu tim, jadi kalau ada apa-apa yang tidak kau mengerti, tanyakan saja. Oke," seru Lily.

Feng Yue mengangguk, mereka bertiga mengerjakan laporan itu. Lalu ponsel Feng Yue bergetar. Feng Yue melihat ponselnya dan melihat nama yang ada di ponselnya itu.

Mark: "Feng Yue, aku ingin kita bertemu dan berbicara, jam makan siang nanti aku jemput."

Feng Yue membalas pesan itu. "Baiklah, tidak usah menjemputku. Katakan saja dimana, aku akan kesana."

Mark: "Di cafe biasa, aku tunggu disana."

Feng Yue hanya membalas 'Oke' lalu ia menyimpan kembali ponselnya. Feng Yue dengan cepat mempelajari semua berkas yang ia kerjakan. Jam makan siang sudah tiba, lalu Lily berbicara. "Feng Yue, Loan... Ayo kita makan siang dulu."

Loan mengangguk, lalu Feng Yue berbicara. "Aku sudah ada janji sama teman di luar... Lain kali aku makan bareng kalian ya."

"Iya tidak apa-apa... Ya sudah ayo pergi sana jangan biarkan dia lama menunggu." ujar Loan.

Feng Yue mengangguk, lalu ia pergi meninggalkan kantor. Lily memanggil Feng Yue. "Feng Yue, pakai saja mobilku biar tidak terlambat."

"Tidak usah repot-repot, aku ada mobil kok." Sahut Feng Yue.

Lalu Lily dan Loan tersenyum saat mendengar Feng Yue punya mobil. "Aku rasa, kakak yang memberikannya."

Loan terkekeh geli: "Abangmu jatuh cinta dengan Feng Yue."

Lily: "Walau semua karyawan dapat fasilitas, hanya rumah bukan mobil. Dan mobil yang di berikan juga yang paling mahal..."

"Fix Aaron jatuh cinta pada pandangan pertama." sahut Loan.

Mereka berdua tertawa, lalu pergi untuk makan siang di kantin yang ada di kantor itu. Aaron keluar dari ruangannya, lalu menanyakan kemana Feng Yue kenapa tidak bersama mereka. "Dimana Feng Yue?"

"Dia pergi katanya udah janji sama temannya," ujar Lily.

Aaron agak kecewa sedikit, mereka pun pergi ke kantin. Jam istirahat mereka dua jam, satu jam kemudian Feng Yue kembali dan menuju kantin dengan muka masam dan raut wajah sedih.

Loan: "Loh itu Feng Yue..."

Aaron menoleh lalu memanggil Feng Yue. "Feng Yue, sini."

Feng Yue datang dan duduk di samping Aaron. Lalu Lily berbicara. "Kau kenapa, kok mukamu sedih gitu."

Feng Yue meneteskan air matanya, lalu menangis sejadi-jadinya... "Huuuaaaaaa.... Hiks hiks..."

"Tenangkan dirimu ada apa?" tanya Loan.

Satu jam sebelumnya....

Feng Yue tiba di Cafe tempat biasa mereka sering nongkrong dan kencan. Saat tiba dan duduk di seberang Mark, Mark langsung berbicara. "Maafkan aku Feng, tapi aku rasa kita harus putus. Aku sudah menemukan kekasih baru yang jauh lebih baik darimu."

Bagaikan petir di siang bolong, Feng Yue langsung menyiramkan air minum kewajah Mark. Feng Yue bicara, "Dasar tidak tau diri, kau susah sama siapa? Giliran udah senang hidup kau, langsung kau buang aku. Hah, tapi ya sudah, bagus kalau begitu. Makasih,"

Feng Yue pergi dari sana, lalu meninggalkan Mark bersama kekasih barunya itu. Hubungan yang sudah di jalin selama tujuh tahun kandas begitu saja. Aaron langsung berpeluang besar untuk memenangkan hatinya. Lalu Aaron berbicara. "Sudah sudah, tenangkan hatimu. Kau sudah makan?"

Feng Yue menggelengkan kepalanya, lalu Aaron memesankan makanan untuknya. Sambil terisak, Feng Yue memakan makanannya seperti orang kesetanan. Lily yang melihatnya tidak ingin tidak berkomentar. "Feng, pelan-pelan makannya, nanti tersedak."

Seperti anak kucing Feng Yue menurut, lalu mereka makan bersama. Dalam waktu sekejap, Feng Yue melupakan kejadian itu. Ia bahkan sudah terlihat akrab dengan Aaron dan yang lainnya. Aaron senang, karena dasarnya Feng Yue anak yang ceria, jadi dirinya tidak suka kalau melihat Feng Yue sedih atau murung. Mereka kembali keruangan masing-masing, lalu Feng Yue sudah menyelesaikan tugasnya dan meminta masukan kepada Lily dan Loan.

"Nona Ly... Coba periksa laporanku, apakah sudah benar?" ujar Feng Yue.

"Coba bawa kemari," ujar Lily.

Loan dan Lily melihat laporan itu, betapa terkejutnya mereka semua laporan itu jelas, rapih, dan terperinci. Loan berbicara. "Ini sih bagus banget, kayak sudah berpengalaman gitu di penelitian."

"Makasih, semua berkat kalian yang mengajariku. Tapi sepertinya ada yang janggal." ujar Feng Yue.

"Hanya perasaanmu saja, ya susah ayo kita kumpulkan dan berikan kepada Choi Wuyen, biar kita cepat pulang." ujar Lily.

Mereka bertiga menyerahkan laporan laporan yang sudah selesai itu, Wuyen memeriksa satu persatu dan suka dengan hasil kerja mereka. Jam sudah pukul empat sore, jadi mereka semua pulang kerumah masing-masing. Aaron memanggil Feng Yue, lalu berbicara. "Feng Yue, nanti malam kau ada acara?"

Feng Yue meringis lalu berbicara. "Mnp, nanti malam saya mau beres-beres rumah Pak, soalnya mau pindah dari kontrakan kerumah yang baru."

"Oh ya sudah kalau begitu, lain kali saja. Selesai beres-beres kau langsung istirahat ya, hati-hati di jalan." ujar Aaron sambil mengacak rambut Feng Yue.

Choi Wuyen yang melihatnya juga ikutan mengacak rambut Feng Yue, hal itu membuat Feng Yue kesal dan hanya memanyunkan bibirnya. Choi Wuyen langsung berbicara. "Jangan sok imut, nanti habis kau sama Aaron,"

"Maksudnya... Dia suka gemas melihat wajah imutmu... Hati-hati, dia jatuh cinta padamu." ujar Choi Wuyen.

"Ehhehehe... Pak Choi gak suka gitu sama aku?" goda Feng Yue.

"Suka sih, tapi biarkan sahabatku saja yang mencintaimu. Udah kelamaan jomblo, udah berkarat dia... Ahahahha." ujar Choi Wuyen.

Feng Yue meringis, lalu pergi dari sana. Perjalanannya tidak jauh dari kantor, begitu sampai kontrakan, Feng Yue langsung mengemasi barang-barangnya yang cuman sedikit. Lalu setelah selesai dirinya berangkat kealamat yang di berikan oleh Aaron, rumah baru yang mewah. Tapi saat dalam perjalanan...

Bruuuuk

"Astaga... Hampir saja nabrak orang..." ujar Feng Yue.

Feng Yue keluar dari mobilnya lalu melihat sekitar, tidak ada orang lain disana. Feng Yue naik lagi kedalam mobil, lalu menjalankan kembali mobilnya. 'Bayangan tadi, itu manusia bukan?'

Seketika bulu kudug Feng Yue meremang, ia menghidupkan musik agar mengalihkan pikiran itu. Feng Yue sampai di perumahan mewah dan elite, di rumah itu sudah tersedia fasilitas lengkap. Feng Yue masuk dan membereskan semua barang-barangnya, terdapat satu ruangan kerja disana. Feng Yue pergi kedapur untuk memasak sesuatu, dirinya lapar sekali. Bayangan yang Feng Yue hampir tabrak, mengikuti Feng Yue sampai kerumah itu.










Bersambung....



Jangan lupa Vote dan komennya ya....

BL - DYNASTIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang