Seiring dengan berjalanannya waktu, semua akan semakin terlihat jelas pada akhirnya. Feng Yue dan Lao Wen sampai di penginapan, Byung Un dan Ayuan seperti biasa menjaga mereka di luar. Namun di kamar juga, Feng Yue berusaha menenangkan pikirannya, ia memejamkan matanya dan suara-suara itu terdengar lagi.
"Feng Yueeee.... Feng Yue...."
Feng Yue terus fokus kepada suara itu, dan dalam sekejap mata Feng Yue hilang dari hadapan Lao Wen. Lao Wen juga sedang meditasi, namun saat mengetahui Feng Yue tidak ada, ia mencari dan sedikit cemas. Namun ia mencoba bermeditasi lagi untuk menenangkan hatinya.
Di alam lain, Feng Yue terus berjalan mengikuti dari mana arah suara itu. 'Fenggg yueeee.....'
'Kemarilaaaaaah....'
Feng Yue terus berjalan, dan benar saja ia sampai dimana semua tanaman itu bercahaya terang dan indah. Makhluk-makhluk kecil layaknya peri beterbangan namun tertidur dan belum bangun. "Siapa disana? Kenapa kau terus memanggilku kemari?"
"Feng Yue... Ini aku Ibumu..." seru suara itu.
"Tidak mungkin, ibuku sudah meninggal... Gak mungkin, kau bohong..." seru Feng Yue.
"Feng Yue, aku sungguh ibumu... Maafkan aku yang telah meninggalkanmu saat kau masih bayi... Ibu harus menjaga dan melindungimu demi keselamatanmu. Ibu menyimpan dan menyembunyikan tempat ini kelak untukmu anakku. Semua klan memusuhi ibu karena ibu jatuh cinta kepada manusia biasa. Tapi lambat laun, banyak kaum klan memilih hidup bersama manusia biasa. Ibu dan ayahmu adalah orang yang membunuh raja Demon. Mereka juga mengincar kekuatan yang ibu miliki. Ibu sengaja menyimpannya semua disini untukmu anakku, ibu hanya bisa memberikan ini semua untukmu untuk menebus semua kesalahan ibu." seru suara itu.
"Tapi... Siapa yang melakukan ini semua padamu dan ayah bu... Aku... Aku..." Feng Yue meneteskan air matanya. Sebuah lingkaran emas itu adalah arwah dari ibunya.
"Seluruh Klan, kecuali orang yang hidup bersamamu saat ini. Yang menjadi suamimu, namun keluarganya lah yang berperan andil dalam penyerangan itu. Ibu hanya bisa menyelamatkan sebagian dari klan Peri. Mereka adalah peri pelindungmu nak, jika kau bersedia menerima kekuatan ibu, mereka akab hidup dan mengikuti semua perintahmu. Di sana, ada air mata surgawi, kekuatannya setara kekuatan badai di seluruh alam. Kau sang pemilik kekuatan lima element anakku, kau bisa mengendalikan Air, Api, Bumi, Angin, dan Cahaya. Kau sudah di takdirkan untuk membawa kedamaian didunia ini bersama Suamimu itu. Maafkan ibu nak, ibu sangat mencintaimu. Terimalah hadiah dari ibu nak, dengan begitu ibu akan pergi dengan tenang." Ujar suara itu lagi.
Feng Yue mengangguk, lalu saat lingkaran emas itu menyentuh tangan Feng Yue, seluruh kekuatan alam bersatu dalam tubuh Feng Yue. Air mata surgawi masuk kedalam jiwanya, semua kekuatan masuk tanpa terkecuali. Feng Yue berteriak sekuat-kuatnya, teriakan pilu saat kehilangan ibunya, namun teriakan itu membangunkan peri peri kecil yang lama tertidur.
"Hormat kami kepada yang mulia Raja Peri, kami sudah lama menunggu kehadiran anda." ujar peri-peri itu.
"Terimakasih, kembalilah aku akan memanggil kalian disaat aku membutuhkannya." ujar Feng Yue.
"Baik yang mulia, segala perintah anda adalah titah bagi kami." ujar peri-peri kecil itu yang langsung hilang dan masuk kedalam tubuh Feng Yue.
Penampilan Feng Yue berubah, berubah semakin cantik dan Anggun. Ia kembali ke penginapan dan melihat Lao Wen sedang bermeditasi. Lao Wen menyadari kalau bidadarinya kembali. Saat melihat ketampanan dan kecantikan yang paripurna, Lao Wen sesikit tertegun.

Emang paripurna sekaleee Feng Yue...
Feng Yue melihat Lao Wen diam lalu berbicara. "Kenapa kau melihatku seperti itu?"
"Kau cantik dan anggun, apakah kau sudah mendapatkan apa yang kau cari, Bidadariku?" ujar Lao Wen.
Feng Yue mengangguk, lalu berbicara. "Aku lelah, bisakah aku tidur di pelukan yang mulia Wen? Tiba-tiba aku merindukan suamiku yang tampan."
Lao Wen tersenyum lalu ia merentangkan tangannya dan Feng Yue masuk kedalam pelukan itu. Lao Wen berbicara. "Jika kau bersikap manis seperti ini terus, aku akan gila."
Feng Yue hanya tersenyum, lalu Lao Wen tidak tahan dan mulai mencium bibir Feng Yue. Feng Yue membalas ciuman itu, perlahan mereka berdua sudah saling melepaskan pakaian. Adegan suami istri itu berlangsung, Feng Yue terus bermain dengan ahlinya. Lao Wen yang menerima servis luar biasa itu tidak tahan lagi untuk tidak melepaskan miliknya di dalam tubuh Feng Yue. Setelah melakukan adegan demi adegan dan beberapa Ronde, mereka kelelahan dan akhirnya tertidur pulas.
Pagi harinya, Lao Wen bangun terlebih dahulu. Ia mengusap lembut surai Feng Yue. Mencium aroma wangi pada rambut Feng Yue, lalu berbicara dalam hati. 'Aku mencintaimu istriku, melebihi apapun di dunia ini.... Jika bukan karena dirimu aku tidak akan hidup lagi sampai sekarang...'
Feng Yue membuka matanya lalu mengecup lembut bibir Lao Wen. "Terimakasih..."
Lao Wen tersenyum lalu berbicara. "Apa bahasa inggrisnya aku cinta padamu di dunia manusia sana?"
"I Love U..." sahut Feng Yue.
"I Love U Too..." sahut Lao Wen.
Feng Yue merasakan pipinya panas 🥵🥵... Ia di gombalin oleh Lao Wen, mereka tertawa lalu Berpelukan kembali. Mereka sudah mandi dan rapih, lalu terdengar suara ketukan dari luar.
"Yang mulia, makanan sudah siap, ayo makan dulu." ujar Byung Un.
"Baiklah, kami segera keluar." sahut Feng Yue.
Lao Wen membuka pintu, lalu Saat Feng Yue keluar Byung Un dan Ayuan tercengang melihat keindahan di depan mereka. Feng Yue berbicara. "Ada apa? Kenapa kalian melihatku seperti itu? Ada yang aneh?"
"Tidak yang mulia, anda terlihat sangat berkilauan." ujar Ayuan.
"Terimakasih, ayo kita makan dulu." ujar Feng Yue.
Byong Un dan Ayuan mengangguk, lalu Byong Un teringat sesuatu. "Bidadari tidak menyamar lagi?"
"Aku tidak membutuhkannya lagi, mereka juga selama ini belum pernah melihatku kan? Jadi ya biarkan saja." ujar Feng Yue.
Mereka pergi ketempat makan di lantai bawah, disana mereka memesan empat kursi. Pemandangan antara makikan dan bawahan terlihat, namun Feng Yue memperlakukan kedua pengawalnya seperti keluarga sejak pertama kali hadir dalam kehidupan mereka. Beberapa orang melihat dan mencemeeh mereka.
"Lihatlah, bahkan kedua pengawal makan satu meja dengan rajanya."
"Tapi siapa lelaki tampan dan cantik itu?"
Banyak lagi yang di ucapkan oleh orang-orang disana, siapa yang tak mengenal Lao Wen. Raja nyentrik dan terkenal sombong itu selalu di kenal setiap orang bahkan musuh-musuhnya. Hal yang paling tak terduga oleh Feng Yue adalah dirinya harus terjebak dengan orang yang memiliki banyak musuh, bahkan ibu suri juga memusuhinya.
Feng Yue tersenyum mendengar ocehan orang-orang itu, tapi jika kalian teliti seketika semua orang memuntahkan es dari mulut mereka dan mulut mereka membeku, hanya satu kali senyuman Feng Yue. Lao Wen, Feng Yue, Byung Un, dan Ayuan makan dengan santainya. Sementara orang-orang itu masih dalam keadaan mulut beku.
"Kau kejam sekali, Ah-Yue ku..." ujar Lao Wen.
"Itu belum seberapa, nanti juga mencair." ujar Feng Yue santai.
Mereka melanjutkan makan mereka, lalu setelah selesai mereka pergi dari saja menunu ke kota lain. Saat mereka beranjak dari sana, es itu mencair. Mereka lega terbebas dari itu semua, Feng Yue menoleh dan tersenyum kearah mereka namun matanya berbicara lain. Orang yang melihat senyuman itu mendadak merinding dan semakin merasakan ketakutan.
Bersambung....
Jangan lupa Vote dan Komennya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
BL - DYNASTIE
Short StoryDirinya menemukan jasad yang usianya sudah ribuan tahun lamanya, di sebuah gua saat dirinya tersesat. Jasadnya masih utuh, dengan rambut putih panjang, dan menggunakan pakaian era Dynastie. Pemuda itu membawa tubuh pria itu ke tempat penelitiannya...