Bab 15

132 70 3
                                    

Sementara itu, San tiba di rumah Mori dengan membawa mereka yang lain.

Theo membantu Mori untuk merawat Sumi manakala Jiung merawat Hyujin yang masih lemah.

" Hyujin ok?" soal San.

Hyujin menganggukkan kepalanya lemah. Jiung menggunakan kuasanya untuk merawat Hyujin sebelum dia tiba-tiba memuntahkan darah.

" Jiung oppa. Kenapa ni?" Hyujin memegang Jiung yang memegang kuat dadanya.

" Jiung kau kenapa?" Theo mendekati Jiung.

Jiung memandang San dengan sebelah matanya berwarna merah.

" Wooyoung,,,,," Jiung menahan rasa sakit.

San mengukir senyuman sebelum melangkah namun Hyujin terlebih dahulu memegang kaki San.

" San. Kenapa dengan Wooyoung? " soal Hyujin.

San cuba melepaskan pegangan Hyujin namun tak berjaya. Mata San berubah ke warna kelabu sebelum darah mula mengalir dari mulutnya.

" San," Hyujin memegang San.

San mengukir senyuman buat Hyujin.
Theo dan Jiung memandang San tanpa boleh melakukan apa-apa.

" Wooyoung dah bunuh diri untuk,," San tidak dapat ceritakan saat badannya perlahan-lahan bertukar kepada debu putih.

" San. Bagitahu apa terjadi,,,," Hyujin memegang San kemas.

San meletakkan tangannya ke atas kepala Hyujin sebelum Hyujin pengsan.

" Jumpa lagi, San, " kata Theo.

San mengukir senyuman sebelum hilang sepenuhnya.

" Jom kita kembali ke dunia manusia, " kata Theo.

" Theo. Aku mintak maaf sebab aku tak tahu tu adik kau. Aku hampir bunuh dia semata-mata untuk dapatkan Wooyoung," Mori bersuara.

" Takpe aku tahu kau sayangkan Wooyoung dan aku tahu Wooyoung akan cuba sedaya-upaya untuk lindung adik aku, " kata Theo.

" Maknanya, kau tahu semua ni akan jadi? " soal Mori.

Theo dan Jiung menganggukkan kepala serentak. Mori mengukir senyuman.

" Sumi mari kita balik, " Theo menghulurkan tangannya.

Sumi menyambut manakala Jiung mengangkat Hyujin sebelum mereka balik ke dunia manusia semula.

Seminggu berlalu namun Hyujin masih belum sedar. Yang berubah hanyalah air matanya yang tidak henti-henti mengalir.

Sumi datang melawat Hyujin di rumahnya. Hyujin masih juga belum sedar.

" Hyujin, bila kau nak sedar? Kau nak aku sunyi ke? Aku tinggalkan kau 4 hari je tapi kau tinggal aku seminggu. Sampai hati kau," Hyujin memegang erat tangan Hyujin.

Theo memasuki bilik Hyujin dengan membawa sebesen air berserta tuala kecil. Perlahan-lahan Theo mengelap muka Hyujin yang kemerahan.

" Terima kasih sebab lawat Hyujin, " kata Theo tanpa memandang Sumi.

" Dia kawan saya. Sejak 200 tahun lalu," kata Sumi.

Theo terus memandang Sumi yang air matanya tidak henti mengalir.

" Sampai bila awak nak pura-pura yang awak tak kenal saya? Sampai bila saya kena pura-pura tak kenal awak? Kenapa awak buat saya macam ni?" Sumi menangis tidak henti-henti.

Theo memegang bahu Sumi sebelum merenung tepat ke dalam anak mata Sumi.

" Sejak bila awak ingat? " soal Sumi.

" Sejak Hyujin sentuh kepala saya. Tiga tahun lepas, " kata Sumi.

Theo terus memeluk Sumi kemas. Air mata Sumi yang membasahi pipi dilap.

" Maaf. Saya tak nak awak susah," kata Theo.

" Awak ingat ingatan demon betina takkan kembali? Lama-lama dia akan kembali saat diperlukan, " Sumi mengelap air matanya.

" Maafkan saya. Maaf," Theo lega memandangkan Sumi sudah ingat ya semula.

" Sumi, sudi tak awak kawin dengan saya? " soal Theo dengan senyuman.

" Kalau saya cakap tak sudi saya tetap kena kawin dengan awak kan? "

My Boyfriend Is A Demon [ ATEEZ ] Where stories live. Discover now